KOMPAS.com - Indonesia menghadapi lonjakan kasus Covid-19 dalam beberapa waktu terakhir.
Kurang lebih 12.990 kasus dilaporkan pada Jumat (28/6/2021), tertinggi sejak Februari 2021.
Dengan 130.096 kasus aktif, banyak rumah sakit kehabisan tempat untuk menampung pasien Covid-19.
Bahkan, sejumlah rumah sakit berada pada kondisi terpaksa harus memilih pasien dengan potensi hidup lebih tinggi untuk dirawat.
Lonjakan kasus Covid-19 kali ini juga bertepatan dengan liburan sekolah. Artinya, ada potensi mobilitas warga di tempat wisata.
Baca juga: Update Vaksinasi Covid-19 Saat Virus Corona Varian Delta Merajalela
Tutup tempat wisata
Epidemiolog Universitas Airlangga (Unair) Surabaya Windhu Purnomo meminta, agar pemerintah menutup tempat wisata guna mengantisipasi penyebaran kasus Covid-19 yang lebih luas.
"Seratus persen harus dilakukan, tak usah nunggu liburan dulu," kata Windhu saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (19/6/2021).
Pasalnya, liburan sekolah bisa memperburuk situasi pandemi di Indonesia yang sedang melonjak akibat beragam faktor.
Beberapa faktor tersebut menurut Windhu adalah arus mudik Lebaran, pergerakan warga ke tempat wisata, pekerja migran yang pulang tanpa karantina ketat, rendahnya testing dan tracing, ketaatan protokol kesehatan yang menurun, serta kemunculan varian Covid-19.
Baca juga: Covid-19 Tak Terkendali, Epidemiolog Singgung Opsi PSBB Jawa
PSBB
Lebih dari menutup wisata, Windhu berharap agar pemerintah melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) secara ketat.
"Jadi harusnya PSBB, semua tempat yang tidak esensial ditutup, dua minggu lah. Keadaan sekarang ini kritis," jelas dia.
Windhu menilai, pemerintah selama ini lebih suka 'memadamkan kebakaran daripada mencegah kebakaran' dalam penanganan pandemi.
Menurutnya, dibukanya tempat wisata dan aturan mudik yang dilematis sama halnya dengan membiarkan penularan terjadi.
"Itu kan kebijakan-kebijakan yang paradogsal, itu artinya kita ini tidak mau mencegah penularan, tapi mendorong penularan," ujar Windhu.
"Kenyataannya yang dilakukan pemerintah itu. Sekarang sibuk memadamkan kebakaran, memadamkannya pun tidak bener," tambah dia.
Windhu menjelaskan, positivity rate Indonesia pada Jumat (18/6/2021) merupakan yang tertinggi sejak pandemi dimulai dengan 45,5 persen.
Dengan 27.840 orang yang dites dalam satu hari, 12.990 di antaranya positif Covid-19.
Menurut Windhu, tingginya positivity rate tersebut menandakan bahwa kasus real sebenarnya jauh lebih tinggi dari puncak kasus Covid-19 Januari 2021 lalu.
Untuk itu, pemerintah saat ini perlu memblokir mobilitas warga agar penyebaran virus corona tidak semakin menggila.
"Blokir dua minggu minimal, nanti dievaluasi lagi, lakukan PSBB ketat. Minimal satu wilatah kabupaten kota atau agregasi dari kabupaten/kota yang berdekatan dan sama-sama memiliki kasus tinggi," pungkas Windhu.
Baca juga: Vaksin Covid-19 Gratis untuk Pelaku UMKM Jogja, Simak Syarat dan Cara Daftarnya!
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.