Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa yang Akan Terjadi ketika Matahari Mati? Ini Penjelasan Lapan

Baca di App
Lihat Foto
ESA & NASA
Perbandingan ukuran Planet Bumi dan Bintang Matahari
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Matahari merupakan pusat dari Tata Surya. Keberadaannya sangat penting bagi planet lainnya, termasuk Bumi.

Matahari merupakan salah satu bintang yang memiliki energi.

Namun, sama seperti bintang lainnya, Matahari memiliki batas.

Baca juga: Ramai Video Matahari Terbit dari Utara, Ini Penjelasan BMKG dan Lapan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lantas, apa yang terjadi ketika Matahari mati?

"Bahan bakar" Matahari

Kepala Bidang Diseminasi Pusat Sains Antariksa Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Lapan) Dr Emanuel Sungging Mumpuni menjelaskan bahwa memang benar Matahari bisa mati.

"Namanya benda di alam semesta itu, akan selalu ada fase akhirnya. Memang bagaimana berakhirnya itu bisa berbeda-beda. Ada proses yang bisa dipelajari," kata Emanuel, saat dihubungi Kompas.com, Sabtu (19/6/2021).

Matahari, imbuhnya terbentuk ketika awan gas yang sangat besar, didominasi oleh hidrogen dan helium.

Baca juga: NASA Tawarkan Rp 502,3 Juta untuk Desain Toilet di Bulan

Tekanan sangat tinggi di pusat massa gas yang runtuh itu bisa membuat panas Matahari mencapai tingkat yang tak terbayangkan.

Pada suhu yang sangat panas, atom hidrogen bisa kehilangan elektronnya.

"Jadi ada bahan bakarnya. Bahan bakar utama Matahari itu kan hidrogen. Dia ada karena proses pembakaran hidrogen menjadi helium," jelas Emanuel.

Baca juga: Rilis Pentagon, Penampakan UFO dan Sejak Kapan Mulai Dibicarakan?

Usia Matahari

Mengutip Space.com, dalam waktu sekitar 5 miliar tahun, Matahari akan kehabisan hidrogen.

Matahari saat ini disebutkan pada fase paling stabil dari siklus hidupnya dan telah terjadi sejak kelahiran tata surya, atau sekitar 4,5 miliar tahun yang lalu.

"Suatu ketika, kalau bahan bakar itu habis ya kehidupan Matahari akan berakhir," tutur Emanuel.

Setelah semua hidrogen habis, Matahari akan keluar dari fase stabil.

"Kalau dalam teorinya, sekarang itu (usia Matahari) setengah baya umurnya. Kira-kira 4,5 miliar tahun lagi Matahari akan mati," imbuh Emanuel.

Baca juga: Melihat Fenomena Halo Matahari di Surabaya, Apa yang Terjadi?

Kehidupan berakhir

Sebelum benar-benar mati, Matahari akan terbakar dan berubah menjadi raksasa merah.

Hidrogen di inti luar Matahari akan habis, meninggalkan banyak helium.

Unsur itu kemudian akan melebur menjadi unsur yang lebih berat, seperti oksigen dan karbon, dalam reaksi yang tidak mengeluarkan banyak energi.

"Sebelum mati, dia akan menjadi raksasa merah dulu. Terus kemudian ketika sudah semakin besar, akhirnya dia mati menjadi katai putih," terang Emanuel.

Baca juga: Cara Sederhana Membuat Kacamata Matahari untuk Melihat Gerhana

Setelah semua helium menghilang, gaya gravitasi akan mengambil alih, dan Matahari akan menyusut menjadi katai putih.

Saat itu terjadi, pergerakan planet akan kacau. Tidak ada lagi gravitasi dari Matahari yang mengikat planet di Tata Surya.

"Jadi tanpa Matahari, tidak ada grafitasi yang mengikat planet-planet, jadi planet tidak bisa bergerak dalam pergerakan orbitnya," ucap Emanuel.

Baca juga: Apa Bahayanya jika Melihat Gerhana Matahari Secara Langsung?

Adapun, matinya Matahari juga berpengaruh bagi kehidupan di Bumi.

"Terutama bagi manusia, Matahari sangat berpengaruh pada fotosintesis, siklus terbit-terbenam dan sebagainya," kata Emanuel.

Melansir Astronomy.com, saat Matahari mati, maka Bumi akan menjadi batu yang hangus dan tak bernyawa.

Para astronom tidak yakin seberapa dekat atmosfer luar Matahari dengan Bumi.

Baca juga: Tiap Semenit Terdapat 2,8 Juta Limbah Masker Sekali Pakai di Bumi

Jika terlalu dekat, gesekan antara Bumi dan lapisan luar Matahari akan memperlambat orbit planet Bumi.

Sementara, jika Bumi berhasil bertahan dari fase raksasa Matahari, maka akan mengorbit dikatai putih panas yang hampir tidak lebih besar dari Bumi.

Selama ribuan tahun, Bumi akan terus mengorbit Matahari. Namun, pada akhirnya, saat Matahari mendingin dan meredup menjadi katai hitam, orbit Bumi akan meluruh karena emisi gelombang gravitasi.

Selebihnya, tata surya menjadi gelap selamanya.

Baca juga: Penjelasan Lapan tentang Fenomena Lockdown Matahari, Apa Dampaknya?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi