Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Sindrom Mulut Terbakar? Ini Gejala dan Penanganannya

Baca di App
Lihat Foto
Unsplash/Diana Polekhina
Kenali gejala sindrom mulut terbakar dan lakukan pertolongan pertama di rumah.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Problema di rongga mulut tak hanya bisa berupa sariawan saja, namun juga bisa berupa sindrom mulut terbakar.

Gangguan ini memiliki keluhan mulut serasa terbakar, seperti habis menenggak air dengan suhu yang terlalu panas.

Sensasi terbakar ini bisa menyelimuti seluruh rongga mulut. Yang terutama akan terasa pada langit-langit mulut, lidah dan bibir.

Dilansir dari Healthline, gangguan ini bisa datang secara tiba-tiba dan sembuh dengan sendirinya. Atau bisa pula menjadi kronis dan membutuhkan bantuan dari ahli medis.

Dari penelitian yang dilakukan oleh American Academy of Oral Medicine, sindrom ini mengenai 2 persen dari populasi masyarakat. Dan tercatat, kaum wanita lah yang lebih sering mengalami sindrom mulut terbakar daripada kaum laki-laki.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Apa Bedanya Rematik dan Arthritis? Simak Gejala dan Perawatannya

Gejala sindrom mulut terbakar

Dicukil dari Huffpost, Juliet James, seorang penderita sindrom mulut terbakar, mengaku merasakan sensasi aneh di rongga mulut secara tiba-tiba pada bulan Oktober 2018.

James mengatakan bahwa sensasi mulut terasa melepuh seperti habis terkena air panas itu terjadi secara tiba-tiba tanpa ada gejala awal sama sekali.

Dari sensasi yang terasa ringan, berkembang menjadi sensasi terbakar yang menyiksa hampir setiap malam. Sindrom mulut terbakar sudah menyiksa James selama 30 bulan lamanya.

Gejala sindrom mulut terbakar memang bervariasi, dari ringan hingga parah. Ada yang menyatakan bahwa lidah dan langit-langit mulut terasa melepuh seperti habis meminum atau memakan sajian yang bersuhu terlalu panas.

Namun ada pula yang mengatakan rasanya hanya seperti mati rasa di beberapa titik di rongga mulut.

Lama gejala menyerang juga bervariasi. Ada yang hanya menetap beberapa hari saja, namun ada yang menetap selama berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan.

Baca juga: Mengenal Osteoarthritis, Radang Sendi yang Bisa Terjadi pada Usia Muda

Penyebab sindrom mulut terbakar

Ada dua penyebab yang bisa menyebabkan penyakit ini muncul. Pertama, adalah karena adanya penyakit akut yang sudah ada, yang menyebabkan lahirnya gejala mulut terbakar.

Penyebab kedua, bisa saja sindrom ini terjadi karena adanya perubahan hormon, alergi, kondisi mulut kering, efek pengobatan, kekurangan nutrisi, infeksi pada mulut, atau ulah asam lambung.

Selain penyebab di atas, sindrom mulut terbakar juga biasa terjadi pada wanita yang akan atau tengah menopause.

Untuk menetapkan penyebab yang pasti, akan dilakukan tes darah, tes alergi, tes air liur, dan tes oral swab.

Baca juga: 5 Bahan Alami untuk Usir Bau Badan

Penanganan medis dan pertolongan pertama

Pengobatan sindrom ini bervariasi, tergantung penyebab yang ada. Jika penyebabnya asam lambung, maka akan diberi pengobatan yang fungsinya meredakan gangguan asam lambung yang ada.

Jika penyebabnya karena mulut kering, maka medis akan memberikan obat dan vitamin yang bisa meningkatkan produksi air liur.

Sedangkan jika penyebabnya infeksi mulut, maka dokter akan memberikan antibiotik juga anti nyeri untuk menghilangkan sakit yang ada.

Untuk pertolongan pertama di dalam rumah, Anda bisa meredakan sensasi mulut terbakar dengan cara ini:

Baca juga: Manfaat Meditasi

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi