Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Obat Paracetamol Mengandung Virus Paling Mematikan di Dunia

Baca di App
Lihat Foto
WA dan Facebook
Unggahan yang beredar di berbagai WA grup dan Facebook menyebut Paracetamol mengandung virus paling mematikan di dunia. Informasi ini hoaks.

KOMPAS.com – Kembali beredar informasi terkait obat parasetamol P/500 yang mengandung virus Machupo yang berbahaya.
Informasi tersebut baru-baru ini kembali tersebar di aplikasi pesan media sosial Whatsapp. Sebelumnya, informasi mengenai paracetamol yang mengandung virus Machupo tersebut sudah pernah tersebar pada tahun 2017.
Namun informasi tersebut dibantahkan dengan klarifikasi BPOM. BPOM juga menyatakan bahwa informasi tersebut adalah HOAX.

Narasi yang beredar

Di media sosial Facebook dan grup percakapan WhatsApp beredar narasi yang sama soal klaim bahwa obat Paracetamol P/500 mengandung virus Machupo. Virus ini disebut sebagai virus paling berbahaya di dunia.

Salah satu akun yang membagikan narasi ini di Facebook adalah akun ini.

Sejumlah akun di Facebook membagikan tangkap layar pesan yang beredar di WhatsApp.

Berikut ini isi pesan yang beredar di Whatsapp:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

“PERINGATAN URGENT! Hati-hati untuk tidak menggunakan parasetamol yang datang ditulis P / 500. Ini adalah parasetamol baru, sangat putih dan mengkilap, mengandung “Machupo” virus, dianggap salah satu virus yang paling berbahaya di dunia. Dan dengan tingkat kematian yang tinggi. Silahkan berbagi pesan ini, untuk semua orang dan keluarga. Dan menyelamatkan hidup dari mereka…”.

Pesan Whatsapp tersebut juga terlihat sudah tersebar luas dengan indikasi notifikasi ‘Forward many times’.

Lihat Foto
WA Group
Pesan yang beredar di grup-grup WhatsApp yang menyebut obat paracetamol mengandung virus paling mematikan. Informasi ini hoaks.
Penelusuran Kompas.com

Setelah ditelusuri oleh Tim Cek Fakta Kompas.com bersama Tim Cek Fakta Universitas Multimedia Nusantara, diketahui bahwa narasi ini merupakan hoaks berulang karena pernah dibagikan pada 2017 dan 2019.

Tim Cek Fakta Kompas.com juga pernah melakukan konfirmasi atas narasi di atas pada 2019. 

Seperti diberitakan Kompas.com, 24 Mei 2019, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K Lukito memastikan informasi ini hoaks.

"Isu tersebut adalah hoaks. Badan POM tidak pernah menemukan hal-hal seperti yang diisukan tersebut, termasuk kandungan virus Machupo dalam produk obat," kata Penny, saat dikonfirmasi Kompas.com pada 24 Mei 2021.

Penny menekankan, BPOM telah melakukan evaluasi terhadap keamanan, khasiat, mutu, dan penandaan atau label produk sebelum diedarkan.

BPOM juga mengawasi sarana produksi, distribusi, dan produk yang beredar di wilayah Indonesia secara rutin.

"Sampai saat ini Badan POM tidak pernah menerima laporan kredibel yang mendukung klaim bahwa virus Machupo telah ditemukan dalam produk obat parasetamol atau produk obat lainnya," ujar Penny.

Ia menyebutkan, virus Machupo merupakan jenis virus yang penyebarannya dapat melalui udara, makanan, atau kontak langsung.

Virus Machupo bersumber dari air liur, urine, atau feses hewan pengerat yang terinfeksi dan menjadi pembawa (reservoir) virus Machupo.

Masyarakat diimbau untuk membeli obat di tempat resmi seperti apotek atau toko obat berizin dengan memperhatikan kemasan, label, izin edar, dan masa kedaluwarsa juga menjadi satu hal penting yang wajib dilakukan.

Jika mendapati produk yang mencurigakan, masyarakat dapat melapor ke contact center BPOM di nomor telepon 1500533 atau Balai Besar atau Balai POM di seluruh Indonesia. 

Kesimpulan

Berdasarkan penelusuran tim cek fakta, informasi pesan berantai di Whatsapp dan media sosial Facebook yang menyebutkan bahwa obat parasetamol P/500 mengandung virus Machupo tidak benar atau hoaks.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi