Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Musim Kemarau tapi Hujan Masih Turun, Ini Penjelasan BMKG

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/ND700
Ilustrasi hujan
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Kurang lebih sepekan terakhir, hujan turun di sejumlah wilayah Pulau Jawa dengan intensitas beragam, mulai dari ringan hingga deras.

Hujan di bulan Juni kemudian membawa banyak pertanyaan, karena sebelumnya Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) sempat memprediksi musim kemarau tahun ini di mulai pada April lalu.

Perkiraan itu didasarkan pada prediksi waktu terjadinya fenomena peralihan angin monsun, dari monsun barat ke monsun timur, pada akhir Maret 2021.

"BMKG memprediksi peralihan angin monsun akan terjadi pada akhir Maret 2021 dan setelah itu Monsun Australia akan mulai aktif. Karena itu, musim kemarau 2021 diprediksi akan mulai terjadi pada April 2021," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, dikutip dari Kompas.com, (27/3/2021).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lalu, apa yang menyebabkan hujan masih turun, meski saat kemarau?

Baca juga: Kapan Musim Kemarau Terjadi di Indonesia?

Penjelasan BMKG

Kepala Bidang Analisis Variabilitas Iklim BMKG Supari menyebut, hujan tidak hanya masih turun di Pulau Jawa, namun di banyak wilayah Indonesia barat dan tengah.

Setidaknya ada 2 hal yang mendasari hujan di bulan Juni ini.

"Data aliran udara lembab menunjukkan bahwa sumber uap air yang menjadi sumber kejadian hujan ini dari Samudera Hindia, dan diduga terkait dengan gejala IOD negatif yang saat ini berkembang di Indian Ocean," kata Supari saat dihubungi Kompas.com, Senin (21/6/2021).

Alasan selanjutnya adalah adanya gangguan gelombang atmosfer yang terjadi secara bersamaan.

"Secara bersamaan, sedang terjadi gangguan gelombang atmosfer yaitu equatorial rossby wave yang juga berkontribusi meningkatkan potensi hujan di wilayah Indonesia," ujar dia.

Baca juga: Besok Fenomena Titik Balik Matahari, Apa Dampaknya ke Indonesia?


Diperkirakan hingga akhir Juni

Ketika ditanya hingga kapan hujan ini akan terjadi, Supari menyebut semua tergantung dari masa berlangsung kedua alasan yang melatarbelakanginya.

"Untuk sebab aliran udara lembab, itu bisa bertahan lama fenomenanya sehingga dapat menyebabkan kondisi hujan di atas normal beberapa dasarian," ucap Supari.

"Sedangkan untuk sebab gangguan gelombang atmosfer umumnya hanya berkisar satu mingguan," lanjut dia.

Di akhir penjelasannya, Supari memperkirakan hujan semacam yang terjadi sekarang masih akan terus berlangsung hingga akhir bulan ini.

"Dengan mempertimbangkan hal tersebut, maka diperkirakan hingga akhir Juni masih terjadi hujan-hujan seperti itu," pungkas dia.

Baca juga: Ramai Video Matahari Terbit dari Utara, Ini Penjelasan BMKG dan Lapan

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi