KOMPAS.com – Pembangkit nuklir China yang berlokasi di dekat Hong Kong dikabarkan mengalami masalah menyusul adanya laporan potensi kebocoran radioaktif.
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Taishan yang bocor tersebut adalah milik Grup Tenaga Nuklir China Guangdong dan utilitas listrik multinasional Perancis Lectricite de France yang sebagian besar merupakan milik Framotome.
CNN memberitakan, Framotome telah menulis surat kepada Departemen Energi AS yang memperingatkan bahwa ancaman radiologi akan segera terjadi.
Framotome sendiri membantu pengoperasian pembangkit listrik tersebut.
Pihaknya juga menuduh pihak berwenang China telah menaikkan batas penerimaan lingkungan terhadap radiasi untuk menghindari keharusan mematikan pembangkit listrik tersebut.
Lantas, apakah kebocoran ini bisa berbahaya?
Baca juga: China Mengaku Ada Kerusakan di Pembangkit Nuklir Taishan
Dikutip dari CNN, salah seorang sumber mengatakan untuk sementara pihak berwenang AS menyebut masalah pada pembangkit listrik tersebut saat ini belum berada pada tingkat kritis yang mengkhawatirkan.
Situasi ini juga dianggap tidak menimbulkan ancaman keselamatan yang parah bagi pekerja pabrik maupun publik China.
Apa yang terjadi diangggap aneh oleh banyak pihak mengingat hal yang tidak biasa ketika sebuah perusahaan asing secara sepihak menghubungi pemerintah Amerika untuk meminta bantuan saat mitranya di China belum mengakui adanya masalah.
Meski demikian pemerintahan Biden sejauh ini disebut telah membahas situasi tersebut dengan pemerintah Perancis dan para ahlinya di Departemen Energi.
AS juga telah melakukan kontak dengan pemerintah China, tetapi sejauh apa kontak tersebut masih belum jelas.
Pemerintah AS secara resmi juga menolak menjelaskan penilaiaannya.
Mereka mengatakan AS akan menginformasikan jika nantinya ada risiko bagi publik China, sebagaimana perjanjian yang ada saat ini terkait kecelakaan nuklir.
Baca juga: Bertenaga Nuklir, seperti Ini Matahari Buatan China
Sementara itu, Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Taishan telah menjelaskan di postingan webnya bahwa pembacaan kondisi di sekitar pembangkit listrik adalah normal.
Kedua reactor nuklir di Taishan saat ini sama-sama beroperasi.
Pernyataan tersebut juga menambahkan Unit-2 telah selesai melakukan perombakan dan berhasil terhubung ke jaringan pada 10 Juni 2021 tanpa menjelaskan mengenai kenapa ada perombakan di sana.
“Sejak dioperasikan secara komersial, Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Taishan telah secara ketat mengontrol pengoperasian unit sesuai dengan dokumen izin operasi dan prosedur teknis. Semua indikator operasi kedua unit telah memenuhi persyaratan peraturan keselamatan nuklir dan pembangkit listrik," tulis dalam pernyataan tersebut.
Baca juga: 11 Maret 2011, Gempa M 9,1 dan Tsunami di Jepang, Sebabkan Bencana Nuklir
China akui ada kerusakan
Adapun dikutip dari LA Times, Pada Hari Rabu, 16 Juni 2021 China akhirnya memberikan keterangannya.
Pemerintah China melalui keterangan Kementerian Ekologi dan Lingkungan Alam China di media sosialnya mengatakan bahwa pembangkit listrik tenaga nuklir di dekat Hong Kong yang memiliki lima batang bahan bakar tersebut reaktornya rusak namun tak ada radioaktif yang bocor.
Radiasi disebut telah meningkat di reactor nomor satu namun terdapat penghalang yang bekerja seperti yang diharapkan.
Sementara itu, adanya informasi kebocoran nuklir ini, Pemerintah Hong Kong mengatakan tengah mengawasi pabrik dan meminta pejabat di Guangdong memberikan rincian laporan terkait informasi itu.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.