Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sama-sama Efektif Tangkal Virus, Ini Perbedaan Masker Bedah dan Kain

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock/Chyzh Galyna
Ilustrasi masker
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Ada beragam jenis masker yang dapat Anda temui di pasaran, seperti masker bedah dan kain.

Penggunaan baik masker medis maupun masker nonmedis ini dilakukan sebagai protokol kesehatan dalam mencegah paparan virus corona.

Masker bedah dan kain berlapis tiga direkomendasikan kepada masyarakat karena akan lebih melindungi.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof. Wiku Adisasmita menyebut, kedua jenis masker tersebut sama-sama memiliki fungsi untuk mencegah masuknya virus ke dalam tubuh, meski masker medis disebut lebih baik.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Masker kain berlapis tetap memiliki proteksi menyaring virus untuk bisa masuk. Namun memang masker medis lebih teruji dan terstandar daripada masker kain," kata Wiku saat dihubungi Kompas.com, Senin (21/6/2021).

Lantas, apa perbedaan masker medis dan kain?

Baca juga: Masker Mana Efektif Tangkal Varian Covid-19 Baru, Medis atau Kain? Ini Kata Kemenkes

Bahan

Masker bedah kebanyakan tersusun dari 3 lapisan berbeda, yakni:

  1. Lapisan luar anti-air
  2. Lapisan tengah berfungsi sebagai filter kuman
  3. Lapisan dalam untuk menyerap cairan yang keluar dari mulut

Sementara itu, masker kain 3 lapis sebagaimana disarankan Badan Kesehatan Dunia (WHO) harus terdiri dari bahan-bahan berikut:

  1. Lapisan luar dari bahan yang tidak menyerap cairan, seperti poliester atau campuran poliester
  2. Lapisan tengah terbuat dari bahan yang juga tidak menyerap dan bukan berupa anyaman, misalnya polipropilen
  3. Lapisan dalam terbuat dari bahan yang dapat menyerap, seperti kapas.

Pemakaian

Masker bedah hanya dapat digunakan dalam sekali pakai, atau tidak dapat digunakan ulang.

Sementara masker kain dapat digunakan berkali-kali, tentu setelah dicuci usai penggunaan.

Oleh karena itu, masker kain dinilai lebih ramah lingkungan, karena tidak menimbulkan sampah.

Setelah digunakan, WHO mengingatkan agar jangan lupa untuk membuang masker bedah ke tempat pembuangan yang sebisa mungkin tertutup, agar bakteri, virus, atau partikel jahat lainnya yang ada pada masker tidak kembali menyebar atau menjangkau orang lain.

Sementara untuk masker kain, Anda harus mencucinya menggunakan sabun atau detergen setelah digunakan.

Cuci masker kain disarankan menggunakan air panas dengan suhu minimal 60 derajat Celcius.

Jika tidak menggunakan air panas, masker bisa dicuci menggunakan air biasa, sabun maupun detergen. Kemudian, rebus masker tersebut setidaknya 1 menit.

Baca juga: Beli Masker Medis, Pastikan Asli, Ini Cara Mengeceknya

Fitur

Meski sudah banyak fitur yang terdapat pada masker di pasaran, tetapi secara umum masker bedah dan masker kain memiliki fitur yang sama.

Mereka memiliki bagian yang dapat menutup area lubang hidung dan mulut, serta tali yang digunakan untuk mengaitkan ke telinga atau kepala.

Namun, masker medis biasa dilengkapi dengan kawat khusus di bagian yang digunakan pada hidung yang dapat disesuaikan dengan bentuk hidung setiap orang.

Ini memungkinkan masker dapat menutup bagian tersebut dengan lebih baik. Fitur ini biasanya tidak dijumpai pada masker kain.

Rekomendasi pengguna

Lalu, siapa yang direkomendasikan menggunakan masker bedah maupun masker kain?

Berdasarkan penjelasan WHO, masker bedah yang merupakan masker medis ini direkomendasikan bagi:

  1. Pekerja kesehatan ketika di lokasi kerja
  2. Orang yang merasa kurang sehat, termasuk mereka yang memiliki gejala ringan Covid-19
  3. Orang yang tengah menunggu hasil tes Covid-19
  4. Orang yang merawat pasien diduga atau divonis Covid-19, namun dirawat di luar fasilitas kesehatan
  5. Orang dengan risiko tinggi tertular Covid-19, seperti lansia di atas 60 tahun dan pemilik komorbid.

Sementara masker kain direkomendasikan untuk siapa pun masyarakat umum di bawah usia 60 tahun yang tidak memiliki komorbid.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi