Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Covid-19 Tembus 2 Juta, Ini Langkah Pemerintah dan Pentingnya Peran Masyarakat

Baca di App
Lihat Foto
ANTARA FOTO/ADENG BUSTOMI
Dua orang tenaga kesehatan beristirahat sejenak saat menunggu pasien di ruang isolasi COVID-19 Rumah Sakit Umum (RSU) Dadi Keluarga, Kabupetan Ciamis, Jawa Barat, Senin (14/6/2021). RSU tersebut menambah ruang isolasi untuk pasien COVID-19 menjadi 22 kamar serta menambah jumlah tenaga medis sekaligus memperpanjang jam shift kerja, untuk mengantisipasi lonjakan karena Ciamis masuk dalam zona merah COVID-19 dan Jabar masuk kategori sinyal bahaya penularan COVID-19 dari Kemenkes. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi/aww.
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Kasus Covid-19 di Indonesia hari ini sudah melampaui angka 2 juta kasus.

Data dari Satgas Penanganan Covid-19, Senin (21/6/2021), jumlah total kasus adalah 2.004.445, dengan penambahan harian sebanyak 14.536 kasus.

Sementara itu, angka kematian menyentuh 54.956 kasus, 1.801.761 kasus dinyatakan sembuh, dan 147.728 masih dalam penanganan.

Lonjakan Covid-19 ini membuat tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit (BOR) turut meningkat tajam.

Jika situasi ini terus berlanjut, dikhawatirkan Covid-19 di Indonesia semakin tak terkendali.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: UPDATE: Tambah 14.536 Orang, Kasus Covid-19 Indonesia Lewati 2 Juta

Langkah pemerintah

Dalam konferensi pers daring Sekretariat Presiden, Senin (21/6/2021), Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pemerintah menyiapkan sejumlah hal menghadapi peningkatan kasus yang terjadi saat ini.

Baik jumlah tempat tidur, obat-obatan, APD, maupun tenaga kesehatan.

Namun, ada hal yang lebih penting untuk disiapkan, yakni menjaga kondisi kesehatan masyarakat jangan sampai ikut ke dalam kelompok yang sakit.

"Kami sampaikan saat ini memang terjadi peningkatan yang sangat luar biasa, dan itu penting untuk bisa fokusnya ke sisi hilir, penanganan rumah sakit, lebih penting lagi fokus ke sisi hulu, bagaimana kita mencegah agar orang sehat ini jangan menjadi sakit," kata Menkes.

PPKM diperketat dan vaksinasi dipercepat

Budi menyampaikan, Presiden Joko Widodo dalam rapat terbatas menginstruksikan untuk memperketat pemberlakuan PPKM Mikro dan mempercepat vaksinasi.

"Kita mengurangi mobilitas, kita akan membatasi pergerakan sehingga mengurangi mobilitas antara 75-100 persen, tergantung kegiatan dan daerahnya," sebut Budi.

Kemudian terkait dengan percepatan vaksinasi, Presiden meminta Kemenkes bekerja sama dengan TNI/Polri agar vaksinasi dapat mencapai 700.000 orang per hari di bulan ini dan 1.000.000 per hari di bulan depan.

"Kami laporkan, angka 716.000 sudah kami capai hari Kamis kemarin, terima kasih bantuan TNI/Polri. Insya Allah kita percaya, kita yakin angka satu juta vaksinasi kita bisa capai di awal bulan depan," sebut Budi.

Baca juga: Lonjakan Covid-19, 5 Perhimpunan Dokter Desak PPKM Total Terutama Jawa

Masyarakat, tolong patuhi protokol kesehatan

Tidak hanya Pemerintah yang harus bergerak, masyarakat pun memiliki tanggung jawab yang sama untuk memerangi pandemi yang sudah berlangsung lama ini.

Pakar epidemiologi dari Griffith University, Dicky Budiman menyebut salah satu yang harus dilakukan adalah terus konsisten disiplin menjalankan 5M dan meningkatkan berbagai literasi soal kesehatan.

Selain itu, Dicky juga meminta masyarakat untuk lebih bisa mengendalikan diri dalam melakukan aktivitas sehari-hari, terutama aktivitas yang memicu potensi terjadinya peningkatan penularan.

"Saat ini masih banyak orang yang berkerumun, arisan, bersepeda, pertemuan-pertemuan offline, perjalanan, ini sangat disayangkan, karena disadari atau tidak itu semua berperan dalam penyebaran ini," kata Dicky dalam unggahan video di Instagram @dbmd71.

Dicky mengingatkan bahwa bahaya atau dampak dari pandemi ini tidak hanya berlangsung ketika infeksi menyerang, tetapi setelah virus berhasil dikalahkan.

"Dampak terinfeksi Covid punya akibat jangka panjang sebagaimana setiap pandemi virus lainnya," sebut dia saat dihubungi Kompas.com, Senin (21/6/2021).

Ia hanya bisa mengatakan kepada masyarakat yang saat ini lelah dan bahkan tidak mempercayai Covid-19, bahwa apapun yang diyakini, penyakit ini sesungguhnya ada.

Semua mungkin lelah menghadapi pandemi ini, tapi tidak dengan virus-virus itu.

"Sayangnya virus ini tidak ikut jenuh juga bosan untuk terus menyebar. Jadi pilihannya adalah mau terus berjuang melawan virus ini dan segala dampaknya untuk kemudian hidup sehat dan terkendali, atau menyerah dan membiarkan virus ini memakan banyak korban jiwa dan menurunkan kualitas SDM kita di masa depan," ujar Dicky.

Baca juga: Pahami, Ini Perbedaan Karantina dan Isolasi Covid-19

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi