Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meningkat, Corona Varian Delta Terdeteksi di 9 Provinsi, Ini Daftarnya

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock/angellodeco
Ilustrasi varian virus corona Delta. Varian ini pertama kali diidentifikasi di India, sebelumnya dinamai B.1.617.2. Virus corona varian Delta.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Virus corona varian Delta (B.1.617) yang pertama kali terdeteksi di India telah banyak terdeteksi di Indonesia.

Sebelumnya per 18 Juni 2021 varian Delta telah terdeteksi di 6 provinsi, namun kini jumlahnya meningkat.

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tirmizi, menyebutkan varian Delta telah terdeteksi di 9 provinsi.

"Di Banten, DKI, Gorontalo, Jateng, Jatim, Jabar, Kaltim, Kalteng, dan Sumsel," ungkapnya pada Kompas.com, Selasa (22/6/2021).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Kasus Tembus 2 Juta, Ini 7 Cara Mencegah Tertular Corona Varian Delta

Daftar daerah temuan kasus varian Delta

Daerah yang melaporkan temuan kasus varian Delta dari penulusuran whole genome sequencing paling banyak adalah Jawa Tengah.

Adapun rincian jumlah kasusnya adalah sebagai berikut:

  1. Banten: 2 kasus
  2. DKI: 48 kasus
  3. Gorontalo: 1 kasus
  4. Jawa Tengah: 80 kasus
  5. Jawa Timur: 10 kasus
  6. Jawa Barat: 1 kasus
  7. Kalimantan Timur: 3 kasus
  8. Kalimantan Tengah: 3 kasus
  9. Sumatera Selatan: 3 kasus.

Terpisah dari hal itu, diberitakan Kompas.com, Selasa (22/6/2021), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) telah mengidentifikasi 44 kasus Covid-19 varian Delta hingga tanggal 21 Juni 2021.

Sampel yang diuji LIPI berasal dari Karawang. Total sampel Covid-19 yang diterima oleh Tim Riset WGS LIPI berjumlah 104 sampel.

Dari jumlah tersebut yang telah diidentifikasi berjumlah 61 sampel. Sebanyak 44 diantaranya terdeteksi sebagai varian Delta.

Baca juga: Update Vaksinasi Covid-19 Saat Virus Corona Varian Delta Merajalela

 

Sebelumnya diberitakan Kompas.com, 18 Juni 2021, varian Delta terdeteksi di 6 provinsi. Nadia mengatakan penularan kebanyakan melalui transmisi lokal.

"6 provinsi dan sebagian besar adalah transmisi lokal," ujarnya.

Jawa Tengah memiliki kasus varian Delta terbanyak.

"Delta saja, di DKI, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Tengah," ungkap Nadia.

Baca juga: LIPI Deteksi 44 Kasus Covid-19 Varian Delta dari Sampel Karawang

Bahaya dari varian Delta

Melansir Kompas.com, Selasa (22/6/2021), virus corona varian Delta memiliki sejumlah karakteristik mutasi, yang membuat varian tersebut berbeda dan lebih berbahaya dibanding strain asli virus corona SARS-CoV-2.

Ketua Tim Peneliti WGS FK-KMK UGM Gunadi menjelaskan berdasarkan penelitian yang telah dipublikasikan di The Lancet, terdapat beberapa sebab yang membuat varian Delta dinilai lebih berbahaya.

1. Berbahaya bagi lansia

Gunadi mengatakan, varian Delta berhubungan dengan usia pasien.

"Semakin tua pasien Covid-19, maka varian Delta ini akan memperburuk kekebalan tubuh pasien tersebut," kata Gunadi.

2. Dapat menginfeksi kembali

Varian Delta diketahui dapat menginfeksi kembali pasien Covid-19. dan makin memperlemah kekebalan tubuh pasien.

Padahal, menurut Gunadi, seharusnya apabila sudah terinfeksi Covid-19 pasien akan mendapatkan antibodi secara alami.

Baca juga: Strawberry Supermoon 24 Juni, Apakah Berwarna Merah seperti Strawberry?

 

3. Menurunkan kekebalan tubuh lansia

Gunadi mengatakan, varian Delta dapat menurunkan kekebalan tubuh seseorang dengan usia yang lebih tua, meskipun sudah divaksinasi dua dosis.

"Dalam hal ini bisa dikatakan pemerintah sudah tepat menyasar target vaksinasi bagi golongan lanjut usia, karena mereka kelompok yang rentan apabila tertular Covid-19 apalagi varian Delta," ujar Gunadi.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Mengenal Virus Corona Varian Delta Plus

(Sumber: Kompas.com/Gloria Setyvani Putri, Luthfia Ayu Azanella, Jawahir Gustav Rizal | Editor: Gloria Setyvani Putri, Rendika Ferri Kurniawan)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi