Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muncul Varian Baru, Masih Relevankah Swab Test Antigen dan PCR Digunakan?

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/Tria Sutrisna
Suasana Posko tes Covid-19 gratis di Mapolsek Pamulang, Tangerang Selatan, Senin (17/5/2021).
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com – Varian virus corona Delta disebut-sebut memiliki kemampuan menyebar lebih cepat dibandingkan dengan berbagai varian yang lain.

Varian ini diketahui juga mulai menyebar di Indonesia.

Varian virus corona Delta pertama kali ditemukan di India dan kini telah terkonfirmasi ada di 74 negara dunia termasuk Indonesia.

Baca juga: Tembus 2 Juta Kasus, Berikut Provinsi dengan Kasus Covid-19 Tertinggi di Indonesia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Informasi awal yang menyebar, varian Delta sempat disebut tak terdeteksi oleh PCR.

Lantas, masih relevankah Swab test antigen maupun PCR untuk digunakan ketika varian Delta mulai menyebar?

Ahli patologi klinis UNS Tonang Dwi Ardyanto menegaskan bahwa test PCR maupun swab test antigen masih relevan untuk digunakan termasuk untuk mendeteksi varian delta.

“Saya tegaskan, dengan adanya variaan ini sampai dengan hari ini, masih dapat dideteksi dengan PCR,” ujar Tonang saat dihubungi Kompas.com, Kamis (24/6/2021).

Pihaknya juga menambahkan, saat ini Kementerian Kesehatan di India juga telah menyampaikan bahwa varian delta masih bisa dideteksi dengan PCR.

Baca juga: Benarkah Swab Test Bisa Merusak Otak? Simak Penjelasan Dokter

Mendeteksi virus 

Pihaknya menerangkan saat melakukan PCR, maka yang dilakukan adalah mendeteksi berbagai target bagian virus.

Ibaratnya seperti memeriksa burung, maka yang diperiksa tidak hanya paruhnya, namun juga kepala, sayap ekor, dan sebagainya.

Adapun dalam pendeteksian virus SAR-CoV-2, maka yang digunakan adalah memeriksa dua bagian target.

Baca juga: Pemerintah Gratiskan Vaksin Covid-19, Mengapa Diberikan Lewat Suntikan?

Saat terjadi mutasi, maka umumnya bagian yang bermutasi adalah target S.

Namun meski demikian, alat masih tetap relevan karena masih ada bagian lain seperti M, N, E, RDRT dan beberapa lainnya yang masih bisa diperiksa sehingga virus yang bermutasi masih bisa terdeteksi.

“Nah itulah kenapa kita memeriksa memilih menghindari S dan memilih minimal 2 bagian. Dengan cara inilah kita tetap bisa menggunakan PCR untuk mendeteksi adanya varian virus ini,” katanya lagi.

Baca juga: Terbaru, Daftar 29 Daerah Berstatus Zona Merah Covid-19 di Indonesia


Bagaimana dengan test antigen?

Terkait hal itu Tonang juga menjelaskan Swab antigen juga tetap masih relevan.

“Pemeriksaan mengggunakan PCR atau antigen masih dapat mendeteksi virus yang bermutasi sampai hari ini,” katanya lagi.

Pasalnya pada test antigen biasanya yang paling banyak bekerja untuk mendeteksi target M, sehingga masih bisa digunakan untuk mendeteksi karena bagian yang paling banyak bermutasi adalah S.

“Dengan pemeriksaan yang benar menggunakan standar yang benar maka tes PCR dan antigen kita masih mampu mendeteksi virus yang bermutasi,” ungkapnya.

Baca juga: Gejala Virus Corona Varian Delta yang Mendominasi Lonjakan Kasus Covid-19 di Indonesia...

Senada dengan Tonang, epidemilog dari Griffith University Australia Dicky Budiman juga menegaskan penggunaan Swab test antigen maupun PCR test masih relevan.

Pihaknya juga mengatakan, dua-duanya semakin penting untuk kondisi saat ini. Terlebih, saat ini pemerintah telah menerapkan PPKM Mikro.

“Karena apa, karena kita jadi bisa lebih banyak menemukan kasus infeksi. Itu yang penting,” katanya saat dihubungi terpisah.

“Ini salah satu yang harus diperkuat (swab test antigen dan PCR) agar menemukan kasus terinfeksi sebanyak mungkin, sehingga kita bisa menerapkan mereka dalam karantina yang efektif,” imbuhnya.

Baca juga: Ragam Gejala Covid-19, Apa Saja yang Perlu Diwaspadai?

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Efektivitas Vaksin Covid-19 Tangkal Varian Alpha hingga Delta

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi