Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

WHO Sebut Delta sebagai Varian Covid-19 Tercepat dan Terkuat, Ini Penjelasannya

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock/angellodeco
Ilustrasi varian virus corona Delta. Varian ini pertama kali diidentifikasi di India, sebelumnya dinamai B.1.617.2. Virus corona varian Delta.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Tahun kedua pandemi Covid-19 menginfeksi, dunia kini disibukkan dengan kemunculan varian-varian baru virus corona.

Satu di antaranya adalah varian B.1.617.2 atau disebut dengan varian Delta yang pertama kali muncul di India.

Direktur Eksekutif Program Kedaruratan Kesehatan WHO Dr Mike Ryan memperingatkan, varian Delta merupakan jenis mutasi Covid-19 tercepat dan terkuat yang pernah ada.

Baca juga: 33 RS yang Jalankan Program Vaksinasi Covid-19 Tanpa Syarat Domisili

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menurutnya, varian Delta akan menginfeksi orang yang paling rentang, terutama di tempat-tempat dengan tingkat vaksinasi rendah.

"Tidak ada varian yang benar-benar menemukan kombinasi penularan dan kematian yang tinggi, tetapi Delta adalah varian yang paling cepat dan terkuat dari varian-varian lain," kata dia, dikutip dari CNBC.

"Varian ini memiliki potensi lebih mematikan karena lebih efisien dalam cara penularan dan pada akhirnya akan menemukan individu-individu rentan yang akan menjadi sakit parah, harus dirawat di rumah sakit dan berpotensi mati," sambungnya.

Baca juga: Ragam Gejala Covid-19, Apa Saja yang Perlu Diwaspadai?

Varian paling dominan

Ia menuturkan, para pemimpin dunia dan pejabat kesehatan masyarakat dapat membantu melindungi yang paling rentan melalui vaksin Covid-19.

Pekan lalu, WHO menyebut Delta menjadi varian dominan di seluruh dunia.

Badan PBB yang bermarkas di Geneva itu sebelumnya juga memasukkan varian Delta ke dalam kategori "varian yang menjadi perhatian".

Baca juga: Efektivitas Vaksin Covid-19 terhadap Varian Alpha hingga Delta

Sebuah varian dapat diberi label itu jika terbukti lebih menular, lebih mematikan atau lebih resisten terhadap vaksin dan perawatan saat ini.

Direktur Pusat Pendidikan Vaksin di Rumah Sakit Anak Philadelphia Dr Paul Offit mengatakan, Delta sekarang menggantikan Alpha, varian yang sangat menular dan melanda banyak negara awal tahun ini.

Baca juga: Penambahan Kasus Covid-19 Indonesia Peringkat Ke-5 Sedunia

Studi menunjukkan, varian Delta sekitar 60 persen lebih mudah menular daripada Alpha.

Sebagai perbandingan, varian Alpha diketahui lebih menular dari jenis awal Covid-19 yang muncul di Wuhan.

"Kita perlu memvaksinasi semua orang sekarang," ujar Offit.

Baca juga: Lonjakan Kasus Covid-19 di 6 Provinsi Pulau Jawa dan Nasional, Mana Saja?

Gejala yang lebih parah

Pimpinan Teknis WHO untuk Covid-19 Maria Van Kerkhove menuturkan, varian Delta telah menyebar ke hampir 100 negara.

Varian itu membuat setidaknya 10 persen dari semua kasus di Amerika Serikat dan akan diyakini akan menjadi varian dominan di negara tersebut.

Pejabat WHO mengatakan, ada laporan bahwa varian delta juga menyebabkan gejala yang lebih parah, tetapi penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi kesimpulan tersebut.

Baca juga: Kemenkes Tegaskan Penghapusan Syarat Domisili Vaksinasi Covid-19 Terbatas di Tempat Berikut

Namun, ada tanda-tanda bahwa varian Delta dapat memicu gejala yang berbeda dari varian lainnya.

Karena kondisi itu, WHO telah mendesak negara-negara kaya termasuk AS untuk menyumbangkan vaksin.

"Vaksin ini sangat efektif melawan penyakit parah dan kematian. Untuk itulah mereka dimaksudkan, dan untuk itulah mereka perlu digunakan," kata Van Kerkhove.

Baca juga: Cara Melihat dan Unduh Sertifikat Vaksin Covid-19

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Mengenal Virus Corona Varian Delta Plus

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi