KOMPAS.com - Minggu (27/6/2021) malam, diperkirakan akan terjadi fenomena astronomi puncak hujan meteor Bootid.
Informasi tersebut sebagaimana dijelaskan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) melalui unggahan Instagramnya, @lapan_ri pada 23 Juni 2021.
"27 Juni : Hujan Meteor Bootid," tulis LAPAN.
Seperti apa hujan meteor Bootid yang akan tampak malam nanti?
Baca juga: Penjelasan BMKG dan Lapan soal Hujan yang Masih Turun di Musim Kemarau
Penjelasan Lapan
Saat dikonfirmasi, Peneliti di Pusat Sains Antariksa LAPAN, Andi Pangerang Hasanuddin membenarkan bahwa malam ini adalah puncak hujan meteor Bootid.
Dia mengungkapkan, hujan meteor ini berasal dari sisa debu komet periodik 7P/Pons-Winnecke.
Untuk waktunya, puncak hujan meteor Bootid akan terjadi selepas pukul 20.00 waktu setempat.
"Betul sekali, untuk kulminasinya sendiri jam 20.30 waktu setempat bergantung dari lokasi pengamatan. Jika zona waktu WIB ya berarti dalam WIB," kata Andi saat dihubungi Kompas.com, Minggu (27/6/2021).
Baca juga: Penjelasan BMKG dan Lapan soal Hujan yang Masih Turun di Musim Kemarau
Baca juga: Apa yang Akan Terjadi ketika Matahari Mati? Ini Penjelasan Lapan
Bisa disaksikan dengan mata telanjang
Andi menjelaskan, masyarakat bisa menyaksikan fenomena astronomi ini dengan mata telanjang.
Bukan hanya di satu atau dua kota saja, fenomena ini dapat disaksikan di semua wilayah Indonesia.
"Dapat menggunakan mata telanjang dan dapat disaksikan di seluruh Indonesia," terang Andi.
Lebih lanjut, hujan metor Bootid merupakan hujan meteor yang titik radian atau awal kemunculan meteornya terletak di konstelasi Bootes.
Hujan meteor ini aktif sejak 22 Juni hingga 2 Juli 2021 mendatang.
"Puncaknya terjadi pada tanggal 27 Juni dengan intensitas bervariasi antara 0-100 meteor per jam ketika zenit," papar Andi Pangerang.
Pengamatan dapat disaksikan dari arah Timur Laut ketika senja bahari, berkulminasi di arah Utara pada pukul 20.30 dan terbenam di arah Barat Laut pada pukul 02.00 waktu setempat.
Baca juga: Penjelasan Lapan soal Klaim Matahari Terbit dari Utara, Apakah Terjadi di Seluruh Indonesia?
Tahun lalu sama pada 27 Juni
Diberitakan Kompas.com (27/6/2020), fenomena astronomi hujan meteor Bootid juga terjadi pada tahun lalu. Tanggal dan bulannya pun sama, yakni 27 Juni.
Peneliti pusat sains antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Rhorom Priyatikanto menuturkan, hujan meteor merupakan peristiwa tahunan.
Lebih lanjut, selain ada puncak hujan meteor Bootid, pada 27 Juni ini akan terjadi puncak hujan meteori Scutid.
Hujan meteor Scutid adalah hujan meteor yang titik radian atau awal kemunculan meteornya terletak di konstelasi sekitar bintang Eta Serpentis (Tejat).
Hujan meteor ini aktif sejak 2 Juni hingga 29 Juli mendatang.
Puncaknya akan terjadi pada hari ini dengan intesnsitas bervariasi antara 2-4 meteor per jam ketika zenit.
Dapat disaksikan dari arah Timur ketika awal senja bahari, berkulminasi di sekitar zenit ketika tengah malam dan terbenam di arah Barat ketika fajar bahari berakhir.
Hujan meteori ini diduga berasal dari sisa debu asteroid 2004 CL (331876).
Baca juga: Kata LAPAN dan BPPTKG soal Dugaan Meteor Jatuh di Puncak Merapi
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.