Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beda Varian Delta dengan Delta Plus, Ini Penjelasan WHO

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock/angellodeco
Ilustrasi varian virus corona Delta. Varian ini pertama kali diidentifikasi di India, sebelumnya dinamai B.1.617.2. Virus corona varian Delta.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Virus corona penyebab Covid-19 terus bermutasi dan menghasilkan varian-varian baru yang memiliki karakteristik masing-masing.

Sejauh ini sudah ada 11 varian virus corona yang berhasil diidentifikasi dan diberi nama oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Kesebelas varian itu diberi nama sesuai alfabet Yunani, yaitu Alpha, Beta, Gamma, Delta, Epsilon, Zeta, Eta, Theta, Iota, Kappa, dan Lambda.

Baca juga: Penambahan Kasus Covid-19 Indonesia Peringkat Ke-5 Sedunia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Salah satu varian yang kini menjadi perhatian adalah varian Delta, yang pertama kali terdeteksi di India, dan diduga menjadi salah satu penyebab perburukan situasi Covid-19 di negara itu.

Varian Delta juga telah dikonfirmasi menyebar di Indonesia.

Sama seperti di India, varian Delta juga turut menjadi salah satu penyebab lonjakan kasus Covid-19 di Tanah Air. 

Penelitian yang terus dilakukan terhadap varian tersebut juga mengungkap fakta baru bahwa varian Delta masih terus bermutasi dan menghasilkan varian Delta Plus.

Baca juga: Varian Delta Dapat Menular Hanya Berpapasan 5-10 Detik, Apakah 3M Masih Cukup?

Lantas, apa beda varian Delta dengan varian Delta Plus?

Mengutip tayangan video WHO di Twitter, Minggu (27/6/2021) Kepala Ilmuwan WHO Dr Soumya Swaminathan memberikan penjelasan tentang varian Delta dan Delta Plus.

Penjelasan itu dia sampaikan dalam tanya jawab virtual yang digelar WHO pada Kamis (24/6/2021).

Varian Delta

Soumya mengatakan, varian Delta pertama kali terdeteksi di India, dan tercipta berkat gabungan mutasi, sehingga menyebabkan varian tersebut menjadi lebih menular ketimbang virus aslinya.

"Varian Delta setidaknya dua kali lebih menular dibandingkan dengan virus aslinya. Artinya, jika seseorang terinfeksi varian itu, mereka kemungkinan akan memiliki viral load lebih tinggi," kata Soumya.

Baca juga: Cara Melihat dan Unduh Sertifikat Vaksin Covid-19

Dia mengatakan, viral load yang lebih tinggi itu menyebabkan pasien yang terinfeksi lebih mudah menularkan virus terhadap orang lain.

"Dan oleh karena itu, kemungkinan satu orang tidak hanya dapat menularkan virus ke dua orang, tetapi dapat menularkan virus ke empat, enam, atau bahkan delapan orang," ujar dia.

Kendati demikian, Soumya menyebutkan bahwa vaksin Covid-19 yang saat ini beredar dan didistribusikan ke masyarakat, sejauh ini masih efektif, setidaknya mencegah sakit parah yang ditimbulkan dari infeksi virus corona.

Baca juga: Ragam Gejala Covid-19, Apa Saja yang Perlu Diwaspadai?

Varian Delta Plus

Sementara itu, Soumya menjelaskan bahwa penyematan kata Plus pada varian Delta adalah karena varian itu diketahui telah mengalami mutasi lebih lanjut.

Mutasi tersebut juga ditemukan pada varian Beta dan juga varian Gamma.

"Mutasi itu memiliki potensi untuk memengaruhi respons antibodi dalam melawan virus. Sehingga, ada sedikit kekhawatiran bahwa varian ini akan menjadi lebih mematikan, karena ia menjadi lebih kebal terhadap obat-obatan dan vaksin," kata Soumya.

Baca juga: Kasus Covid-19 Melonjak, Simak 8 Langkah Meningkatkan Imunitas Tubuh

Akan tetapi, menurut Soumya, segi positifnya adalah kasus yang terkait dengan varian Delta Plus masih sangat jarang ditemukan, bahkan secara global.

"Jadi apa yang harus dilakukan? Kita harus terus mengawasi varian ini. Kita harus meningkatkan kapasitas pengurutan genom di berbagai negara di seluruh dunia. Sehingga kita bisa melacak perkembangannya," ujar Soumya.

Selain itu, penelitian lebih lanjut terkait varian Delta Plus juga harus terus dilakukan, untuk mengungkap karakteristik-karakteristik lain yang mungkin dimiliki varian ini.

"Kita harus melacak dan mengumpulkan informasi terkait itu," kata Soumya.

Baca juga: Lonjakan Kasus Covid-19 di 6 Provinsi Pulau Jawa dan Nasional, Mana Saja?

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Gejala Varian Corona Alpha, Beta, dan Delta

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi