KOMPAS.com - Angka kasus positif Covid-19 pada anak-anak di Indonesia mencapai 12,6 persen.
Data ini didapat dari peta sebaran di laman covid19.go.id, yang diakses pada Minggu (27/6/2021).
Dari jumlah tersebut, 2,9 persen ada di kelompok usia 0-5 tahun. Sedangkan 9,7 persen lainnya ada di kelompok 6-18 tahun.
Melihat angka tersebut, kasus Covid-19 pada anak-anak di Indonesia cukup mengkhawatirkan. Terutama di tengah merebaknya varian Delta.
Orangtua perlu waspada terhadap gejala-gejala Covid-19 jika anak terinfeksi varian ini.
Baca juga: Varian Delta Dapat Menular Hanya Berpapasan 5-10 Detik, Apakah 3M Masih Cukup?
Berikut gejala awal Covid-19 pada anak:
Gejala umum pada anak
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), gejala Covid-19 pada anak-anak, bisa serupa pada orang dewasa.
Gejala Covid-19 yang paling umum pada anak-anak adalah demam dan batuk.
Namun, anak-anak bisa mengalami gejala umum Covid-19 lainnya, meliputi:
- Demam atau kedinginan
- Batuk
- Hidung tersumbat atau pilek
- Kehilangan indra perasa atau penciuman
- Sakit tenggorokan
- Sesak napas atau kesulitan bernapas
- Diare
- Mual atau muntah
- Sakit perut
- Kelelahan
- Sakit kepala
- Nyeri otot atau tubuh
- Nafsu makan buruk terutama pada bayi di bawah 1 tahun.
Beberapa anak juga dapat mengalami Multisystem Inflammatory Syndrome (MIS), komplikasi langka yang terlihat pada anak-anak dan orang dewasa yang terinfeksi SARS-CoV-2.
Namun, infeksi Covid-19 tanpa gejala juga bisa terjadi pada anak-anak.
Baca juga: Waspadai Gejala Baru Covid-19, Mirip Flu Musiman
Penyakit penyerta anak
Anak-anak dengan penyakit penyerta juga menjadi perhatian CDC.
Bayi di bawah 1 tahun dan anak-anak dengan kondisi mendasar tertentu lebih mungkin menderita penyakit parah akibat Covid-19.
Kondisi mendasar yang dimaksud, misalnya:
- Asma atau penyakit paru-paru kronis
- Diabetes
- Kondisi genetik, neurologis, atau metabolik
- Penyakit sel sabit
- Penyakit jantung sejak lahir
- Imunosupresi (sistem kekebalan melemah karena kondisi medis tertentu atau sedang menjalani pengobatan yang melemahkan sistem kekebalan tubuh)
- Kompleksitas medis (anak-anak dengan beberapa kondisi kronis yang mempengaruhi banyak bagian tubuh, atau bergantung pada teknologi dan dukungan signifikan lainnya untuk kehidupan sehari-hari)
- Kegemukan
Daftar di atas belum mencakup keseluruhan kondisi mendasar yang dapat meningkatkan risiko penyakit parah pada anak-anak.
Penelitian dan pembaruan informasi tentang risiko penyakit parah di antara anak-anak masih terus dilakukan.
Baca juga: Ragam Gejala Covid-19, Apa Saja yang Perlu Diwaspadai?
Tugas orangtua
Orangtua berperan besar dalam perlindungan dan pencegahan infeksi Covid-19 pada anak-anak.
Melansir The Indian Express, ketika seseorang dalam keluarga terinfeksi Covid-19, orang tersebut mengeluarkan virus dalam sistem pernapasan satu atau dua hari sebelum berubah menjadi gejala.
Karena orang tersebut tetap berhubungan dekat dengan anak, kemungkinan, pada hari ke-5, anak juga akan menunjukkan tanda-tanda Covid-19.
Maka, penting bagi orangtua untuk menjaga rumah tetap bersih dan rutin mendesinfeksi permukaan benda yang sering disentuh anak-anak.
Baca juga: Beda Varian Delta dengan Delta Plus, Ini Penjelasan WHO
Mengutip CDC, berikut langkah yang dapat dilakukan orangtua untuk melindungi anak dari Covid-19:
- Awasi anak saat di rumah.
- Pertimbangkan apakah anak perlu menemui layanan kesehatan dan menjalani tes Covid-19. CDC merekomendasikan semua orang dengan gejala Covid-19, termasuk anak-anak, untuk dites.
- Saat merawat anak yang sakit, gunakan masker, sering mencuci tangan, memantau gejala Covid-19, dan melakukan tindakan pencegahan lainnya.
- Beritahu sekolah anak sedang sakit. Terlebih, beri tahu pihak sekolah jika anak telah menjalani tes Covid-19 dan beri tahu hasilnya.
- Tinjau kebijakan sekolah (atau fasilitas penitipan anak lainnya).
- Dalam keadaan darurat, hubungi layanan kesehatan terdekat.
Baca juga: Penambahan Kasus Covid-19 Indonesia Peringkat Ke-5 Sedunia