Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Kunci Singapura Persiapkan Hidup Bersama Covid-19

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/ERICSSEN
Orang tua dan anak-anak terlihat bermain bersama di Taman Kim Pong di distrik Tiong Bahru, Minggu pagi (27/6/2021). Singapura saat ini berada dalam transisi menuju new normal di mana maksimum 5 orang diizinkan berkumpul bersama
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Singapura mewacanakan untuk mulai menerima dan hidup bersama Covid-19 alias memasuki era kenormalan baru (new normal).

Gagasan new normal itu disampaikan oleh tiga Menteri yang tergabung dalam Satgas Covid-19 Antar-Kementerian Singapura dalam kolom opini The Straits Times, Kamis (24/6/2021).

Ketiga Menteri itu adalah Menteri Industri dan Perdangan Gan Kim Yong, Menteri Keuangan Lawrence Wong, dan Menteri Kesehatan Ong Ye Kung.

Mereka menyebutkan, virus corona penyebab Covid-19 diyakini tidak akan dapat dilenyapkan dan akan menjadi endemik.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Endemik diartikan virus corona SARS-CoV-2 tidak akan hilang dan akan terus ada di sekitar manusia dan populasi global selama beberapa tahun ke depan.

Itu artinya, wabah Covid-19 dapat terus terjadi dari waktu ke waktu.

Baca juga: Klaster Aktif Covid-19 dan Alasan Singapura Kembali Berlakukan Lockdown...

Oleh karena itu, warga Singapura harus dapat beraktivitas normal hidup dengan Covid-19 tanpa harus menjalani karantina dan lockdown.

Singapura kini tengah menyusun cetak biru untuk mencapai new normal.

Ada empat faktor kunci yang diyakini dapat mendorong new normal terealisasikan di Singapura.

4 kunci Singapura untuk hidup bersama Covid-19

1. Vaksinasi

Pada 31 Mei 2021, Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong menargetkan negara itu mampu menyuntik dua per tiga warganya dengan dosis pertama vaksin Covid-19 pada awal Juli.

Kemudian, pada 9 Agustus 2021, yang merupakan Hari Nasional Singapura, sebanyak dua per tiga populasi ditargetkan sudah menerima dua dosis vaksin atau divaksinasi penuh.

Vaksinasi menjadi kunci untuk hidup bersama Covid-19, karena terbukti dapat menurunkan risiko infeksi sekaligus transmisi.

Vaksin juga telah terbukti ampuh mencegah timbulnya gejala serius pada pasien yang terinfeksi virus corona penyebab Covid-19.

Di Singapura, tercatat ada 120 lebih individu yang telah divaksinasi lengkap, namun tetap terinfeksi Covid-19, termasuk beberapa yang berusia di atas 65 tahun.

Pasien yang telah divaksin penuh, semuanya tidak memiliki gejala atau gejala ringan. Sebaliknya, sekitar 8 persen dari mereka yang tidak divaksinasi mengalami gejala serius.

Akan tetapi, untuk mempertahankan tingkat perlindungan yang tinggi, dan untuk bertahan melawan strain mutasi baru yang resisten terhadap vaksin saat ini, suntikan booster mungkin diperlukan di masa mendatang.

Baca juga: Daftar di https://vaksin.loket.com untuk Dapat Vaksin Covid-19 Mulai 1 Juli 2021

2. Testing

Testing dan pengawasan ketat masih akan dilakukan oleh Singapura, tetapi fokusnya akan berbeda dibanding sebelum era new normal.

Testing akan diutamakan pada perbatasan negara, untuk mengidentifikasi orang-orang yang masuk ke Singapura, terutama untuk mendeteksi variants of concern.

Di dalam negeri, fokus testing akan dialihkan untuk memastikan bahwa event, kegiatan sosial, serta perjalanan ke luar negeri dapat dilakukan dengan aman.

Selain itu, testing juga diperlukan untuk menurunkan risiko transmisi, terutama pada kelompok yang rentan terinfeksi.

Singapura juga berencana untuk tidak bergantung sepenuhnya pada tes polymerase chain reaction (PCR) yang tidak nyaman, serta membutuhkan waktu lama untuk mendapatkan hasil.

Oleh karena itu, Singapura berencana menggulirkan penggunaan tes Covid-19 yang cepat serta mudah dilakukan, seperti swab antigen dan breathalyser, yang tidak memerlukan pengambilan sampel swab tetapi cukup dengan napas.

Tidak hanya itu, ada pula testing pada air limbah, yang berguna untuk mengetahui kemungkinan adanya infeksi tersembunyi di asrama, hostel, atau perumahan.

3. Pengobatan

Singapura memiliki serangkaian perawatan atau pengobatan yang efektif terhadap pasien Covid-19.

Hal tersebut membuat Singapura menjadi salah satu negara yang memiliki angka kematian terendah akibat Covid-19.

Setelah selama 18 bulan melawan pandemi, Singapura kini memiliki mampu mengobati sakit kritis, mempercepat pemulihan, dan mengurangi perkembangan penyakit, keparahan, dan kematian.

Kemenkes Singapura dengan cermat melacak perkembangan pengobatan terhadap Covid-19, dan memastikan bahwa negara itu memiliki stok obat-obatan yang memadai.

Di sisi lain, para peneliti medis Singapura juga secara aktif berpartisipasi dalam penelitian dan pengembangan metode pengobatan terbaru untuk Covid-19.

4. Tanggung jawab sosial

Aspek sosial menjadi faktor utama keberhasilan Singapura untuk bisa hidup bersama dengan Covid-19.

Mencegah penularan Covid-19 tidak hanya menjadi kewajiban pemerintah, tetapi juga menjadi tanggung jawab sosial setiap anggota masyarakat Singapura.

Kesadaran untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, menghindari kumpul-kumpul jika tidak enak badan, serta tetap di rumah saja ketika sakit, adalah sebagian contoh perilaku untuk saling menjaga kesehatan sesama anggota masyarakat.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Syarat dan Cara Daftar Vaksinasi untuk Usia 50 Tahun ke Atas

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi