KOMPAS.com - Puncak peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-28, dilaksanakan hari ini, Selasa (29/6/2021).
Harganas diperingati setiap 29 Juni setiap tahunnya.
Ini merupakan peringatan untuk mengingat pentingnya peran dan nilai keluarga, sebagai unit sosial terkecil dalam masyarakat.
Sejarah
Merangkum buku Panduan Harganas 2021, peringatan tahunan ini berawal dari penyerahan kedaulatan Indonesia oleh Belanda pada 22 Juni 1949.
Seminggu kemudian, tepatnya 29 Juni 1949, para pejuang pun pulang dan kembali kepada keluarganya.
Namun setelahnya, terjadi angka perkawinan dini yang tinggi dan meningkatnya angka kelahiran anak.
Diperkirakan, pada saat itu pengetahuan keluarga tentang usia nikah sangat rendah. Di sisi lain, muncul keinginan kuat untuk "mengganti" keluarganya yang gugur dalam peperangan.
Akhirnya, pada 29 Juni 1970 pemerintah gencar memperkuat program Keluarga Berencana (KB).
Hal ini dilatarbelakangi oleh angka infeksi dan gizi buruk pada anak meningkat, akibat perkawinan usia dini dan angka kelahiran yang tinggi.
Haryono Suyono merupakan penggagas Harganas. Ia adalah Ketua Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) di masa pemerintahan Presiden Soeharto.
Ia menyampaikan tiga pokok pikiran terkait Harganas, meliputi:
- Mewarisi semangat kepahlawanan dan perjuangan bangsa
- Menghargai dan perlunya keluarga bagi kesejahteraan bangsa
- Membangun keluarga menjadi keluarga yang bekerja keras dan mampu berbenah diri menuju keluarga sejahtera.
Akhirnya, pada 1993 Presiden Soeharto menetapkan 29 Juni sebagai Hari Keluarga Nasional (Harganas).
Namun, peringatan ini baru mendapat legalitas pada 15 September 2014, melalui Keputusan Presiden RI Nomor 39 tahun 2014 tentang penetapan 29 Juni sebagai Harganas dan bukan hari libur.
Baca juga: Ibu Hamil Direkomendasikan Dapat Vaksin Covid-19, Ini Kata Kemenkes
Tema
BKKBN mengadakan serangkaian acara untuk memperingati Harganas 2021.
Pada peringatan Harganas ke-28, BKKBN mengangkat tema "Kaluarga Keren Cegah Stunting".
Stunting adalah masalah kurang gizi kronis sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan pada anak.
Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo mengatakan tema ini diangkat atas kekhawatiran kualitas generasi masa mendatang.
"Melalui gerakan penurunan stunting, kemudian kita bisa punya imbas yang luas," kata Hasto, dalam apel peringatan Harganas yang disiarkan di YouTube BKKBN, Senin (21/6/2021).
Ia memaparkan data Survei Status Gizi Balita Indonesiatahun 2019, yang menyebutkan angka stunting mencapai 27,67 persen. Angka tersebut disebabkan oleh faktor kekurangan gizi pada bayi.
"Prediksi para ahli yang susah untuk dibantahkan, stunting di tahun 2020 dan 2021, akan meningkat menjadi 32 koma (sekian) persen. Prediksi ini sangat beralasan," kata Hasto.
Oleh sebab itu, melalui tema tahun ini, Hasto berharap kampanye penurunan stunting bisa digencarkan.
Baca juga: Rumah Sakit Italia Gunakan CT Scan untuk Ungkap Rahasia Mumi Mesir
Logo
Logo Harganas 2021 masih memiliki unsur dan nuansa yang mirip dengan logo tahun lalu.
Pada logo Harganas 2021, terdapat sosok sebuah keluarga, yaitu ayah, ibu dan dua anak. Gambar sosok itu ada dalam lingkaran emas dengan pita bertuliskan HARGANAS.
Pada latar belakang lingkaran tersebut terdapat warna merah putih yang merupakan bendera Indonesia.
Logo Harganas 2021 dapat diunduh di sini.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.