Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan
Bergabung sejak: 24 Mar 2020

Penulis adalah pendiri Sanggar Pemelajaran Kemanusiaan.

Pesona Pancanada Sunda

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/RENI SUSANTI
Budayawan sekaligus maestro musik sunda, Tan Deseng, tengah memainkan kecapi.
Editor: Heru Margianto

SAYA dibesarkan di lingkungan kebudayaan Jawa Tengah kemudian belajar musik Jawa Tengah dari Sang Mahamaestro dalang dan kendang, Ki Nartosabdho, maka kalbu musik pribadi saya senantiasa dirundung pancanada slendro dan pelog.

Beberapa komposisi saya seperti Kasurupan, Epitaph, Tembang Alit, Uri-Uri dan Uro-Uro konsisten dan konsekuen bertumpu pada pancanada 1-3-4-5-7.

Namun Fantasia Arum Dalu dan Fragment menggunakan pancanada 1-3-4-6-7 yang berasal dari Jawa Barat atau lebih dikenal dengan sebutan Sunda.

Jelas dalam hal musik Sunda saya terpengaruh oleh lagu Es Lilin dan Bubuy Bulan yang bagi saya merupakan dua karya musik terindah yang pernah saya dengar.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perpaduan suara seruling, kecapi dan kendang Sunda merupakan trio setara dengan pianoforte, biolin dan violoncello.

Bahkan trio seruling, kecapi, kendang Sunda lebih kompleks sebab hanya kecapi yang alat musik menggunakan dawai.

Ketika menelusuri lekuk liku musik Jepang saya sempat tertegun akibat kemiripan suasana pentatonik Jepang dengan pancanada Sunda.

Kemiripan yang selalu saya ungkap pada saat memberikan kata pengantar penjelasan tentang musik Sunda di forum mancanegara termasuk di Sydney Opera House, Esplanade Singapura, Carnegie Hall et cetera.

Ketika mengajar di Jerman saya memanfaatkan kewibawaan sebagai dosen untuk mempengaruhi para mahasiswa saya bahwa musik Jepang terpengaruh musik Sunda.

Kecuali di Jepang, saya memang selalu jahil mengklaim bahwa pentatonik Jepang meniru pancanada Sunda dengan dalih latar belakang fakta kulutural bahwa umat Buddhisme dari Jepang mengunjungi lalu mengagumi candi Borobodur sebagai monumen Buddhisme terbesar yang dibangun oleh orang Sunda.

Terlepas dari latarbelakang kebudayaan, bagi saya pancanada Sunda an sich memang memiliki pesona estetikal khas tersendiri.

Apabila minor merupakan pasangan mayor atau moll pasangan dur maka pancanada Sunda merupakan pasangan pancanada Jawa Tengah (istilah Jawa memang saya hindari sebab Sunda berada di dalam pulau Jawa) khususnya slendro 1-3-4-5-7.

Sementara pelog mirip pentatonik universal termasuk China 1-2-3-5-6 maka slendro 1-3-4-5-7 relatif berdaulat mandiri khas Jawa dan Bali dengan akar serabut budaya menjalar sampai ke India dan Tibet.

Secara aritmatikal saya kerap bermain dengan slendro di mana saya memindah nada 5 menjadi 6 langsung timbul suasana minor alias mol pada slendro yang semula terkesan mayor alias dur.

Sementara pancanada Sunda 1-3-4-6-7 saya geser nada 7 menurun satu sekun menjadi minus 7 maka suasana minor mendadak menjadi mayor sebagai pancanada slendro kembali.

Mutasi suasana tersebut sama menarik seperti ketika saya melenyapkan nada ke dua dan ke enam dari saptanada Arab maka langsung berubah sukma menjadi pancanada Slendro.

Terlepas dari analisis eksperimental aritmatikal homo-ludensial terhadap pancanada Sunda, seni musik Sunda merupakan suatu perpaduan nada, irama dan warna suara nan tiada dua menggetar sukma di lubuk sanubari saya pribadi yang sedang berusaha mempelajari keadiluhuran peradaban dan kebudayaan Sunda yang memang tiada dua di marcapada ini.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi