Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Hand Sanitizer Mengandung Virus Baru

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK
-
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Di media sosal Facebook, beredar informasi yang menyebut hand sanitizer mengandung virus baru.

Narasi itu disertai foto sebuah merk hand sanitizer dan disandingkan sengan foto tangan yang melepuh.

Dari penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, informasi tersebut salah.

Merek hand sanitizer dalam foto tersebut tidak ada dalam daftar produk berbahaya Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA).

Sejauh ini, belum ditemukan hand sanitizer yang mengandung virus.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Narasi yang beredar

Narasi bahwa hand sanitizer mengandung virus baru disebarkan oleh akun Facebook Elon Songa.

Ia membagikan narasi dan foto di Grup Facebook Forum Kawasan Tomberabu Bersatu Maju, pada 7 Juni 2021.

"Hati2 produk ini," demikian narasi dalam unggahannya.

Disertakan pula sebuah gambar dari dua potongan foto yang berbeda.

Di sisi kiri, foto sebuah hand sanitizer bermerk Farah. Di sisi kanan nampak sebuah foto tangan melepuh.

Foto itu juga disertai narasi yang berbunyi:

"Jangan gunakan sanitizer perusahaan ini. Ini bukan sanitizer. Ini adalah virus baru dengan penyakit awal. Bagikan dengan semua orang."

Foto serupa juga ditemukan menyebar di grup-grup Facebook lainnya. Seperti di sini, di sini dan di sini.

Penelusuran Kompas.com

Dari penelusuran Kompas.com, klaim yang menyebut hand sanitizer mengandung virus baru tidak benar.

Di laman resminya, FDA membuat daftar produk hand sanitizer yang berbahaya dan ditarik dari pasaran.

Merek hand sanitizer yang ada dalam unggahan itu, tak ada dalam daftar berbahaya tersebut.

Sejauh ini, FDA juga tidak menemukan adanya produk hand sanitizer yang mengandung virus.

FDA mewaspadai penggunaan hand sanitizer pada hal-hal berikut:

  • Kontaminasi metanol pada makanan dan minuman.
  • Hand sanitizer tertentu yang mungkin tidak mengandung etil alkohol atau isopropil alkohol dalam jumlah yang cukup.
  • Hand sanitizer dengan klaim palsu dan menyesatkan, tidak terbukti dapat mencegah penyebaran virus seperti Covid-19, termasuk klaim memberikan perlindungan yang berkepanjangan (misalnya, hingga 24 jam).
  • Produk yang secara curang dipasarkan sebagai "disetujui FDA" padahal belum disetujui oleh FDA.
  • Produk yang dikemas agar tampak seperti minuman, permen, atau botol minuman keras, serta produk yang dipasarkan sebagai minuman atau koktail karena penampilannya dapat mengecoh dan bahaya jika tertelan secara tidak sengaja, terutama bagi anak-anak.
  • Produk berlabel dengan bahan berbahaya atau beracun, seperti metanol

Adapun hand sanitizer Farah, yang ada dalam unggahan yang menyebar di media sosial, sejauh ini aman.

Melansir Times of Oman, hand sanitizer Farah, diproduksi yang oleh National Detergent Company (NDC), telah disetujui oleh Kementerian Kesehatan Oman.

Mengutip laman NDC, produk ini mengandung etil alkohol di atas 70 persen dan aman digunakan sebagai pembersih tangan.

Kandungan itu sudah sesuai rekomendasi dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS.

CDC merekomendasikan hand sanitizer berbasis alkohol sedikitnya mengandung setidaknya 60 persen etanol atau disebut juga etil alkohol.

Kesimpulan

Klaim yang menyebut bahwa hand sanitizer mengandung virus baru adalah salah.

Tidak ada kasus hand sanitizer mengandung virus dalam daftar produk berbaya FDA.

Adapun merk yang disebutkan dalam narasi yang beredar tidak mengandung virus, tetapi etil alkohol di atas 70 persen.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi