KOMPAS.com - Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono membuat heboh publik dengan pernyataan mengejutkan.
Diberitakan Kompas.com, Rabu (30/6/2021) Budhi menuding lonjakan kasus Covid-19 disebabkan unsur kesengajaan dari pihak rumah sakit.
"Jadi rumah sakit di Kabupaten Banjarnegara ini kalau saya pantau agak berebut pasien Covid-19. Karena standar agak lumayan juga. Yang saya ketahui sampai saat ini laporan dari dinas saya itu untuk biaya tiap hari Rp 6.250.000 minimal, maksimal sampai Rp 10 juta per hari," kata Budhi.
Dengan tingginya biaya klaim tersebut, Budhi menganggap wajar jika RS saling berebut pasien, demi mengejar keuntungan dari biaya perawatan yang didapat.
"Jadi yang dicari rata-rata pasien Covid semua, dan kalau diswab, dari 10 orang, yang positif Covid itu 7 atau 6 (orang). Terus saat sekarang ini jadi melonjak. Rumah sakit penuh tempat karantina penuh. Ini pada berlomba membuat karantina lagi," ujar Budhi.
Baca juga: Bupati Banjarnegara Tuding Ada Permainan Bisnis RS di Balik Lonjakan Kasus Covid-19
Dibantah IDI Banjarnegara
Sementara itu, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Banjarnegara Agus Ujianto membantah tudingan Budhi soal adanya permainan klaim biaya perawatan pasien Covid-19 oleh pihak rumah sakit.
Diberitakan Kompas.com, Rabu (30/6/2021) Agus mengatakan, protokol wajib calon pasien yang akan rawat inap di rumah sakit adalah pemeriksaan dengan rapid test antigen.
Tujuannya adalah untuk melindungi tenaga kesehatan dan pasien lain di rumah sakit apabila ada pasien baru yang terinfeksi Covid-19.
Hasil pemeriksaan calon pasien itu juga digunakan untuk mengambil tindakan medis yang tepat jika terkonfirmasi positif.
“Itu memang protokol, bukan semua di-Covid-kan. Kami tidak sengaja mencari-cari, itu bentuk perlindungan terhadap tenaga medis dan pasien lain di rumah sakit. Kalau ternyata positif, apa pun penyakit bawaannya, akan dilayani dengan protokol Covid-19,” katanya saat dihubungi, Selasa (29/6/2021).
Baca juga: IDI Jawab Tudingan Bupati Banjarnegara: Tak Perlu Dicari, Pasien Antre sampai Tenda Darurat
Ganjar: Klaim harus bisa dibuktikan
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, klaim adanya permainan biaya perawatan Covid-19 yang diduga dilakukan oleh pihak rumah sakit di Banjarnegara harus bisa dibuktikan.
Dalam hal ini, Ganjar menyebutkan bahwa Bupati Banjarnegara Budhi Sarwono bisa menerjunkan tim khusus untuk memeriksa dan memastikan kebenaran dugaan tersebut.
"Bupati bisa turunkan tim untuk periksa," kata Ganjar saat dihubungi Kompas.com, Rabu (30/6/2021).
Menurut Ganjar, klaim tersebut harus segera diperiksa, lantaran dapat menimbulkan stigmatisasi pada rumah sakit.
Terlebih, belakangan ini rumah sakit dan tenaga kesehatan sudah bekerja keras dalam menanggulangi lonjakan kasus Covid-19.
"Jangan sampai ada stigmatisasi pada RS dan tenaga medis yang sudah bekerja keras, lelah, bahkan hampir tiap hari mereka menyabung nyawa," kata Ganjar menegaskan.
Baca juga: Ini Alasan Bupati Banjarnegara Izinkan Warganya Gelar Hajatan
Pemimpin harus bantu tenaga kesehatan
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah Yulianto Prabowo mengatakan, setiap pemimpin seharusnya terjun langsung ke lapangan, sehingga mengetahui dengan jelas permasalahan yang terjadi dalam penanganan pandemi Covid-19.
"Semua pemimpin harus terjun ke bawah, ke lapangan, sehingga memahami betul apa yg terjadi di masyarakat, yang terjadi di RS, di Puskesmas, di laboratorium dan lain-lain, (untuk mengetahui) problem apa yang dihadapi mereka," kata Yulianto kepada Kompas.com, Rabu (30/6/2021).
Menurut Yulianto, dalam kondisi situasi Covid-19 yang genting seperti sekarang, tidak seharusnya seorang pemimpin mengeluarkan pernyataan yang dapat menurunkan kepercayaan masyarakat kepada tenaga kesehatan.
Dia menyebutkan, seharusnya pemimpin membantu perjuangan tenaga kesehatan yang berjibaku melawan Covid-19, dan bukan malah menurunkan semangat mereka.
"Kita harus tanya apa yang bisa kita bantu, apa yang kita berikan. Kita tidak butuh komentar yang mendiskreditkan," tegas Yulianto.
Baca juga: Bupati Banjarnegara Masih Izinkan Gelar Hajatan, Ganjar: Sudah Saya Sampaikan Tidak Boleh
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.