Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa GeNose Tak Masuk Syarat Perjalanan di PPKM Darurat? Ini Jawaban Satgas Covid-19

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG
Calon penumpang melakukan tes Antigen atau GeNose di Stasiun Pasar Senen, Jakarta Pusat, Senin (3/5/2021). Per 1 Mei 2021, tercatat sudah ada lebih dari 6.000 calon penumpang yang akan diberangkatkan dengan keberangkatan didominasi oleh penumpang ke arah Jawa Tengah dan Jawa Timur khususnya Malang dan Surabaya.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - GeNose kini tak masuk dalam aturan PPKM Darurat sebagai syarat pelaku perjalanan.

Seperti diketahui, pemerintah memutuskan untuk menerapkan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat pada 3-20 Juli 2021.

Kebijakan ini diambil sebagai respons terhadap lonjakan kasus infeksi Covid-19 di sejumlah wilayah Indonesia, terutama Jawa dan Bali.

Dalam aturan PPKM, setiap pelaku perjalanan jarak jauh wajib menunjukkan kartu vaksinasi Covid-19 minimal dosis pertama dan hasil negatif tes Covid-19 dari PCR untuk pesawat serta antigen untuk transportasi lainnya.

GeNose tak ada dalam aturan perjalanan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: PPKM Darurat Jawa-Bali, Wajib Bawa Kartu Vaksin Covid-19 Saat Naik Pesawat, KA, dan Bus

Sebelumnya, GeNose masih direkomendasikan oleh pemerintah sebagai syarat melakukan perjalanan jarak jauh.

Apa alasan pemerintah tak lagi memasukkan GeNose sebagai syarat bagi pelaku perjalanan?

Penjelasan Satgas Covid-19

Saat dikonfirmasi, Koordinator Tim Pakar yang juga Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito meminta masyarakat untuk bersabar menunggu informasi lebih lanjut dari pemerintah mengenai kebijakan pelaku perjalanan.

"Terkait revisi kebijakan pelaku perjalanan mohon menunggu rilis resminya," kata Wiku saat dihubungi Kompas.com, Jumat (2/7/2021) siang.

"Pada prinsipnya perubahan kebijakan yang ada dilakukan berdasarkan hasil monev (monitoring dan evaluasi) di lapangan," lanjut dia.

Wiku menyebutkan, saat ini, Satgas Covid-19 bersama instansi terkait tengah menggodok kebijakan pelaku perjalanan, termasuk soal GeNose.

"(Apakah GeNose akan digunakan atau tidak) Sedang dalam pembahasan," ujar dia. 

Ia mengatakan, agar menunggu aturan selanjutnya.

"Sampai menunggu aturan selanjutnya. Nanti tunggu pengumuman resminya ya," kata Wiku.

Baca juga: Ahli Minta Penggunaan Tes GeNoSe Dihentikan Sementara, Ini Alasannya

Pemberlakuan GeNose

GeNose ditetapkan sebagai salah satu mekanisme deteksi Covid-19 sebagai syarat pelaku perjalanan sejak sebelum perayaan Idul Fitri 1442 H.

Ketika itu, GeNose masih masuk dalam syarat perjalanan.

Aturannya tertuang pada Surat Edaran (SE) Nomor 13 Tahun 2021 tentang Peniadaan Mudik Hari Raya Idul Fitri Tahun 1442 Hijriah dan Upaya Pengendalian Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) Selama Bulan Suci Ramadhan 1442 Hijriah.

Dalam aturan itu terdapat klausul pengetatan mudik sejak 22 April 2021 hingga 24 Mei 2021. Selain itu, memuat aturan mengenai pengetatan pelaku perjalanan selama H-14 mudik.

Saat itu, tes GeNose bisa dilakukan di masing-masing tempat keberangkatan sebelum masyarakat melakukan perjalanan, dan berlaku di seluruh moda transportasi.

Tes GeNose juga berlaku sebagai syarat perjalanan transportasi udara. Dalam aturan itu, pelaku perjalanan harus menunjukkan surat keterangan hasil negatif tes di bandara sebelum keberangkatan.

Syarat yang sama juga berlaku bagi pelaku perjalanan yang menggunakan kereta api antar-kota dan transportasi laut.

Salah satu syaratnya adalah mereka diharuskan melakukan GeNose ketika hendak menggunakan kereta api serta kapal laut, dan masyarakat harus menunjukkan hasil negatif.

Di tengah lonjakan kasus Covid-19 pasca-Lebaran, sejumlah ahli menyarankan pemerintah untuk menghentikan sementara penggunaan GeNose untuk mendeteksi Covid-19 dan sebagai syarat pelaku perjalanan.

Ahli biologi molekuler Ahmad Utomo mengatakan, penghentian itu dilakukan untuk menunggu hasil validasi eksternal dari kampus merdeka.

Validasi eksternal sebelumnya direncanakan secara independen oleh tim peneliti dari institusi non-UGM dan berlangsung hingga April 2021.

Namun, hingga Juni belum ada laporan soal itu.

"(GeNoSe) harus dihentikan. Kita harus mencari masalah ledakan kasus, semua potensi masalah harus dicari. Apalagi tes kita masih lemah, tracing lemah, apalagi orang bisa ke mana-mana hanya berdasarkan GeNoSe," kata dia.

Ia menyarankan, screening perjalanan bisa menggunakan alat baku yang telah disetujui oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yaitu tes PCR dan antigen.

Rekomendasi penghentian GeNoSe itu karena hasil validasi eksternal yang belum keluar, bukan karena akurasi. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi