Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Vaksin Moderna yang Dapat Izin Darurat dari BPOM

Baca di App
Lihat Foto
ccnull.de
Vaksin moderna
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyampaikan telah mengeluarkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) untuk vaksin Covid-19 Moderna pada Jumat (2/7/2021).

Sebelumnya, jenis vaksin yang sudah mendapatkan EUA di Indonesia yakni Sinovac CoronaVac dan AstraZeneca.

Adapun penerbitan EUA ini berdasarkan hasil uji klinis fase ketiga dan pengkajian Komite Nasional Penilai Vaksin Covid-19, ITAGI, dan BPOM.

Apa saja yang perlu diketahui dari vaksin Moderna?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: BPOM Terbitkan Izin Darurat untuk Vaksin Moderna, Efikasi 94,1 Persen

Vaksin berbasis mRNA

Vaksin Moderna merupakan vaksin Covid-19 berbasis messenger RNA (mRNA) yang diproduksi oleh Moderna Incorporation AS.

Agar keefektifan vaksin dapat optimal dan terjaga dengan baik, vaksin Moderna membutuhkan suhu penyimpanan sekitar minus 20 derajat Celcius, suhu yang mirip dengan freezer biasa, untuk dapat didistribusikan.

Efikasi 94,1 persen

Mengutip Kompas.com, (2/7/2021), Penny menyampaikan, berdasarkan data hasil uji klinis fase ketiga menunjukkan efikasi vaksin Covid-19 Moderna mencapai 94,1 persen pada kelompok usia 18-65 tahun.

Sementara, untuk kelompok usia di atas 65 tahun, efikasinya menurun mencapai 86,4 persen.

Tak hanya itu, hasil uji klinis fase ketiga juga menyatakan vaksin Moderna aman untuk kelompok masyarakat dengan komorbid atau penyakit penyerta.

Komorbid yang dimaksud yakni penyakit paru kronis, jantung, obesitas berat, diabetes, penyakit liver hati, dan HIV.

Baca juga: Studi: Vaksin Moderna Lindungi Tubuh dari Covid-19 Varian Delta

Usia 18 tahun ke atas

Kepala BPOM Penny Lukito mengatakan, vaksin ini belum dapat disuntikkan pada anak-anak di bawah 18 tahun.

"Vaksin Moderna belum bisa untuk anak di bawah 18 tahun. Ini untuk 18 tahun ke atas," ujar Penny.

Ia menambahkan, pemberian vaksin ini dilakukan melalui injeksi sebanyak dua kali dalam rentang waktu 1 bulan.

Dosis yang diberikan dalam satu kali suntikan yakni 0,5 ml.

Efek samping

Sama seperti vaksin Covid-19 lainnya, vaksin Moderna juga memiliki efek samping untuk penerimanya.

Penny mengatakan, munculnya efek samping atau Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) cenderung dapat ditoleransi dengan status tingkat keparahan satu dan dua.

Kejadian efek samping yang paling sering dirasakan, antara lain:

  • Nyeri
  • Kelelahan
  • Nyeri di tempat suntikan
  • Nyeri otot
  • Nyeri sendi
  • Pusing

Adapun keluhan-keluhan ini biasanya dirasakan setelah seseorang menerima dosis kedua vaksin.

Penny mengatakan, keluhan efek samping ini sama untuk usia dewasa di bawah 65 tahun dan di atas 65 tahun.

Meski begitu, ada perbedaan dari sisi titer antibodi.

"Data imunogenitas yang merupakan tingkatan titer antibodi dan netralisasi menunjukkan bahwa memang untuk kelompok usia lansia lebih rendah dibandingkan usia dewasa," ujar Penny.

Diklaim ampuh lawan varian Delta

Melansir pemberitaaan Kompas.com sebelumnya, vaksin Covid-19 Moderna disebut dapat menghasilkan antibodi penawar terhadap varian Delta.

Dikutip dari Global News, (29/6/2021), penelitian dilakukan pada serum darah dari 8 peserta yang didapat sepekan setelah menerima dosis kedua vaksin, pada uji coba tahap awal.

Hasilnya, vaksinasi menghasilkan antibodi terhadap semua varian, termasuk versi tambahan dari varian Beta yang pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan.

Selain itu, vaksinasi juga menghasilkan antibodi terhadap 3 varian garis keturunan virus corona yang diidentifikasi di India, termasuk varian Kappa dan Delta.

Analisis menunjukkan, adanya pengurangan sederhana dalam menetralkan antibodi terhadap beberapa varian yang lebih baru, termasuk Delta, Kappa, dan Gamma.

"Data baru ini mendorong dan memperkuat keyakinan kami bahwa vaksin Covid-19 Moderna harus tetap protektif terhadap varian yang baru terdeteksi," ujar Kepala Eksekutif Moderna Stephane Bancel.

(Sumber: Kompas.com/Retia Kartika Dewi, Dian Erika Nugrahaeny | Editor: Diamanty Meiliana, Icha Rastika, Rendika Ferri Kurniawan)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi