KOMPAS.com - Menurut studi yang dilakukan oleh peneliti Universitas Oxford dan terbit di jurnal Cell, vaksin AstraZeneca dan Pfizer-BioNTech ampuh melawan Covid-19 varian Delta dan Kappa.
Dilansir dari Reuters melalui KOMPAS.com, peneliti mengecek kemampuan antibodi dalam darah orang yang telah menerima dua dosis vaksin tersebut.
Para peneliti pun menyelidiki efektivitas kedua vaksin tersebut dalam melawan varian Delta dan Kappa.
Analisis dari Public Health England (PHE) juga menunjukkan bahwa vaksin AstraZeneca dan Pfizer-BioNTech sampai pekan ketiga bulan Juni mampu menekan angka rawat inap akibat infeksi Covid-19 varian Delta hingga lebih dari 94 persen.
Baca juga: Vaksin AstraZeneca dan Pfizer Efektif Lawan Varian Delta dan Kappa
Eksekutif AstraZeneca, Mene Pangalos mengatakan dalam sebuah pernyataan terpisah, temuan peneliti dari Oxford dan analisis PHE menjadi indikasi positif mengenai efektivitas vaksin AstraZeneca dalam melawan varian Delta.
"Kami didorong untuk melihat hasil non-klinis yang diterbitkan Oxford, di samping analisis awal dari Public Health England baru-baru ini. Hal ini memberi kami indikasi positif bahwa vaksin AstraZeneca dapat memiliki dampak signifikan terhadap varian Delta," kata Mene.
Kepala ilmuwan WHO menyebut varian Delta bisa menjadi varian Covid-19 yang dominan secara global. Tingkat penyebaran dan penularan varian ini diketahui sangat cepat.
Bahkan para peneliti Oxford pun berpendapat, varian Delta bisa menginfeksi orang yang telah terpapar Covid-19 sebelumnya.
Risiko terinfeksi varian Delta muncul sangat tinggi pada individu yang sebelumnya terinfeksi oleh varian Beta dan Gamma yang muncul di Afrika Selatan dan Brasil.
Baca juga: Cara Cek Sertifikat Vaksin Covid-19
Kesimpulan itu didapat setelah para peneliti menguji kemampuan antibodi dalam sampel darah yang berperan untuk menetralkan varian baru.
Sebaliknya, orang yang sebelumnya terinfeksi varian Alpha, yang pertama kali terdeteksi di Inggris, memberikan perlindungan silang yang "masuk akal" terhadap semua varian baru yang menjadi perhatian.
“B.1.17 mungkin menjadi kandidat vaksin varian baru untuk memberikan perlindungan seluas-luasnya,” kata para peneliti.
Sumber: KOMPAS.com (Gloria Setyvani Putri)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.