KOMPAS.com - Sebuah tim khusus yang terdiri dari 40 orang dari Prisedensi Umum Urusan Dua Masjid Suci menggulung kiswah atau kain penutup kabah.
Tradisi tahunan ini bertujuan untuk melindungi kain dari jemaah haji saat mereka melakukan tawaf dan untuk menjaga benang sutra dari goresan.
Penggulungan kiswah Kabah ini sekaligus menandai permulaan haji 2021.
Baca juga: Kiswah: Kisah di Balik Penutup Kabah di Mekkah
Penggantian Kiswah 9 Dzulhijah
Asisten Wakil Menteri untuk Urusan Masjidil Haram Abdul Hamid al-Maliki mengatakan, pihaknya bersama dengan tenaga medis dan teknis mengawasi keamanan proses penggulungan kiswah kabah.
Menurutnya, kiswah diangkat sesuai dengan prosedur, tindakan pencegahan, dan pedoman kepresidenan.
"Menggulung kiswah adalah prosedur tahunan dan memakan waktu selama tiga jam, dari Rabu (30/6/2021) sampai Kamis (1/7/2021) tengah malam," kata dia, dikutip dari Arab News.
Ia menuturkan, penggantian kiswah nantinya akan dilakukan setelah shalat Subuh pada hari kesembilan Dzulhijah.
Abdul Hamid memastikan, akan ada pengawasan harian dari tim spesialis yang memantau kondisi kain dan memberikan perawatan segera jika diperlukan.
"Masjidil Haram dan Masjid Nabawi mendapat perhatian langsung dari pemerintah Saudi dan memberikan fasilitas bagi semua orang yang mengunjunginya," jelas Abdul Hamid.
"Hal itu dilakukan dengan tindak lanjut terus menerus dari Sheikh Abdurahman al-Sudais selaku Kepala Presidensi Umum untuk Urusan Dua Masjid Suci," sambungnya.
Baca juga: Kisah Mokhtar Alim Shokder, Pembuat Kaligrafi pada Kiswah Kabah
Sutra dan benang emas
Kompleks Raja Abdul Aziz untuk Kabah Kiswah Suci telah menjadi landmark yang dikunjungi oleh orang-orang dari seluruh dunia.
Kabah ditutupi dengan sutra murni yang menampilkan kaligrafi Islam, serta dijahit dari benang emas dan perak.
Proses tersebut dilakukan oleh orang-orang Saudi berkualifikasi tinggi dan melalui pelatihan bertahun-tahun.
Baca juga: 4 Fakta Haji 2021: Kuota 60.000, Jenis Vaksin, hingga Syarat Jemaah
Haji di tengah pandemi
Seperti diketahui, pemerintah Arab Saudi memutuskan untuk tetap menggelar haji di tengah pandemi Covid-19.
Berbeda dari sebelumnya, kuota yang tersedia tahun ini mencapai 60.000 jemaah bagi warga Arab Saudi dan warga mukim.
"Berdasarkan konsistensi Kerajaan untuk memungkinkan para tamu dan pengunjung di Masjid Haram dan Masjid Nabawi untuk melakukan ritual haji dan umrah, Kerajaan mengutamakan kesehatan dan keselamatan manusia," kata Kementerian Haji.
Jemaah haji harus divaksinasi lengkap atau minimal telah mendapat satu dosis vaksin Covid-19 setidaknya 14 hari sebelumnya.
Penyintas Covid-19 yang telah dinyatakan sembuh dari virus corona dan mendapat divaksinasi juga diperbolehkan mendaftar haji.
Baca juga: Simak, Ini Update Titik Penyekatan Jalan Tol Selama PPKM Darurat
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.