Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Air Keran Dites Positif dengan Rapid Test Antigen

Baca di App
Lihat Foto
Facebook
Tangkapan layar hoaks rapid test antigen untuk menguji air keran hasilnya positif
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Beredar informasi air keran yang dites menggunakan Rapid Test Antigen dan hasilnya positif.

Salah satu pengunggahnya adalah akun Facebook Info Seputar Blora.

Berdasarkan penelusuran Tim Cek Fakta Kompas.com, informasi yang disebarkan itu dipastikan hoaks atau tidak benar.

Narasi yang beredar

Akun Facebook Info Seputar Blora membagikan video yang menunjukkan alat tes Covid-19, rapid test antigen, digunakan untuk mengetes air keran.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video itu diunggah pada 22 Juni 2021.

Hingga kini video itu telah disukai 3 kali dan diputar ulang sebanyak 800 kali.

Dari video tersebut muncul hasil reaktif atau positif. Narasi di video menyindir apakah air keran yang dites positif akan dikarantina.

Selain itu narasi juga mengarahkan penonton untuk percaya bahwa tes Covid-19 adalah penipuan.

Akun Facebook Info Seputar Blora menuliskan bahwa air keran yang dites hasilnya positif. Itu adalah bukti bahwa rapid test antigen tidak valid.

Berikut ini narasinya:

"APA BENAR TEST R4P1D ANT1G3N VALID??? INI BUKTI VIDEONYA AIR KRAN AJA BISA P051TIF"

Konfirmasi Kompas.com

Tim Cek Fakta Kompas.com mengonfirmasi hal tersebut kepada Epidemiolog Universitas Griffith Dicky Budiman.

"Ini hoaks ya," ujarnya kepada Kompas.com, Rabu (30/6/2021).

Dia menjelaskan SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19 tidak ditularkan melalui air, tapi melalui udara. Sehingga di air biasa tidak akan terdeteksi.

Selain itu, kata dia, cairan memiliki PH tertentu atau keasaman tertentu.

"Ketika yang dites adalah air keran, PH-nya akan terganggu dan merusak antibodi yang ada di film-nya itu. Akhirnya hasilnya menjadi invalid, bisa jadi positif," imbuhnya.

Dia menggarisbawahi ketika yang diuji adalah air keran misalnya justru bisa menyebabkan alat tes rusak. Hasil positif yang terlihat dalam beberapa detik juga tidak valid.

"Uji coba ke mana mana ya bisa aja, tapi rusak alatnya. Bukan positif, tapi rusak alatnya," tegasnya.

Dihubungi terpisah, ahli patologi klinis dari RSA UNS Surakarta, dr Tonang Dwi Ardyanto mengungkapkan bahwa informasi itu adalah hoaks berulang.

Air keran yang dites dengan rapid antigen, menurutnya sama halnya seperti sambel cireng yang sempat viral beberapa waktu lalu.

Saat itu publik figur Rina Rose menyebarkan informasi eksperimennya saat mengetes sambel cireng menggunakan rapid test antigen dan hasilnya positif.

Tonang mengatakan itu adalah contoh penggunaan alat tes yang tidak pada tempatnya.

Sebelumnya, dia menjelaskan hasil positif pada alat rapid test antigen bisa muncul akibat adanya kandungan pH atau derajat keasaman yang dideteksi oleh alat.

"Jadi persoalannya tentang pH. Ada batas pH yang pas untuk pemeriksaan tersebut (Rapid Test Antigen)," kata Tonang, dikutip Kompas.com, 26 Desember 2020.

Tonang menjelaskan, setiap alat tes sudah memiliki batasan pH tersendiri untuk menunjukkan hasil positif atau negatif sebuah sampel yang di uji.

Apabila sampel pada alat tes yang digunakan sesuai, maka hasil yang muncul pun dapat dipertanggungjawabkan.

Namun apabila sampel yang digunakan adalah sampel yang tidak semestinya, sehingga kandungan pHnya lebih rendah atau lebih tinggi, maka hasil yang muncul pun tidak kredibel.

"Sampel yang pas, seperti swab, (jika) sudah diukur pada pH yang tepat (sesuai) tersebut, maka kit bekerja secara seharusnya. Tapi bila kita berikan sampel di luar pH tersebut, maka alat akan rusak. Akibatnya seolah-olah positif," papar dia.

Kesimpulan

Informasi yang disebarkan akun Facebook Info Seputar Blora tentang rapid test pada air keran hasilnya positif adalah hoaks berulang.

Itu adalah penggunaan alat yang tidak pada tempatnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi