Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini Terjadi Aphelion, Bumi Berada di Titik Terjauh dari Matahari, Apa Dampaknya?

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/Jose L. Stephens
Ilustrasi Bumi. Rotasi Bumi adalah gerak perputaran Bumi pada porosnya. Dampak rotasi bumi menyebabkan adanya perubahan waktu hingga terbentuknya siang dan malam.
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Pagi hari ini, Selasa (6/7/2021) terjadi fenomena astronomis yang disebut Aphelion.

Pusat Sains Antarikasa Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Lapan) mencatat puncak peristiwa ini terjadi pada pukul 05.27 WIB, 06.27 WITA atau 07.27 WIT.

Ini adalah fenomena di mana Bumi berada di titik terjauh dari matahari.

Baca juga: Fenomena Aphelion 6 Juli, Bumi Berada di Titik Terjauh dari Matahari, Apa Dampaknya?

Mengapa bisa terjadi?

Aphelion bisa terjadi karena orbit bumi tidak sepenuhnya berbentuk lingkaran sempurna.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orbit bumi berbentuk elips dengan kelonjongan sekitar 1/60.

Oleh sebab itu, setiap tahunnya Bumi akan berada pada jarak terjauh yang disebut Aphelion. Sementara, jarak terdekatnya disebut Perihelion.

Perihelion biasa terjadi pada Januarai, sementara Aphelion biasa terjadi di bulan Juni.

Matahari tampak lebih kecil dan jauh

Saat Aphelion terjadi, Matahari akan tampak sedikit lebih kecil dibanding biasanya.

Lapan menyebut, Matahari terlihat sedikit lebih kecil sekitar 15,73 menit busur atau berkurang 1,68 persen dari yang biasa terlihat.

Mengutip Space.com, saat Aphelion maka Bumi berada 3.111.432 mil (5.007.364 km) lebih jauh dari matahari daripada saat terjadi Perihelion.

Ada selisih jarak 3,3 persen. Sementara, dalam hal panas radiasi yang diterima oleh Bumi, itu membuat perbedaan hampir 7 persen.

Namun, secara umum tidak ada pengaruh yang terjadi baik di Matahari maupun di Bumi, termasuk pada perubahan suhu.

Baca juga: Fenomena Aphelion 6 Juli 2021 dan Penjelasan Lapan soal Suhu Dingin...

Dampaknya ke bumi

Kepala Bidang Diseminasi Pusat Sains Antariksa Lapan, Emanuel Sungging menjelaskan tidak ada dampak langsung yang terjadi pada bumi akibat fenomena Aphelion.

"Itu hanya fenomena tahunan biasa. Artinya, sudah setengah tahun perjalanan Bumi mengitari Matahari. Kalau suhu lebih karena dinamika atmosfer," kata Sungging, mengutip Kompas.com (4/7/2021).

Fenomena Aphelion, juga tidak berdampak langsung pada kehidupan manusia di Bumi.

Adapun suhu dingin yang belakangan dirasakan di pagi hari merupakan hal yang biasa terjadi di musim kemarau.

Pada siang hari, permukaan Bumi menyerap cahaya Matahari dan melepaskan panas yang diserap pada malam harinya.

Semestinya, panas yang dilepaskan pada malam hari itu akan kembali dipantulkan ke permukaan Bumi oleh awan yang ada di atmosfer.

Akan tetapi, di musim kemarau, tidak ada banyak awan yang ada di atmosfer, sehingga tidak ada panas yang kembali dipantulkan ke permukaan Bumi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi