Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Sejumlah Daerah Terasa Dingin? Ini Penjelasan BMKG dan Lapan

Baca di App
Lihat Foto
Dokumentasi Sri Utami
Suhu di permukaan tanah Dataran Tinggi Dieng mencapai minus 5 derajat celsius pada Rabu (16/9/2020) pagi. Suhu dingin ini kembali memunculkan fenomena embun upas atau embun es.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Kata "dingin" menjadi salah satu trending topik Twitter Selasa (6/7/2021) pagi.

Hingga Selasa pukul 11.00 setidaknya ada 27.500 Twit tentang dingin.

Banyak dari warganet yang mengunggah tangkapan layar suhu udara di daerahnya masing-masing.

Suhunya bervariasi, mulai dari 12 derajat celcius, hingga 20 derajat celcius.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Kenapa Jakarta dan Depok Terasa Dingin? Ini Penjelasan BMKG

Benarkah sejumlah daerah di Indonesia menjadi lebih dingin, apa yang menyebabkan suhu dingin?

Penjelasan BMKG

Kepala Bidang prediksi dan Peringatan Dini Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Miming Saepudin, menjelaskan saat ini posisi matahari sedang berada di titik semu terjauh di belahan bumi utara (BBU).

"Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa di BBU sedang musim panas, sedangkan di wilayah selatan (BBS) sedang musim dingin, dalam hal di wilayah benua Australia," ujarnya pada Kompas.com, Selasa (6/7/2021).

Baca juga: Fenomena Aphelion 6 Juli 2021 dan Penjelasan Lapan soal Suhu Dingin...

 

Miming mengatakan, angin selama periode saat ini masih dominan timuran, di mana pada skala yang luas angin monsun Australia yang bertiup dari arah benua Australia bergerak ke utara melewati wilayah ekuatorial Indonesia, dengan kondisi udara yang relatif dingin.

"Kondisi pada kondisi malam-dini hari umumnya minim dan cuaca umumnya cerah sehingga dapat memaksimalkan pelepasanan panas permukaan bumi ke atmosfer pada malam menjelang pagi hari," tuturnya.

Dia mengungkapkan kondisi itulah yang berdampak pada penurunan suhu minimum cukup signifikan, terutama pada dini hari menjelang pagi.

Baca juga: Kota Bandung Dingin 5 Hari Terakhir, Begini Penjelasan BMKG

Penjelasan Lapan

Sementara itu, peneliti di Pusat Sains Antariksa (Pussainsa) Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Andi Pangerang menyebut, suhu dingin itu akan terjadi hingga bulan Agustus mendatang.

"Suhu dingin ketika pagi hari yang terjadi belakangan ini dan nanti sampai dengan Agustus merupakan hal yang biasa terjadi pada musim kemarau," kata Andi pada Kompas.com, Selasa (6/7/2021).

Dikutip dari laman Edukasi Sains Antariksa Lapan, suhu dingin yang belakangan ini dirasakan terjadi pada pagi hari merupakan hal yang lumrah terjadi di musim kemarau.

Pada siang hari, permukaan Bumi menyerap cahaya Matahari dan melepaskan panas yang diserap itu pada malam harinya.

Semestinya, panas itu akan kembali dipantulkan ke permukaan Bumi oleh awan yang ada di atmosfer pada keesokan harinya.

Namun, di musim kemarau, tidak ada banyak awan yang menutup atmosfer, sehingga tidak ada panas yang kembali dipantulkan ke permukaan Bumi.

Selain diakibatkan musim kemarau dan tidak adanya awan di atmosfer, suhu dingin yang saat ini terjadi juga disebabkan oleh posisi Matahari yang sedang ada di belahan Bumi bagian utara.

Hal itu menyebabkan belahan Bumi utara memiliki tekanan udara yang lebih rendah, alhasil udara pun bergerak dari selatan menuju utara.

Udara dari selatan membawa suhu dingin, mengingat Australia saat ini tengah ada di musim dingin.

Indonesia, khususnya Pulau Jawa, Bali, dan wilayah Nusa Tenggara akan dilewati oleh angin bersuhu rendah dari Australia ini, itu lah mengapa suhu dingin terjadi.

Baca juga: 5 Cara Menjaga Kamar Tidur Tetap Hangat Saat Cuaca Dingin

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi