Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan BMKG soal Fenomena Suhu Dingin di Indonesia

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.COM/HANDOUT
Embun es di lapangan sekitar candi kawasan dataran tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Senin (10/5/2011).
Penulis: Mela Arnani
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Kondisi udara dingin yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia ramai diperbincangkan masyarakat, termasuk di media sosial Twitter.

Beberapa masyarakat mengaitkan kondisi ini dengan fenomena aphelion, kondisi Bumi terletak di titik terjauh dari Matahari.

Salah satunya warganet di Twitter berikut ini:

"Fenomena Aphelion, pantes dingin banget," tulis salah satu akun.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Fenomena Aphelion 6 Juli 2021 dan Penjelasan Lapan soal Suhu Dingin...

Baca juga: Apa Dampak Fenomena Aphelion 6 Juli 2021? Ini Penjelasan Lapan

Menanggapi hal ini, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan penjelasan mengenai suhu udara dingin yang terjadi di Indonesia.

Deputi Bidang Klimatologi BMKG Herizal menjelaskan, fenomena suhu udara dingin sebetulnya merupakan fenomena alamiah yang umum terjadi pada bulan-bulan puncak musim kemarau, yakni Juli-September.

"Saat ini wilayah Pulau Jawa hingga Nusa Tenggara Timur menuju periode puncak musim kemarau. Periode ini ditandai pergerakan angin dari arah timur, yang berasal dari Benua Australia," ujar Herizal dalam keterangan tertulis yang dikutip Kompas.com, Kamis (8/7/2021).

Baca juga: Ramai Foto Diduga Meteor Jatuh di Puncak Gunung Merapi, Ini Penjelasan Lapan

Periode musim dingin

Ia menambahkan, pada Juli, wilayah Australia berada dalam periode musim dingin.

Adanya pola tekanan udara yang relatif tinggi di Australia, ujar Herizal, menyebabkan pergerakan massa udara dari Australia menuju Indonesia atau dikenal dengan istilah Monsoon Dingin Australia.

"Angin monsun Australia yang bertiup menuju wilayah Indonesia melewati perairan Samudera Indonesia yang memiliki suhu permukaan laut juga relatif lebih dingin, sehingga mengakibatkan suhu di beberapa wilayah di Indonesia terutama bagian selatan khatulistiwa (Pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara) terasa juga lebih dingin," papar dia.

Baca juga: Fenomena Embun Es Kembali Terjadi di Dieng, Suhu Minus 1 Derajat Celcius

Selain dampak angin dari Australia, lanjut Herizal, berkurangnya awan dan hujan di Pulau jawa hingga Nusa Tenggara turut berpengaruh ke suhu yang dingin di malam hari.

"Sebab, tidak adanya uap air dan air menyebabkan energi radiasi yang dilepaskan oleh bumi pada malam hari tidak tersimpan di atmosfer," tuturnya.

Tak hanya itu, langit yang cenderung bersih awannya iakan menyebabkan panas radiasi balik gelombang panjang ini langsung dilepas ke atmosfer luar.

Hal tersebut membuat udara dekat permukaan terasa lebih dingin terutama pada malam hingga pagi hari.

"Yang kemudian membuat udara terasa lebih dingin terutama pada malam hari," terang Herizal.

Baca juga: Apa Dampak Fenomena Aphelion 6 Juli 2021? Ini Penjelasan Lapan

Fenomena aphelion

Mengenai aphelion yang berdampak pada suhu udara saat malam, jelas Herizal, posisi Matahari memang berada pada titik jarak terjauh dari bumi (aphelion). Tetapi, kondisi tersebut tidak berpengaruh banyak pada fenomena atmosfer permukaan.

Aphelion merupakan fenomena astronomis yang terjadi setahun sekali pada kisaran Juli.

"Sementara itu, pada waktu yang sama, secara umum wilayah Indonesia berada pada periode musim kemarau. Hal ini menyebabkan seolah aphelion memiliki dampak yang ekstrem terhadap penurunan suhu di Indonesia," kata Herizal.

Baca juga: Ramai di Twitter, Ini Penjelasan Pihak Pengelola soal Embun Es di Dieng

Menurut dia, fenomena ini merupakan hal yang biasa terjadi tiap tahun.

Bahkan hal ini dapat menyebabkan beberapa tempat seperti di Dieng dan dataran tinggi atau wilayah pegunungan lainnya, berpotensi terjadi embun es (embun upas), yang dianggap seperti salju bagi sebagian orang.

Sementara itu, berdasarkan hasil pengamatan di seluruh wilayah Indonesia, saat ini memang rata-rata suhu minimum dan maksimum di wilayah Indonesia bagian selatan ekuator seperti Pulau Jawa, Bali dan Nusa Tenggara umumnya lebih rendah dibandingkan wilayah lainnya yang berada di utara dan/atau di sekitar ekuator.

Suhu udara minimum berkisar antara 14 - 21 derajat celsius, dengan suhu terendah tercatat di Maumere dan Tretes (Pasuruan).

Baca juga: Fenomena Hujan Es: Kenapa Bisa Terjadi? Berikut Penjelasan BMKG

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi