Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Apa Itu Proning dan Siapa Saja yang Tidak Boleh Melakukannya...

Baca di App
Lihat Foto
Twitter: Pemprov DKI Jakarta
Ilustrasi teknik proning.
|
Editor: Sari Hardiyanto

KOMPAS.com - Teknik proning sedang banyak dikampanyekan di tengah pandemi corona.

Proning merupakan posisi tidur tengkurap pada pasien yang mengalami gangguan pernapasan.

Adapun teknik ini diterapkan pada pasien yang kadar (saturasi) oksigennya di bawah 94 persen, bahkan pada pasien yang menggunakan ventilator.

Setelah diterapkan, teknik ini disebutkan mampu meningkatkan ventilasi dan memudahkan bernapas.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Mengenal Apa Itu PPKM Darurat dan Bedanya dengan PPKM Mikro

Lantas, apakah semua orang diperbolehkan melakukan proning?

Mengutip akun resmi Twitter Pemprov DKI Jakarta, proning tidak dapat dilakukan pada orang dengan kondisi:

Baca juga: Menilik Posisi Kasus Covid-19 di Indonesia Dibandingkan dengan Negara Lain

Cara melakukan proning

Bagi yang membutuhkan peningkatan saturasi oksigen, dapat mencoba teknik proning.

Praktik ini cukup mudah dilakukan. Ini rinciannya:

1. Siapkan 3-5 bantal, lalu tidur tengkurap dengan satu bantal di bawah leher, satu atau dua bantal di antara dada sampai paha atas, dua bantal di bawah tulang kering.

2. Kemudian, ubah posisi tidur menghadap ke kanan atau ke kiri.

3. Tidur dengan posisi setengah duduk, bagian punggung sampai tengkuk diganjal bantal.

Sebagai catatan, pastikan Anda mengubah posisi berbaring tiap 30 menit dari posisi tengkurap ke berbaring sisi kanan-sisi kiri-lalu duduk sebelum kembali ke posisi pertama (tengkurap).

Baca juga: Sebaran Terbaru Zona Merah Covid-19 di Jawa dan Sumatera

Hal yang perlu diperhatikan

Meski teknik proning terbilang mudah dilakukan dan sederhana, namun ada beberapa poin yang perlu diperhatikan agar manfaat proning bisa efektif dan optimal.

  • Proning diperlukan jika pasien kesulitan bernapas dan kadar oksigen di bawah 94 persen.
  • Hindari tengkurap selama 1 jam setelah makan.
  • Diperbolehkan tengkurap hingga 16 jam sehari, dalam beberapa siklus, jika merasa nyaman.
  • Bantal bisa disesuaikan untuk mengubah area tekanan dan kenyamanan.
  • Pantau setiap luka tekan atau cedera terutama di sekitaran tonjolan tulang.
  • Bila tidak nyaman, segera hentikan.
  • Selama isolasi mandiri di rumah, penting untuk memantau oskigen, suhu tubuh, tekanan, dan gula darah.

Baca juga: Cara Cek Penerima Bansos Tunai PPKM Darurat dari Kemensos

Bagaimana teknik proning membantu pasien Covid-19?

Dilansir dari news18 (27/4/2021), pasien yang terinfeksi Covid-19 memiliki saturasi oksigen yang rendah akibat kerusakan yang disebabkan oleh virus pada sel darah merah dalam tubuhnya.

Virus ini dapat berdampak buruk pada jantung, paru-paru dan otot karena banyak pasien melaporkan gejala sesak napas.

Hal ini menyebabkan meningkatnya permintaan tabung oksigen, hingga pada beberapa wilayah mengalami kekurangan stok.

Baca juga: Rekor 1.040 Kematian akibat Covid-19, Apa Penyebabnya?

Namun, untuk mengatasi keterbatasan tabung oksigen dan menunggu bantuan medis, pasien Covid-19 yang melakukan isolasi mandiri dapat melakukan proning.

Proning meningkatkan ventilasi, menjaga unit alveolar tetap terbuka, dan memastikan bahwa pasien Covid-19 cenderung tidak memerlukan dukungan ventilator.

Perlu diketahui, untuk mengetahui berapa saturasi oksigen pada tubuh, bisa menggunakan alat ukur pulse oxymeter.

Baca juga: Kematian akibat Covid-19 Secara Global Capai 4 Juta

Saturasi oksigen normal menunjukkan angka 95-100 persen. Sementara, saturasi oksigen rendah menunjukkan angka di bawah 95 persen.

Namun, pulse oxymeter memiliki toleransi kesalahan pengukuran sebesar 2 persen.

Artinya, hasil tes kadar oksigen dalam darah bisa 2 persen lebih tinggi atau lebih rendah dari tingkat sebelumnya.

Baca juga: Viral, Video Lembaran Kertas Kartu Vaksin Covid-19, Apa Fungsinya?

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Cara Buat STRP Selama PPKM Darurat

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi