Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti Sebut Anosmia Bisa Jadi Petanda Baik Covid-19

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/VIALANTSIN
Ilustrasi anosmia, kehilangan penciuman
|
Editor: Muhamad Syahrial

KOMPAS.com – Kehilangan indra penciuman dan perasa atau anosmia adalah salah satu gejala Covid-19 yang umum dialami.

Meski anosmia bisa dialami hingga berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan, gejala ini disebut petanda baik bagi pasien Covid-19.

Pada awal tahun 2021, dua penelitian internasional membuktikan bahwa indra penciuman dan perasa yang hilang untuk sementara waktu adalah gejala Covid-19 yang dialami oleh sebagian besar pasien.

Selain itu, para penelitia mengatakan bahwa anosmia akibat Covid-19 adalah indikator yang baik dari paparan virus corona.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dilansir Healthline melalui KOMPAS.com, sekitar 86 persen pasien Covid-19 mengalami gejala hilang penciuman dan perasa.

Baca juga: Kehilangan Indra Penciuman dan Perasa Bisa Jadi Pertanda Baik Covid-19

Senada dengan hal tersebut, pasien Covid-19 yang mengalami anosmia umumnya (hampir 55 persen) mengembangkan gejala ringan, menurut riset pada bulan Januari 2021 lalu.

Belum diketahui secara pasti, mengapa orang yang mengalami kehilangan indra penciuman dan perasa mengembangkan gejala Covid-19 yang ringan.

Meski demikian, peneliti menduga, pasien Covid-19 yang mengalami anosmia mungkin memiliki gejala ringan akibat antibodi tertentu dengan kadar yang lebih tinggi untuk mengatasi paparan virus corona.

Dr. Jonathan Overdevest, asisten profesor rinologi dan bedah dasar tengkorak di Columbia University, mengatakan bahwa kaitan antara anosmia dan gejala ringan Covid-19 belum diketahui secara pasti.

“Kita tahu bahwa kehilangan penciuman karena Covid-19 lebih dari mekanisme sederhana yang terjadi pada infeksi saluran pernapasan musiman, yakni ketika gejala umum seperti hidung tersumbat dan pilek mengakibatkan aliran udara yang buruk dan berkurangnya pengiriman bau ke daerah hidung yang bertanggung jawab pada bau,” ujar Overdevest.

Baca juga: 6 Obat Alami untuk Mengatasi Anosmia Akibat Covid-19

Adapun studi tersebut menganalisis data yang dilaporkan oleh 2.581 pasien Covid-19 di 18 rumah sakit di Eropa.

Berdasarkan temuan para peneliti, hampir 55 persen pasien Covid-19 dengan gejala ringan mengalami beberapa tingkat anosmia.

Rata-rata, para pasien tersebut kehilangan indra penciuman dan perasa dalam waktu sekitar 22 hari.

Sementara itu, 37 persen pasien Covid-19 yang mengalami gejala sedang hingga berat mengalami anosmia.

Kemudian, pasien Covid-19 yang berhasil sembuh dari gejala Covid-19 berat dan mengalami kehilangan penciuman dan perasa hanya 6,9 persen.

Baca juga: Apa Itu Anosmia, Penyebab dan Cara Mengatasinya

Mengenai hubungan antara anosmia yang terjadi pada kasus ringan hingga serius, Overdevest mengatakan bahwa sejumlah besar kasus ringan mungkin memang terkait dengan itu.

“Kejelasan asosiasi ini dibatasi oleh beberapa faktor pemicu. Namun, batasan utama untuk menarik kesimpulan ini adalah bias dan statistik,” ujar Overdevest.

“Di mana banyaknya kasus Covid-19 yang lebih ringan dibandingkan kasus yang parah memberikan populasi individu yang lebih luas untuk mengalam perubahan bau,” imbuhnya.

Sumber: KOMPAS.com (Gloria Setyvani Putri)

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sumber: Kompas.com
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi