Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fenomena Matahari Berada di Atas Kabah 15 Juli, Persiapkan Ini

Baca di App
Lihat Foto
ThinkStock
Kabah di Mekkah
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Posisi matahari akan berada tepat di atas Ka'bah lagi pada tanggal 15 Juli 2021.

Terdapat banyak sebutan untuk fenomena itu, diantaranya Qibla Day atau Hari Kiblat, Istiwa'ul A'zham atau Great Culmination of Mecca atau Kulminasi Agung Mekkah, Global Rashdul Qibla atau Hari Meluruskan Kiblat Global, dan Tropic of Mecca.

Sebelumnya di tahun ini matahari juga pernah berada di atas Ka'bah, yakni pada 27 Mei lalu.

Meski fenomena ini terjadi setiap tahun, tapi 15 Juli mendatang adalah yang terakhir di tahun ini.

Peneliti di Pussainsa LAPAN Andi Pangerang mengatakan, setelah ini baru akan terjadi sekitar satu tahun lagi.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Betul, baru ada lagi tahun depan. Untuk tahun depan. Tanggalnya 28 Mei dan 16 Juli," kata Andi pada Kompas.com, Sabtu (10/7/2021).

Baca juga: Kiswah Kain Penutup Kabah Mulai Digulung, Tandai Permulaan Haji 2021

Waktu pengukuran

Andi menjelaskan puncak fenomena ini terjadi pada pukul 16.26 WIB atau 17.26 WITA atau 18.26 WIT.

Meski begitu, Andi menjelaskan masyarakat bisa mulai mengukur arah kiblat sejak 2 hari sebelum tanggal 15 hingga 2 hari setelahnya di jam yang sama.

"Toleransi waktunya 2 hari sebelum hingga 2 hari setelah untuk jam yang sama. Atau setengah jam sebelum hingga setengah jam setelah untuk hari yang sama," ujar Andi.

Dia mencontohkan misalnya tanggal 15 Juli berawan, bisa dilakukan pengukuran pada tanggal 16 Juli atau 17 Juli pada pukul 16.26 WIB/17.26 WITA.

Andi menjelaskan toleransinya sekitar setengah derajat. Untuk Jakarta arah kiblatnya 25 derajat dari barat ke utara.

"Kalau misalkan tanggal 15-nya berawan, tanggal 16 dan 17-nya masih bisa diamati tapi nilai maksimumnya 25,5 derajat. Lalu tanggal 13 dan 14 minimum 24,5 derajat," imbuh Andi.

Jadi, kata dia, hasil pengukurannya masih dalam rentang 24,5-25,5 derajat.

Baca juga: Kota Medan dan 14 Daerah Luar Jawa-Bali Bersiap Terapkan PPKM Darurat

Sebagai informasi, dalam pengukuran ilmiah ada tingkat ketelitian dan besarnya sama dengan setengah skala terkecil (sst). Jika skala terkecilnya 1 derajat, maka ketelitiannya setengah derajat.

"Nilai ini juga jadi batas toleransi galat pengukuran," ungkap Andi.

Demikian juga ketika pada tanggal 15 Juli pukul 16.26 ternyata berawan, tapi pada pukul 15.56 dan 16.56 tidak berawan, hasil pengukurannya masih dalam rentang 24,5-25,5 derajat.

"(Misalnya) kalau sudah 25,6 derajat berarti hitungannya 26 derajat. Kalau masih 24,4 derajat berarti hitungannya 24 derajat. Seperti itu," pungkas Andi.

Menentukan arah kiblat menggunakan Kulminasi Agung diklaim mudah, murah, dan akurat.

Bahkan lebih akurat dibanding jika menggunakan alat bantu seperti kompas, karena kompas dipengaruhi oleh medan magnet alami maupun buatan.

Baca juga: Sore Ini Matahari di Atas Kabah, Saatnya Cek Arah Kiblat, Pukul Berapa?

Cara menentukan arah kiblat

Persiapkan alat-alatnya terlebih dahulu, yaitu:

  1. Tongkat lurus atau benang berbandul.
  2. Jam yang sudah dikalibrasikan (dapat merujuk ke http://jam.bmkg.go.id/Jam.BMKG atau https://time.is/)

Adapun langkah-langkah untuk menentukan arah kiblat menggunakan Kulminasi Agung adalah sebagai berikut:

  1. Tentukan tempat yang akan diketahui arah kiblatnya. Cari lokasi yang rata dan tentunya terkena sinar matahari.
  2. Tancapkan tongkat di atas permukaan tanah dan pastikan tongkat benar-benar tegak lurus (90 derajat dari permukaan tanah) atau gantungkan benang berbandul.
  3. Tunggulah hingga waktu kulminasi agung tiba. Kemudian amati bayangan tongkat atau benang pada waktu tersebut.
  4. Tandai ujung bayangan, kemudian tariklah garis lurus dengan pusat bayangan (tongkat/bandul).
  5. Garis lurus yang menghadap dari ujung ke pusat bayangan merupakan arah kiblat untuk tempat tersebut.

Namun tidak semua daerah di Indonesia bisa melakukan pengukuran ini. Berikut daerah yang tidak bisa melakukan pengukuran:

  1. Kabupaten Maluku Tengah
  2. Kabupaten Seram Bagian Timur
  3. Kabupaten Kepulauan Tanimbar
  4. Kabupaten Kepulauan Kei
  5. Kota Tual
  6. Kabupaten Maluku Barat Daya (minus Pulau Wetar)
  7. Kabupaten Kepulauan Aru
  8. Provinsi Papua Barat
  9. Provinsi Papua
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi