Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Penyintas Covid-19 Harus Divaksin? Ini Penjelasan Dokter

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/Africa Studio
Ilustrasi penyintas Covid-19 disuntik vaksin Covid-19.
|
Editor: Maya Citra Rosa

KOMPAS.com - Setelah terpapar Covid-19 ternyata tidak membuat seorang penyintas bebas dari infeksi virus corona.

Seorang penyintas Covid-19 sebenarnya memang memiliki antibodi terhadap serangan virus, namun tetap harus divaksin.

Mengapa seorang penyintas Covid-19 juga harus mendapatkan vaksin?

Berikut ini penjelasan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultas Alergi Imunologi juga Ketua Perhimpunan Alergi Imunologi Indonesia, Prof Dr dr Iris Rengganis, SpPD-KAI.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antibodi tidak bertahan lama

Ia menjelaskan bahwa benar antibodi akan terbentuk secara otomatis bagi penyintass Covid-19.

Namun antibodi itu tidak akan bertahan lama dan mulai menurun setelah sekitar 3 bulan.

Alasan penyintas Covid-19 harus mendapatkan vaksin untuk mencegah tubuh terinfeksi kembali atau reinfeksi.

"Antibodi hanya bertahan sampai tiga hingga paling lama 8 bulan. Tiga bulan setelah tertular imunitas mulai menurun, karena itu dianjurkan untuk divaksinasi," ujarnya dikutip dari Kompas.com.

Baca juga: Penyintas Covid-19, Marshel Widianto Beri Semangat untuk Pasien Covid-19

Mengapa harus menunggu 3 bulan?

Pertanyaan mengapa penyintas Covid-19 harus menunggu 3 bulan untuk mendapat vaksin. Iris menjelaskan untuk pemerataan vaksinasi sehingga kekebalan kelompok (herd immunity) dapat segera tercapai.

"Karena itu, dianggap 3 bulan dulu, (antibodi) sudah mulai menurun baru dia vaksinasi supaya yang lain bisa kebagian. Sementara penyintas kan masih punya imunitas yang alamiah," ujarnya.

Perlukah uji antibodi setelah vaksin?

Menurut Iris, pengecekan antibodi tidak diperlukan karena tidak ada gold stardard atau standar baku emasnya.

Sementara pemeriksaan antibodi hanya dapat dilakukan di laboratorium tingkat tinggi yang masih terbatas jumlahnya.

Laboratorium swasta dapat memeriksa antibodi dengan mengukur sebagian saja karena menggunakan metode yang berbeda.

Metode pemeriksaan yang berbeda dapt menimbulkan kerancuan ditengah masyarakat, karena antibodi yang rendah pada seseorang.

Apalagi terkadang antibodi pada penyintas Covid-19 lebih tinggi daripada orang yang baru divaksin.

Oleh karena itu Kementerian kesehatan dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menganjurkan untuk tidak perlu memeriksa antibodi baik sebelum dan sesudah vaksinasi.

"Kalau ingin tahu silakan enggak apa-apa. Tapi tidak usah khawatir kalau rendah (antibodi) karena hanya sebagian yang terdeteksi," ujarnya.

Baca juga: Ahli Ungkap Alasan Penyintas Covid-19 Tetap Harus Divaksin

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi