Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Efek Jangka Pendek dan Panjang Mengonsumsi Garam Berlebih

Baca di App
Lihat Foto
Unsplash/Edi Libedinsky
Mengonsumsi garam berlebih bisa membahayakan kesehatan.
|
Editor: Inten Esti Pratiwi

KOMPAS.com - Segala hal jika dikonsumsi dalam batas wajar pasti tak akan membahayakan tubuh. Namun jika dikonsumsi melebihi batas wajar sudah barang pasti akan merugikan tubuh kita.

Baik itu hal-hal kecil seperti gula atau pun garam. Jika dikonsumsi berlebih, kedua bumbu dapur ini bisa membahayakan kesehatan.

Seperti dilansir dari Healthline, garam terdiri dari dua kandungan besar, yaitu 40 persen sodium dan 60 persen klorida.

Kedua zat ini berfungsi positif bagi tubuh. Sodium sendiri adalah mineral alami yang bisa menunjang kinerja otot dan saraf. Gabungan sodium dan klorida bahkan bisa menjaga keseimbangan air dan mineral di dalam sistem metabolisme.

Namun layaknya bahan pangan lain, jika dikonsumsi berlebihan, garam justru bisa merugikan tubuh. Memberikan efek negatif jangka pendek maupun jangka panjang.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Garam, Herbisida Alami yang Ampuh Memberantas Gulma

Efek jangka pendek

Ada banyak efek jangka pendek yang akan terjadi ketika kita mengonsumsi garam dalam jumlah berlebih.

Berikut ini adalah efek jangka pendek yang bisa terjadi, yang bisa dijadikan alarm bahwa Anda sudah mengonsumsi garam dalam jumlah terlalu banyak.

1. Banyak berkeringat

Asupan garam berlebih membuat perut terasa begah dan penuh. Hal ini karena ginjal ingin mengolah ekstra sodium yang ada menjadi air. 

Proses ini memberikan efek berkeringat lebih banyak dari biasanya. Keringat akan membasahi atau melembabkan area telapak tangan hingga kaki.

Baca juga: Benarkah Ramuan Air Kelapa Muda, Garam, dan Jeruk Nipis Bisa Atasi Virus Corona?

2. Tekanan darah naik

Ini bukan rahasia lagi. Kandungan garam terlalu tinggi akan menyebabkan aliran darah menjadi lebih besar dan lebih deras di dalam arteri kita. 

Meski hal ini tak terjadi pada semua orang. Orang yang resisten terhadap garam tak akan naik tekanan darahnya meski di dalam sehari mengonsumsi berbagai sajian asin.

3. Rasa haus yang terus-menerus

Terlalu banyak sodium dan klorida akan membuat mulut kering dan menimbulkan rasa haus yang terjadi terus-menerus.

Rasa haus ini adalah tuntutan tubuh untuk menyeimbangkan kandungan sodium dan air yang ada di dalam tubuh.

Jika kita tak memenuhi tuntutan tubuh ini, maka tubuh bisa kelebihan sodium dan mengalami gangguan kesehatan bernama hypernatremia.

Gangguan kesehatan ini ditandai dengan rasa letih yang tak kunjung hilang, kesulitan bernapas, gangguan tidur, dan gangguan buang air kecil.

Baca juga: Berapa Batas Aman Konsumsi Garam Setiap Hari?

Efek jangka panjang

Hobi mengonsumsi sajian serba asin bisa mengarah ke efek jangka panjang yang kurang menyenangkan.

Yang pertama tentu saja adalah munculnya bahaya dari tekanan darah yang terus di ambang batas terlalu tinggi. Hal ini bisa mengarah ke berbagai gangguan kesehatan yang mengancam nyawa seperti stroke atau serangan jantung.

Yang kedua, kelebihan asupan garam juga meningkatkan risiko tubuh terkena kanker perut.

Sebuah penelitian yang dilakukan terhadap 268.000 peserta, konsumsi 3 gram garam dalam sehari bisa meningkatkan risiko kanker perut hingga ke angka 68 persen dibanding mereka yang hanya diberi asupan garam sebanyak 1 gram saja per hari.

Selain itu, ada pula peningkatan risiko terjadinya serangan jantung juga kelahiran bayi prematur atau malah kematian pada janin.

Meskipun masih menjadi kontroversi di dunia medis, namun ada beberapa penelitian yang dinilai cukup mendukung temuan ini.

Garam memang baik untuk tubuh jika dikonsumsi dalam batas wajar. Namun jika dikonsumsi melebihi angka normal, garam justru bisa membuka peluang berbagai gangguan kesehatan masuk dan menyerang.

Baca juga: 7 Gejala Gula Darah Tinggi yang Perlu Diwaspadai

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi