Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Corona 16 Juli: 5 Negara Kasus Covid-19 Tertinggi | Malaysia Akan Hentikan Vaksin Sinovac

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi pemberian vaksin Covid-19.
Penulis: Mela Arnani
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Update virus corona Covid-19 dari Worldometers pada Jumat (16/7/2021) pukul 06.00 WIB, virus penyebab Covid-19 telah menginfeksi 189.685.582 (189 juta) orang di dunia. 

Dari jumlah tersebut, sebanyak 173.120.539 kasus telah dinyatakan sembuh, namun 4.082.297 orang meninggal dunia. 

Sejauh ini, berikut lima negara dengan kasus infeksi terbanyak:

Baca juga: UPDATE: Tambah 56.757 Orang, Total Kasus Covid-19 Indonesia 2.726.803

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

1. Amerika Serikat

2. India

3. Brasil

4. Rusia

5. Perancis

Baca juga: [POPULER TREN] Cara Unduh Sertifikat Vaksin | Kematian Corona Indonesia Tertinggi di Asia Tenggara

 

Indonesia

Angka penularan Covid-19 di Indonesia masih mengalami lonjakan dalam beberapa pekan terakhir. Berikut ini daftarnya: 

Update pada Kamis (15/7/2021):

  • Kasus positif harian: 56.757 orang
  • Pasien sembuh harian: 19.049 orang
  • Korban meninggal harian: 982 orang

Update total kasus Covid-19 di Indonesia sejak pandemi Maret 2020: 

  • Jumlah total kasus positif: 2.726.803 orang
  • Jumlah total pasien sembuh: 2.176.412 orang
  • Jumlah total korban meninggal: 70.192 orang. 

Baca juga: Indonesia Disebut Episentrum Baru Covid-19 Asia, Epidemiolog Soroti Kebijakan yang Belum Sesuai

Malaysia akan hentikan penggunaan vaksin Sinovac

Kementerian Kesehatan Malaysia mengatakan mereka akan berhenti memberikan vaksin Covid-19 yang diproduksi Sinovac, China, setelah pasokannya berakhir.

Alasannya, mereka mengaku mempunyai jumlah vaksin lain telah cukup untuk memenuhi program vaksinasi nasional.

Pengumuman pemberhentian penggunaan vaksin Sinovac datang di tengah meningkatnya kekhawatiran atas kemanjuran vaksin tersebut terhadap varian baru dan lebih menular dari virus corona.

Melansir CNA, pemerintah Negeri Jiran telah mengamankan sekitar 45 juta dosis vaksin Pfizer-BioNTech.

Jumlah tersebut cukup untuk mencakup 70 persen populasi, dibandingkan dengan 16 juta dosis suntikan Sinovac.

“Sekitar setengah dari 16 juta (vaksin Sinovac) sudah didistribusikan, jadi sisanya akan digunakan untuk menutupi dosis kedua,” ujar Menteri Kesehatan Adham Baba.

Bagi warga yang belum divaksinasi, lanjut Adham, akan menerima suntikan dengan vaksin Pfizer.

Baca juga: Malaysia akan Berhenti Gunakan Vaksin Sinovac Setelah Stoknya Habis

 

Sebelumnya, otoritas Malaysia menyampaikan telah mengamankan 12 juta dosis Sinovac, sebagai bagian dari kesepakatan yang akan membuat perusahaan negara Pharmaniaga melakukan proses pengisian dan penyelesaikan vaksin untuk distribusi lokal.

Malaysia menyetujui penggunaan sejumlah vaksin antara lain vaksin AstraZeneca, vaksin CanSino Biologic China, dan vaksin Janssen dari Johnson & Johnson.

Hingga sejauh ini sekitar 26 persen dari 32 juta penduduk Malaysia telah menerima setidaknya satu dosis vaksin Covid-19.

Baca juga: WHO Kritik Kebijakan Vaksinasi Gotong Royong Individu Berbayar di Indonesia

WHO kritik Indonesia soal vaksinasi gotong-royong

Kepala Unit Program Imunisasi World Health Organization (WHO) Ann Lindstrand mengkritik kebijakan vaksinasi gotong royong individu berbayar di Indonesia.

Dalam situs resmi WHO, Lindstrand menyatakan setiap orang harus memiliki hak yang sama untuk bisa mengakses vaksin Covid-19.

"Pembayaran (dalam bentuk) apapun (untuk memperoleh vaksin) akan menimbulkan problem akses dan etika selama pandemi. Padahal di saat yang sama kita membutuhkan cakupan vaksinasi yang luas yang bisa menjangkau semua pihak yang rentan," kata Lindstrand dikutip dari situs resmi WHO, Kamis (15/7/2021).

Pihaknya menilai program vaksinasi Covid-19 berbayar tidaklah tepat. Menurut Lindstrand, jika anggaran yang menjadi masalah, saat ini banyak lembaga yang memberikan bantuan untuk pengadaan vaksin.

Lindstrand mengatakan kerja sama internasional seperti COVAX Facility yang berada di bawah WHO juga sudah memberikan jatah vaksin gratis kepada negara yang membutuhkan.

Ia menuturkan, meskipun pengiriman dan logistik penyimpanan vaksin membutuhkan dana, hal tersebut bisa diperoleh lewat bantuan berbagai lembaga internasional seperti Bank Dunia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi