Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Vaksin Pfizer, dari Kemanjuran Melawan Covid-19 hingga Efek Sampingnya

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock/Seda Yalova
Ilustrasi vaksin Pfizer
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menjalin kerja sama dengan PT Pfizer Indonesia dan BioNTech SE untuk menyediakan 50 juta dosis vaksin Covid-19 (BNT 162b2).

Perjanjian penyediaan vaksin tersebut merupakan bagian dari komitmen global Pfizer/BioNTech guna membantu mengatasi pandemi Covid-19.

Rencananya vaksin Pfizer yang akan datang tersebut merupakan vaksin yang akan digunakan dalam program vaksinasi pemerintah.

"Pfizer nantinya digunakan dalam program vaksinasi pemerintah," ujar Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes dr. Siti Nadia Tarmizi. 

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah mendapatkan emergency use authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) vaksin juga akan melalui prosses quality control dari BioFarma dan BPOM sebelum digunakan.

 Baca juga: Indonesia Bakal Terima 50 Juta Dosis Vaksin Pfizer, Ditujukan untuk Siapa?

Berikut ini sejumlah hal yang perlu diketahui seputar vaksin Pfizer

1. Berbasis mRNA

Vaksin Pfizer yang diproduksi oleh Pfizer dan BioNTech dibuat dengan menggunakan platform messenger RNA (mRNA).

Platform ini adalah pengembangan metode baru. Metode ini berbeda dengan vaksin umumnya seperti vaksin Sinovac yang dikembangkan dari virus yang dilemahkan yang disebut inactivated viruses.

Dikutip dari Kompas.com, Jumat (16/7/2021) vaksin Pfizer akan bekerja dengan mengajari sel tubuh cara membuat protein yang bisa memicu respons imun di dalam tubuh.

Respons imun inilah yang akan menghasilkan antibodi yang akan melindungi dari infeksi saat virus corona memasuki tubuh.

2. Tidak akan mempengaruhi DNA

Meskipun vaksin Pfizer dikembangkan melalui teknologi genetik, namun vaksin berbasis mRNA tak akan mempengaruhi atau berinteraksi dengan DNA manusia dengan cara apapun.

Adapun teknologi vaksin mRNA di masa depan nantinya akan memungkinkan satu vaksin memberikan perlindungan pada beberapa penyakit sehingga mengurangi jumlah suntikan yang diperlukan untuk perlindungan terhadap penyakit umum yang bisa dicegah dengan vaksin.

Bahkan vaksin dari Pfizer maupun Moderna yang menggunakan metode mRNA saat ini disebut-sebut sebagai salah satu vaksin virus corona yang kuat di dunia.

Baca juga: 5 Fakta Vaksin Moderna, dari Keampuhan hingga Efek Sampingnya

 

3. Efikasi vaksin

Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) telah mengeluarkan izin penggunaan darurat untuk vaksin Pfizer pada 14 Juli 2021.

Dari hasil uji klinis fase ketiga vaksin Pfizer menunjukkan efikasi vaksin mencapai 100 persen pada kelompok usia 12-15 tahun.

Sementara saat vaksin diberikan kepada usia 16 tahun ke atas, efikasinya turun namun tidak signifikan, yaitu angkanya menjadi 95,5 persen.

"Dan data uji klinik fase III menunjukan efikasi comirnaty, pada usia 16 tahun ke atas adalah 95,5 persen dan pada usia remaja 12-15 tahun adalah 100 persen," ujar Kepala BPOM Penny K Lukito dikutip dari Kompas.com, Kamis (15/7/2021).

Baca juga: Mengenal Vaksin Moderna yang Dapat Izin Darurat dari BPOM

4. Waktu pemberian

Vaksin Pfizer dan BioNTech diberikan melalui injeksi sebanyak dua kali dalam rentang waktu tiga pekan.

Adapun dari data imunogenitas, menunjukkan pemberian dua dosis vaksin yang diberinama vaksin comirnaty ini, dalam selang tiga minggu menunjukkan respons yang baik.

BPOM menyebut dari sejumlah kajian menunjukkan keamanan vaksin Pfizer bisa ditoleransi pada semua kelompok usia.

5. Ampuh melawan varian baru

Menurut sejumlah penelitian, vaksin Pfizer terbukti dapat melindungi dari varian Beta (B.1.351) yang berasal dari Afrika Selatan dan varian Alpha (B.1.1.7) yang berasal dari Inggris.

Pada sebuah kajian yang diterbitkan di The New England Journal of Medicine (NEJM) disebutkan bahwa vaksin dapat melawan varian Alpha dan Beta.

Sementara untuk infeksi varian Alpha yang didokumentasikan, efektivitas vaksin Pfizer mencapai 89,5 persen pada 14 hari atau lebih setelah suntikan dosis kedua.

Sementara efektivitas terhadap infeksi varian Beta yakni 75 persen.

Vaksin tersebut juga efektif mencegah keparahan yang ditimbulkan infeksi virus varian Alpha dan Beta yaitu 97,4 persen.

Baca juga: Kelebihan dan Efek Samping Vaksin Covid-19 Pfizer, Efikasi hingga 100 Persen

 

6. Efek samping

Sejumlah hasil uji klinis menunjukkan bahwa efek samping atau Kejadian Ikutan Paska Imunisasi (KIPI) yang ditimbulkan dari Pfizer cenderung lebih ringan.

Adapun KIPI yang timbul yakni:

  • Nyeri badan tempat suntikkan
  • Kelelahan
  • Nyeri kepala
  • Nyeri otot
  • Nyeri sendi
  • Demam

Reaksi-reaksi tersebut dianggap ringan dan biasa terjadi pada imunisasi berbagai jenis vaksin pada umumnya sebagai respon tubuh terhadap benda asing yang masuk.

7. Suhu penyimpanan

Untuk penyimpanannya, vaksin Pfizer perlu disimpan menggunakan ultra low temperature.

Adapun suhu yang dibutuhkan yakni di bawah atau minus 90 sampai minus 60 derajat celcius.

Baca juga: 6 Fakta Vaksin Pfizer, dari Efikasi 100 Persen hingga Efek Samping 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi