Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Update Corona 17 Juli: Kasus Harian Indonesia Capai 54.000 | Brazil Izinkan Fasilitas Veteriner Produksi Vaksin

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi pandemi corona (Covid-19)
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Dua tahun menyebar ke seluruh dunia, hingga kini virus corona belum dapat sepenuhnya dikendalikan.

Dari 222 negara dan teritori yang sudah melaporkan temuan kasus di wilayahnya, hanya segelintir wilayah yang telah mampu menekan virus penyebab Covid-19 tersebut.

Sementara itu, sebagian besar negara masih berjuang menghadapi masalah akibat Covid-19, berikut masalah ekonomi, sosial, bahkan di bidang pendidikan.

Berikut perkembangan terbaru pandemi Covid-19 di beberapa negara di dunia:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Deretan Sejumlah Negara yang Hentikan Penerbangan dari Indonesia 

Indonesia

Saat ini, Indonesia tengah ada di puncak gelombang ke dua Covid-19, jumlah kasus infeksi yang ditemukan setiap harinya begitu tinggi, mencapai angka 50 ribu-an kasus.

Bahkan, angka kasus infeksi harian Indonesia sempat beberapa kali menjadi tertinggi pertama di dunia.

Berdasarkan data dari Satgas Covid-19, Jumat (16/7/2021), kasus baru ada di angka 54.000 kasus dan jumlah ini kembali menjadi yang terbanyak di dunia, di atas Inggris yang mencatatkan 51.870 kasus di hari yang sama.

Pemerintah pun menyebut akan memperpanjang penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat yang semula hanya untuk 3-20 Juli 2021, kini menjadi hingga akhir Juli 2021.

Hal ini sebagaimana disampaikan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Efendi, Jumat (16/7/2021), dikutip dari Antara, Jumat (16/7/2021), sebagai hasil rapat terbatas dengan Presiden.

Baca juga: Cara Kerja Oximeter, Alat Ukur Saturasi Oksigen yang Banyak Digunakan Pasien Covid-19

Inggris

Kasus harian infeksi Covid-19 di Inggris yang mencapai 51.870 kasus pada Jumat (16/7/2021) ternyata merupakan yang pertama melampaui angka 50.000 sejak Januari 2021.

Terakhir, pada 8 Januari 2021, Inggris mencapai angka kasus harian tertingginya, yakni 68.053 kasus.

Hal itu sebagaimana disebutkan dalam BBC (16/7/2021).

Menteri Kesehatan Inggris, Sajid Javid pernah menyampaikan bahwa di bulan ini, kasus harian memang bisa mencapai angka 50 ribuan per hari, dan selama musim panas, kasus bahkan bisa di angka 100.000 per hari.

Meskipun demikian, kebijakan lockdown yang saat ini berlaku akan segera dihentikan lusa, atau Senin (19/7/2021), dengan sejumlah aturan tetap diberlakukan.

Sejumlah aturan yang tetap diberlakukan misalnya kewajiban mengenakan masker.

Baca juga: Menuai Kritik, Akhirnya Vaksinasi Gotong Royong Berbayar Batal

Jepang

Otoritas di Jepang tengah dibuat bingung dengan menghilangnya seorang atlet peserta Olimpiade asal Uganda yang hilang secara misterius di Jepang Barat.

Atlet pria berusia 20 tahun itu bernama Julius Ssekitoleko. Ia diketahui tengah menjalankan sesi latihan bersama 8 anggota tim lainnya di Izumsano, Prefektur Osaka.

Dikutip dari Japan Times (16/7/2021), rekan satu timnya menyadari bahwa yang bersangkutan tak hadir di sesi latihan Jumat siang, dan ternyata ia juga tidak memberikan sampel air liur kepada petugas yang membutuhkannya untuk uji Covid-19.

Padahal, semua atlet peserta Olimpiade harus memberikan sampel tersebut pada petugas untuk dites pagi harinya.

Mereka pun mendapati kamar hotel sang atlet kosong.

Hal ini tentu begitu mencemaskan di tengah kasus penyebaran Covid-19 dan kasus infeksi lokal di negara tersebut.

Adanya kasus atlet yang menghilang ini juga menimbulkan pertanyaan bagaimana pengawasan yang dilakukan oleh penyelenggara terhadap para peserta Olimpiade.

Baca juga: 5 Gejala Covid-19 pada Orang yang Sudah dan Belum Divaksin

Brasil

Presiden Brasil, Jair Bolsonaro menyetujui dan memberi izin fasilitas veteriner memproduksi vaksin Covid-19 untuk manusia.

Melansir Brazilian Report (16/7/2021), fasilitas veteriner tersebut diharuskan mematuhi semua persyaratan kesehatan dan keamanan yang ditetapkan untuk pengembangan vaksin bagi manusia.

Mereka juga harus memberi label khusus dan memisahkan vaksin untuk manusia ini terpisah dari obat-obatan yang diperuntukkan bagi hewan.

Keputusan ini diambil demi meningkatkan capaian vaksinasi di negara yang menjadi salah satu negara dengan kasus infeksi tertinggi di dunia itu.

Hingga saat ini, vaksinasi di Brasil baru mencapai sekitar 15 persen populasinya.

Dilaporkan, selama puncak kasus infeksi, sejumlah rumah sakit di Rio de Janeiro sempat kekurangan stok obat-obatan, akhirnya mereka pun terpaksa menggunakan obat penenang, anastesi, dan penghilang rasa sakit yang disediakan oleh pusat kendali zoonosis.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi