Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Ekstrak Ikan Gabus Efektif Bantu Terapi Covid-19?

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock/showcake
Ilustrasi ikan gabus.
|
Editor: Muhamad Syahrial

KOMPAS.com - Ikan gabus mendadak jadi bahan pembicaraan di tengah lonjakan kasus penyebaran virus Corona. Ikan air tawar itu disebut mengandung senyawa yang diklaim dapat membantu terapi pasien Covid-19.

Senyawa yang dimaksud adalah albumin, senyawa protein yang dominan ditemukan dalam plasma darah.

Mengutip penjelasan dari jurnal berjudul Physiology, Albumin (2020) melalui KOMPAS.com, tim peneliti dari Amerika Serikat (AS) mengatakan bahwa albumin memiliki banyak manfaat bagi tubuh manusia.

Albumin disebut dapat mencegah inflamasi atau peradangan. Selain itu, senyawa ini juga berfungsi untuk menjaga tekanan onkotik atau tekanan yang membantu membawa cairan dan senyawa lain di dalam tubuh, termasuk mengantar obat-obatan ke dalam sel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalam perawatan medis, albumin biasanya diberikan melalui infus (intravena). Sedangkan untuk konsumsi oral, perusahaan bioteknologi, Nucleus Farma, meneliti efektivitas albumin bersama peneliti dan praktisi dari berbagai disiplin ilmu kesehatan.

Baca juga: Disebut Dapat Bantu Terapi Covid-19, Efektivitas Konsumsi Ekstrak Ikan Gabus Diteliti

Sebagaimana diberitakan KOMPAS.com pada Minggu (11/7/2021), CEO Nucleus Farma, Edward Basilianus mengatakan, penelitian ini merupakan dukungan pihaknya sebagai perusahaan farmasi dan bioteknologi untuk mengatasi pandemi Covid-19 yang telah berlangsung lebih dari satu tahun.

Tim peneliti dan ahli terdiri dari guru besar Farmakologi Bahan Alam dari Fakultas Farmasi Universitas Pancasila Prof Dr apt Syamsudin M Biomed, dokter spesialis paru Lusi Nursilawati Syamsi, Sp P, praktisi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Dr rer nat Chaidir Amin, dan ahli statistika Dr Nurita Andayani.

Para peneliti menguji efektivitas konsumsi albumin secara oral dengan menjadikan suplemen Onoiwa MX sebagai objek penelitian.

Onoiwa MX adalah produk suplemen yang komposisinya terdiri dari ekstrak ikan gabus, daun kelor (Moringa oleifera), dan temulawak (Curcuma xanthoriza).

Baca juga: Ramai Video Cara Menghidupkan Ikan Mati dengan Air Garam, Ini Penjelasan LIPI

Produk suplemen ini dibuat dengan teknik enzymatic low pressure low temperature yang dipatenkan oleh Nucleus Farma. Teknik tersebut diklaim bisa membuat proses pengantaran obat menuju sel target dapat tercapai dengan baik

Alasannya, teknik pembuatan Onoiwa MX mampu membuat molekul ekstrak lebih kecil dan dapat menjaga zat aktif obat lebih stabil.

“Nucleus Farma didukung dengan tim research and development yang kompeten di bidang pengembangan obat bahan alam dengan memahami drug mechanistic of action (MOA) dan memahami drug delivery mechanism sehingga dapat menghasilkan obat-obat yang lebih efektif dan on target,” ujar Edward.

Hasil penelitian yang dilakukan pada November 2020 hingga Januari 2021 tersebut dimuat European Journal of Molecular and Clinical Medicine 2021, Volume 8, Issue 3, halaman 2945-2957 yang dipublikasikan pada Juli 2021.

“Sebuah prestasi yang sangat membanggakan, produk asli Indonesia produksi Nucleus Farma dapat masuk ke dalam studi penelitian di dalam artikel jajaran jurnal internasional,” kata Edward.

Baca juga: Foto Viral Buaya Berekor Menyerupai Sirip Ikan, Ini Penjelasan LIPI

Efektivitas konsumsi albumin secara oral diuji dengan menggunakan metode single blind parallel study kepada 48 pasien terkonfirmasi positif Covid-19.

Semua pasien yang menjadi partisipan dalam penelitian ini kemudian dibagi menjadi dua kelompok.

Kelompok pertama diberikan terapi standar, yakni hidroklorokuin 2x200 miligram (mg), injeksi azitromisin 1x500 mg, oseltamivir 2x75 mg, injeksi levofloxacin 750 mg, dan Onoiwa MX. Suplemen tersebut diberikan sebanyak tiga kali sehari selama tujuh hari.

Sedangkan kelompok pasien kedua diberikan hidroklorokuin 2x200 mg, azitromisin 1x500 mg, oseltamivir 2x75 mg, injeksi levofloxacin, ditambah kontrol 750 mg sebagai plasebo sebanyak tiga kali sehari selama tujuh hari.

Tanda-tanda klinis dan vital pada pasien diperiksa sebelum dan sesudah perawatan untuk mengetahui efektivitas terapi. Gejala klinis dipantau lewat tes darah lengkap, nilai protein C-reaktif, dan nilai D-dimer.

Menurut Pedoman Tatalaksana Penanganan Pasien Covid-19, peningkatan nilai D-dimer pada pasien dapat memicu infeksi berkelanjutan hingga meningkatkan mortalitas.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Suntik DNA Ikan Salmon yang Dilakukan Krisdayanti

Hasil penelitian itu menunjukkan, kombinasi albumin dalam ekstrak ikan gabus, ekstrak temulawak, dan daun kelor sebagai pendamping terapi Covid-19 mampu mengurangi parameter gejala klinis dan nilai D-dimer.

Kombinasi ketiganya dapat menghambat laju virus ke dalam sel dan lebih tepat dalam menargetkan obat kepada sel. Sementara temulawak dapat menetralkan aktivitas virus dan daun kelor menopang imunitas tubuh.

“Kami berkomitmen akan terus melakukan penelitian dengan memanfaatkan kekayaan alam asli Indonesia dan mendukung peningkatan ekonomi dengan menjadikannya obat natural yang siap bersaing di pasar global,” ujar Edward.

Hingga saat ini, obat untuk Covid-19 masih belum ditemukan. Terapi yang saat ini digunakan, termasuk antivirus dan antibiotik, hanya berfungsi sebagai pereda gejala. Begitu juga dengan albumin oral, diberikan bukan sebagai obat melainkan suplemen.

Sumber: KOMPAS.com (Sheila Respati)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: Kompas.com
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi