Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perbedaan 3 Vaksin Covid-19 yang Digunakan Indonesia, Asal hingga Efek Sampingnya

Baca di App
Lihat Foto
Dok. Kimia Farma
Vaksin Sinopharm yang akan diberikan kepada 14.800 pekerja Kilang Tangguh LNG. Efikasi Sinopharm mencapai 78 persen. Vaksinasi Gotong Royong menggunakan vaksin Sinopharm yang saat ini sudah didatangkan oleh PT Biofarma (Persero) pada batch I sebanyak 500.000 dosis dan batch II sebanyak 1 juta dosis.
|
Editor: Maya Citra Rosa

KOMPAS.com - Mulai Januari 2021, Indonesia telah menggunakan tiga jenis vaksin Covid-19, dengan lebih dari 73,9 juta vaksin yang masuk data Maret 2021 lalu.

Tiga jenis vaksin tersebut adalah Vaksin Sinovac, AstraZeneca dan Sinopharm.

Terdapat perbedaan ketiga vaksin tersebut, mulai dari asal buatan, tipe, efikasi hingga efek samping vaksin.

Berikut ini penjelasan perbedaan vaksin Sinovac, AstraZeneca dan Sinopharm:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

1. Vaksin Sinovac

Vaksin yang berasal dari perusahaan China National Pharmaceutical Group ini merupakan vaksin yang dikembangkan dengan teknologi virus yang dilemahkan.

Inactivated virus atau virus utuh dari SARS CoV-2 yang sudah dimatikan dengan proses kimiawi.

Dilansir dari Kompas.com, tujuan dari dibuatan vaksin ini agar memicu sistem kekebalan tubuh terhadap virus tanpa adanya respon penyakit serius.

Baca juga: Simak Perbedaan Vaksin Sinovac dan Sinopharm

Tipe vaksin yang materi genetiknya masih akan terdeteksi oleh sistem imun. Kemudian akan membentuk antibodi dan pertahanan terhadap virus SARS-CoV-2.

Namun vaksin ini harus diterima beberapa kali dosis untuk membangun respon imun jangka panjang.

Efikasi atau kemanjuran dari vaksin Sinovac atau CoronaVac ini berdasarkan uji klinik fase 3 di Indonesia yaitu sebesar 65,3 persen.

Selain di Indonesia, vaksin Sinovac juga telah diujikan di Turki dan Brasil. Di Turki, efikasi vaksin Covid-19 asal China ini mencapai 91,25 persen, dan di Brasil sebesar 50,4 persen.

Vaksin Sinovac dapat disuntikkan bagi orang yang berusia 12 tahun keatas. Namun diprioritaskan bagi orang dewasa sehat 18-59 tahun serta kelompok lanjut usia diatas 60 tahun.

Efek samping suntikan vaksin Sinovac ini mulai dari efek samping ringan hingga sedang antara lain nyeri bekas suntikan, gatal dan mengantuk.

2. Vaksin AstraZeneca

Vaksin AstraZeneca adalah salah satu vaksin Covid-19 yang berasal dan dikembangkan oleh perusahaan vaksin asal Inggris bersama ilmuwan di Universiy of Oxford.

Vaksin ini berbasis vaksin vektor adenovirus simpanse. Maksudnya pengembang vaksin mengambil virus yang biasanya menginfeksi simpanse, kemudian memodifikasinya secara genetik untuk menghindari kemungkinan infeksi parah pada manusia.

Virus yang dimodifikasi membawa sebagian dari virus corona Covid-19 yang disebut protein spike. Bagian yang menonjol seperti paku terlihat di permukaan virus corona SARS-CoV-2.

Baca juga: Indonesia Akan Kedatangan 1,16 Juta Dosis Vaksin AstraZeneca dari Jepang

Vaksin yang dikirim ke sel manusia ini akan memicu kekebalan terhadap protein spike, serta menghasilkan antibodi dan sel memori yang mampu mengenali virus yang disebabkan oleh Covid-19.

Efikasi vaksin AstraZeneca untuk melindungi dari Covid-19 adalah sebesar 64,1 persen pada suntikan dosis pertama, dan 70,4 persen setelah suntikan kedua.

Efek samping dari vaksin ini sebagian besarnya adalah reaksi ringan hingga sedang. Seperti nyeri, gatal, atau memar pada bekas suntikan.

Efek samping lainnya juga rasa lelah, mengigil, demam, sakit kepala, mual dan sebagainya.

Orang yang dapat menerima suntikan vaksin disarankan berusia 18-64 tahun, serta direkomendasikan juga diberikan kepada lansia berusia 60 ke atas.

3. Vaksin Sinopharm

Vaksin yang baru masuk izin penggunaan darurat di Indoneisa pada 29 April 2021 ini merupakan vaksin yang dikembangkan di Beijing Bio Institute Biological Product.

Vaksin ini digunakan di Indonesia masuk dalam program vaksin gotong royong yang awalnya akan dibuat menjadi vaksinasi berbayar.

Namun keputusan tersebut ditunda setelah tingginya respon dari masyarakat mengenai vaksinasi berbayar ditengah pandemi tersebut.

Teknologi pengembangan vaksin ini sama seperti vaksin Sinovac yaitu dengan incactivated virus atau virus yang dimatikan.

Baca juga: Mengenal Vaksin Sinopharm yang Digunakan untuk Vaksinasi Covid-19 Berbayar

Vaksin Sinpharm ini juga sudah diuji klinik di Uni Emirat Arab dengan menunjukkan kemanjuran atau efikasi sebesar 78 persen pada 42.000 relawan.

Antibodi setelah vaksin akan terbentuk 14 hari setelah vaksin kedua. Vaksin ini juga dapat disuntikkan pada orang yang sudah berusia 18 tahun keatas.

Efek samping dari Vaksin Sinopharm menunjukkan reaksi ringan seperti bengkak, kemerahan, sakit kepala, diare, nyeri otot, batuk dan lainnya.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi