Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan Ahli soal Sampel Tes Covid-19 Diambil dari Nosofaring dan Bukan dari Ingus

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG
Warga mengikuti tes usap reaksi rantai polimerase (PCR) di sela-sela seremoni donasi 2.348 tes kit PCR dari Kredivo kepada GSI Lab di Jakarta Selatan, Selasa (23/2/2021). Dengan adanya kerja sama senilai 100.000 dollar AS ini diharapkan dapat membantu pemerintah dalam penanganan Covid-19, khususnya untuk mempercepat tracking kasus positif Covid-19 di masyarakat.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com – Pandemi virus corona Covid-19 telah berjalan lebih dari setahun. 

Jumlah pasien terinfeksi mencapai 189.954.401 orang dan korban meninggal 4.086.622 orang di dunia berdasarkan update Worldometers, Sabtu (17/7/2021). 

Meksipun demikian, masih ada sejumlah orang yang meragukan adanya Covid-19 termasuk soal cara mengetesnya. 

Salah satunya mempertanyakan kenapa pemeriksaan Covid-19 harus menggunakan sampel yang diambil dengan cara swab nasofaring (PCR) dan tidak menggunakan ingus?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Penjelasan Ahli soal Tes PCR Kumur, serta Bedanya dengan Swab PCR dan Rapid Antigen

Penjelasan ahli

Terkait hal tersebut Kompas.com menghubungi ahli patologi klinis yang juga Jubir Satgas Covid-19 Rumah Sakit UNS Surakarta Tonang Dwi Ardyanto.

Tonang mengatakan bahwa droplet dan ingus adalah dua hal yang berbeda.

Pihaknya menjelaskan, ingus mengandung sel mati, berupa debris (serpihan) yang ia berada di dalam cairan lendir.

Sementara droplet mengandung sel hidup yang berisi virus, hal inilah yang menyebabkan droplet dapat menularkan virus termasuk SARS-CoV-2 penyebab Covid-19.

Sel-sel hidup yang dapat menyebar melalui droplet ini ini menurut Toang keberadaannya berada di nasofaring.

“Kalau kita bernafas sebagian sel-sel itu terlepas dan terbawa nafas. Begitu juga kalau batuk,” ujar Tonang dihubungi, Jumat (16/7/20210.

Baca juga: Selesai Isolasi Mandiri, Apakah Perlu Tes Swab PCR Lagi?

Ingus lebih banyak lendir

Sementara itu, dihubungi terpisah, ahli Biologi Molekuler Ahmad Utomo menjelaskan soal mengapa tes Covid-19 tidak memeriksa virus menggunakan mikroskop elektron, hal itu karena pemeriksaannya bisa lebih mahal.

Sedangkan penjelasan mengapa tes Covid-19 tidak menggunakan ingus, hal itu karena kandungan dalam ingus lebih banyak lendir, sementara di sisi lain sel manusia yang terinfeksi di dalam ingus hanya sedikit.

“Ingus itu kan mayoritas cairan pekat, itu kan protein. Sementara virusnya sedikit sekali, lalu bagaimana kita mengkonsentrasikan sumber virus (dari sana)?” ujarnya saat dihubungi Kompas.com, Jumat (16/7/2021).

Dengan alasan itulah, maka untuk pemeriksaan dilakukan dengan mencari area sampel yang banyak virusnya.

“Kita tahu virus ini virus pernapasan maka kita ambil dari rongga pernapasan. Untuk melakukan itu kita paka swab,” jelasnya.

Baca juga: Sering Dicantumkan di Hasil Tes PCR, Apa Itu CT Value?

Swab tes nosofaring

Ia mengatakan, swab memiliki ujung layaknya sikat namun sangat lembut.

Pengambilan sel dari nosofaring dilakukan karena sel sangat tipis dan jika ada infeksi maka di dalam sel tersebut juga sudah pasti terdapat materi virus juga.

“Jadi (menggunakan sampel di situ) jauh lebih bersih," ujarnya.

Hal ini berbeda dengan ingus yang lebih banyak berisi lendir.

"Mayoritas isinya lendir sementara yang kita cari adalah sel manusia yang terinfeksi virus maka kita pakai swab yang mendalam,” tuturnya.

Selanjutnya sampel yang sudah diambil dimasukkan dalam tabung khusus yang disebut VTM (Viral Transport Medium).

Tahap berikutnya dilakukan pemrosesan yang menyebabkan seluruh materi RNA dalam sampel akan terlepas.

Materi-materi RNA inilah yang kemudian diperiksa untuk mencari sequence virus tanpa mendeteksi materi RNA yang lain.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi