Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Idul Adha, Mengapa Disebut Lebaran Haji dan Hari Raya Kurban?

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG
Ilustrasi perayaan Hari Raya Idul Adha.
|
Editor: Muhamad Syahrial

KOMPAS.com - Sebentar lagi umat Islam di seluruh dunia akan merayakan Idul Adha 1442 Hijriah. Di Indonesia, hari raya tersebut jatuh pada tanggal 20 Juli 2021.

Hari Raya Idul Adha identik dengan penyembelihan hewan kurban bagi yang mampu menunaikannya. Adapun hewan yang disembelih untuk ibadah kurban yaitu sapi, kambing, domba, kerbau, maupun unta.

Oleh sebab itu, Idul Adha disebut juga dengan Hari Raya Kurban. Akan tetapi, ada sebutan lain bagi hari besar umat Islam ini, yaitu Lebaran Haji.

Lantas, mengapa Idul Adha disebut juga sebagai Hari Raya Kurban dan Lebaran Haji?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebagaimana diberitakan KOMPAS.com pada Senin (22/6/2020), berikut ini sejarah Idul Adha, dan alasan penyebutan Hari Raya Kurban dan Lebaran Haji.

Pengorbanan Nabi Ibrahim dan awal mula kurban

Saat Idul Adha, Allah memerintahkan kepada umat Islam untuk melakukan ibadah kurban bagi yang mampu melaksanakannya. Perintah tersebut juga tertulis dalam Al-Qur'an:

Baca juga: Tata Cara Shalat Idul Adha di Rumah, Panduan dari MUI

“Sesungguhnya Kami telah memberikan nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah.” (QS Al-Kautsar (108):1-2).

Dikutip dari muslim.or.id melalui KOMPAS.com, penyebutan Idul Adha sebagai Hari Raya Kurban tidak lepas dari kisah Nabi Ibrahim.

Abul Anbiya, atau Bapaknya para Nabi itu melaksanakan pengorbanan atas perintah dari Allah SWT.

Sebelumnya, usai penantian panjang, Nabi Ibrahim akhirnya dikaruniai seorang anak oleh Allah SWT yang diberi nama Ismail, yang nantinya menjadi salah satu nabi bagi umat Islam.

Ketika Nabi Ismail menginjak usia remaja, Nabi Ibrahim mendapatkan Wahyu dari Allah SWT yang berisi perintah untuk menyembelih putranya sendiri, Nabi Ismail.

Baca juga: Hewan yang Boleh Dijadikan Kurban Idul Adha dan Tata Cara Menyembelihnya

Nabi Ibrahim adalah orang yang patuh, dia menaati perintah Allah SWT meski harus mengorbankan anak yang telah lama dinantikannya.

Allah SWT berfirman dalam Surah An Nahl ayat 120 yang artinya:

"Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang Imam (yang dapat dijadikan teladan), qaanitan (patuh kepada Allah), dan hanif, dan dia bukanlah termasuk orang musyrik (yang menyekutukan Allah),"

Nabi Ibrahim pun menyampaikan wahyu tersebut kepada anaknya, Nabi Ismail, sebagaimana yang tertulis dalam Al-Qur'an surat Ash Shaffat ayat 102, yang artinya:

"Maka tatkala anak itu sampai (pada usia sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Wahai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku sedang menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!", Ismail menjawab: Wahai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar."

Baca juga: Idul Adha Jatuh Tanggal 20 Juli, Bolehkah Shalat Id di Masjid?

Melihat ketakwaan Nabi Ibrahim dan putranya, Allah SWT kemudian mengganti Nabi Ismail dengan domba.

Itulah asal-muasal sunah kurban yang dilaksanakan umat Islam setiap Hari Raya Idul Adha atau yang disebut juga Hari Raya Kurban.

Mengapa Idul Adha disebut Lebaran Haji?

Selain Hari Raya Kurban, Idul Adha juga disebut sebagai Lebaran Haji, karena sejak 9 Dzulhijah, umat Islam yang menunaikan ibadah Haji sedang melaksanakan ritual haji yang paling utama yaitu wukuf di Padang Arafah.

Wukuf adalah ritual haji yang mengajarkan umat Islam untuk meninggalkan aktivitasnya sejenak agar dapat merenungkan diri, seperti yang dilakukan Nabi Ibrahim setelah menerima perintah dari Allah SWT untuk mengorbankan anaknya, Nabi Ismail.

Bagi umat Islam yang tidak melaksanakan ibadah haji, disunnahkan untuk melakukan ibadah puasa Arafah pada tanggal yang sama, yaitu 9 Dzulhijah.

Sumber: KOMPAS.com (Ari Welianto)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: Kompas.com
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi