Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gunakan Vaksin Moderna, Vaksinasi Booster Dosis Ketiga Nakes Dimulai

Baca di App
Lihat Foto
Dok. Kementerian Kesehatan
Pada Jumat (16/7/2021) Kementerian Kesehatan memulai penyuntikan perdana vaksin booster menggunakan vaksin Moderna di RSCM Jakarta. Penerima vaksinasi booster adalah 50 Guru Besar FKUI serta sejumlah dokter lainnya.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) resmi memulai program vaksinasi booster untuk tenaga kesehatan pada Jumat (16/7/2021).

Vaksinasi booster atau vaksinasi Covid-19 dosis ketiga dilakukan terhadap tenaga kesehatan di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta.

Mengutip laman Kemenkes, sebanyak 50 Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) serta sejumlah dokter lainnya mendapatkan kesempatan pertama untuk menerima vaksin booster.

Jenis vaksin yang digunakan untuk vaksin booster adalah vaksin Covid-19 buatan perusahaan farmasi asal Amerika Serikat, Moderna.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Vaksinasi Dosis Ketiga Sudah Dimulai, Bagaimana Prosedurnya?

Nakes senior jadi contoh

Penyuntikan perdana vaksin booster itu disaksikan langsung oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dan Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono.

Budi mengatakan, 50 Guru Besar FKUI dipilih sebagai penerima pertama vaksin booster agar dapat menjadi contoh dan diikuti oleh nakes lainnya tanpa keraguan.

"Harapan kami kalau para senior ini yakin untuk bisa menerima vaksin booster atau vaksin yang ketiga dengan Moderna ini, seharusnya para juniornya, murid-muridnya, juga bisa mengikuti dengan segera," kata Budi.

"Jadi harapan saya segera para nakes ini diberikan booster yang ketiga untuk bisa melindungi mereka sehingga mereka bisa bekerja dengan lebih tenang," kata Budi melanjutkan.

Budi menambahkan, pelaksanaan vaksinasi booster untuk tenaga kesehatan ini akan lebih mudah mengingat tempat kerja mereka ada di fasilitas layanan kesehatan.

“Kebetulan nakes itu kan kerjanya di fasilitas kesehatan jadi relatif harusnya jauh lebih mudah. Saya lihat (vaksinasi) kemarin itu sekitar 7 minggu atau 8 minggu sudah bisa selesai 1,5 juta, saya harapkan kali ini bisa lebih cepat selesai karena kan hanya satu kali suntik,” kata Budi.

Baca juga: WHO Sebut Vaksin Booster Masih Belum Diperlukan, Ini Alasannya

 

Meningkatkan kekebalan

Sementara itu, salah satu Guru Besar FKUI yang menerima suntikan vaksin booster di RSCM, Aman Bhakti Pulungan, mengatakan, ia tidak merasakan efek samping apapun seusai divaksin.

Aman menambahkan, ia meyakini bahwa vaksinasi booster dengan vaksin Moderna dapat meningkatkan kekebalan tubuh.

"Saya sangat yakin dengan vaksin Moderna. (Vaksinasi) yang pertama dan kedua itu dengan Sinovac, platformnya inactivated virus, kalau ini pakai Moderna dengan platform berbeda. Jadi saya rasa ini yang paling baik," kata Aman.

Untuk diketahui, vaksin Moderna menggunakan platform mRNA-1273 yang berisi gen pengkode protein antigen milik virus corona jenis baru bernama Spike.

Aman juga mengajak seluruh nakes untuk segera divaksinasi ketiga, terutama untuk menghadapi penyebaran virus corona varian Delta.

Baca juga: 5 Fakta Vaksin Moderna, dari Keampuhan hingga Efek Sampingnya

Dia mengatakan, untuk melawan varian Delta, nakes butuh imunitas kuat, terutama saat menghadapi pasien positif Covid-19 secara langsung.

“Karena kita ini frontliner untuk nakes jadi kita tentu harusnya lebih terlindungi karena langsung berhadapan dengan pasien positif COVID-19," ujar Aman.

"Jadi kalau saya sarankan seluruh nakes jangan ragu-ragu sesegera mungkin kalau ada kesempatan untuk dapat diimunisasi yang ketiga,” katanya menandaskan.

 

Efikasi 94,1 persen

Vaksin Moderna telah memperoleh izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) pada Jumat (2/7/2021).

Diberitakan Kompas.com, Jumat (2/7/2021) Kepala BPOM Penny Lukito mengatakan, penerbitan EUA ini berdasarkan hasil uji klinis fase ketiga dan pengkajian Komite Nasional Penilai Vaksin Covid-19, ITAGI, dan BPOM.

Penny mengungkapkan, berdasarkan data hasil uji klinis fase ketiga menunjukkan efikasi vaksin Moderna mencapai 94,1 persen pada kelompok usia 18-65 tahun.

"Untuk data efikasi berdasarkan data uji klinis fase ketiga menunjukkan adanya 94,1 persen pada kelompok usia 18-65 tahun dan 86,4 persen untuk usia di atas 65 tahun," ujar Penny dalam konferensi pers virtual.

Baca juga: Mengenal Vaksin Moderna yang Dapat Izin Darurat dari BPOM

Selain itu, hasil uji klinis fase ketiga juga menyatakan vaksin Moderna aman untuk kelompok populasi masyarakat dengan komorbid atau penyakit penyerta.

Adapun komorbid yang dimaksud yakni penyakit paru kronis, jantung, obesitas berat, diabetes, penyakit liver, dan HIV.

"Penerbitan EUA ini untuk merespos kebutuhan vaksin yang sangat tinggi dan upaya pemerintah dalam memperluas cakupan akses vaksin dengan intensitas program vaksinasi nasional," kata Penny.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Cara Download Sertifikat Vaksinasi Covid-19

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi