Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penularan Covid-19 Terus Terjadi, WHO Peringatkan Bahaya Mutasi Baru

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/Lightspring
Ilustrasi mutasi virus corona. Studi menemukan, virus corona telah bermutasi lebih dari 6.600 kali dan tidak semua varian virus corona ini bisa memicu gelombang baru.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa melonjaknya kasus infeksi Covid-19 di berbagai negara dapat mengundang bahaya di masa depan.

Mengutip ABC News, Jumat (16/7/2021) hal tersebut disampaikan oleh Ketua Komite Kedaruratan Covid-19 WHO Didier Houssin.

"Pandemi ini masih jauh dari selesai," kata Houssin.

Menurut Houssin, lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi di berbagai negara menambah tantangan yang harus dihadapi.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak hanya itu, ancaman juga hadir dari kemungkinan lahirnya varian baru virus corona SARS-CoV-2 yang lebih mematikan.

Baca juga: Luhut: Banyak yang Tidak Paham Varian Delta

Ada 4 varian yang jadi perhatian

Pada awal pandemi, hanya ada satu varian virus corona yang menyebar. Begitu virus itu menyebar ke seluruh dunia, ia bermutasi dan menciptakan banyak varian baru.

Saat ini, ada empat varian yang menjadi perhatian WHO atau diberi label variants of concern, yakni varian Alpha, Beta, Gamma, dan Delta.

Terbaru, varian Delta yang pertama kali terdeteksi di India, dilaporkan telah menyebar ke lebih dari 111 negara, dan berkontribusi terhadap hampir 60 persen kasus Covid-19 di Amerika Serikat.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, WHO menduga bahwa varian Delta telah menjadi varian dominan yang menyebar ke seluruh dunia.

"Kami memperkirakan bahwa varian itu (Delta) akan menjadi dominan dan menyebar ke seluruh dunia, atau malah sudah," kata Tedros.

Baca juga: Simak, Ini Cara Download Sertifikat Vaksinasi Covid-19 dan Manfaatnya

Vaksin sebagai senjata

Penularan virus corona yang masih terus terjadi membuat WHO khawatir bahwa di masa depan akan muncul varian baru yang lebih sukar dikendalikan.

Vaksinasi diharapkan menjadi senjata yang ampuh untuk meredam penularan virus corona, sekaligus menghambat virus untuk bermutasi dan menghasilkan varian baru.

Akan tetapi, banyak negara di dunia tidak memiliki stok vaksin yang memadai untuk melindungi warganya.

Berdasarkan data dari University of Oxford's Global Change Data Lab, secara global, baru 25,8 persen populasi dunia yang menerima sedikitnya satu dosis vaksin Covid-19.

Untuk itu, WHO terus mendorong negara-negara kaya untuk membagikan stok vaksin yang mereka miliki ke negara-negara lain yang membutuhkan.

Menurut WHO, cara paling ampuh untuk melawan semua varian virus corona adalah dengan kombinasi antara vaksinasi dan langkah-langkah pembatasan sosial serta protokol kesehatan.

Baca juga: Alasan WHO Beri Nama Baru Varian Virus Corona Gunakan Alfabet Yunani

Nama-nama varian Covid-19

Melansir laman resmi WHO, varian-varian baru virus corona diberikan nama sesuai alfabet Yunani, seperti Alpha, Beta, dan Gamma, yang lebih mudah diingat kalangan non-akademisi.

Berikut nama-nama baru varian virus corona:

  • Varian Inggris B.1.1.7 disebut Alpha
  • Varian Afrika Selatan B.1.351 disebut Beta
  • Varian Brasil P.1 disebut Gamma
  • Varian India B.1.617.2 disebut Delta
  • Varian Amerika Serikat B.1.427/B.1.429 disebut Epsilon
  • Varian Brasil P.2 disebut Zeta
  • Varian B.1.525 disebut Eta
  • Varian Filipina P.3 disebut Theta
  • Varian Amerika Serikat B.1.526 disebut Iota
  • Varian India B.1.617.1 disebut Kappa
  • Varian Peru C.37 disebut Lambda

 Baca juga: Perbedaan Virus Corona Varian Delta dan Varian Kappa

Nama-nama baru tersebut diharapkan mempermudah publik non-akademisi untuk mengingat jenis-jenis varian, dan menghindarkan terjadinya stigmatisasi terhadap suatu negara.

Sementara itu, nama lama yang berbasis kode huruf dan angka masih akan dipakai untuk kepentingan ilmiah.

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Mengenal Virus Corona Varian Kappa

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi