Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Dosis Vaksin Covid-19 Cukup, WHO: Vaksin Booster Belum Diperlukan

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/AGIE PERMADI
Suasana vaksinasi Covid-19 bagi pelajar yang digelar di SMAN 5 Bandung, Jalan Belitung, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (14/7/2021). Pemerintah Provinsi Jawa Barat resmi memulai vaksinasi Covid-19 terhadap para pelajar di Jawa Barat, dengan menargetkan 1.000 sampai 2.000 siswa yang divaksin per harinya.
|
Editor: Maya Citra Rosa

 

KOMPAS.com - Mixing vaccines atau menambah dosis vaksin Covid-19 sebagai vaksin booster belum diperlukan bagi sejumlah negara.

Termasuk Indonesia, Juru bicara satuan tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito meminta masyarakat untuk tidak melakukan mixing vaccines tersebut.

Dua dosis vaksin sudah cukup, sehingga vaksin dosis ketiga belum diperlukan saat ini.

"Untuk saat ini secara umum dua kali dosis vaksin sudah cukup bagi masyarakat umum untuk membentuk kekebalan individu," kata Wiku, dikutip dari Kompas.com, Selasa (13/7/2021).

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Sehingga masyarakat diimbau untuk tidak melakukan mixing vaccines atau penambahan dosis booster sendiri dan bahkan tanpa pengawasan kesehatan," tuturnya.

Wiku memastikan fokus utama pemerintah saat ini adalah pada percepatan pembentukan kekebalan komunitas atau herd immunity sesegara mungkin.

Baca juga: WHO Sebut Vaksin Booster Masih Belum Diperlukan, Ini Alasannya

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga mengingatkan untuk sejumlah negara seharusnya tidak membeli vaksin penguat atau booster bagi warga yang sudah divaksinasi.

Hal ini karena banyak negara lain yang belum memberikan vaksin dosis pertama bagi warga.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesu mengatakan, saat ini tingkat kematian meningkat, varian Delta menjadi varian dominan yang memakan korban jiwa, dan banyak negara belum memiliki persediaan vaksin yang cukup untuk melindungi tenaga kesehatan.

"Varian Delta menjalar ke seluruh dunia, seperti bara api, yang menyebabkan peningkatan kasus dan kematian," kata Tedros.

Dia mengatakan varian Delta yang pertama kali ditemukan di India, saat ini sudah ditemukan 104 negara.

"Kesenjangan global akan pasokan vaksin Covid-19 sangat timpang dan tidak adil," katanya.

Baca juga: Satgas Covid-19 Imbau Masyarakat Tidak Lakukan Mixing Vaccines Tanpa Pengawasan

Kenapa vaksin booster dianggap belum diperlukan?

Ilmuwan Kepala WHO, Soumya Swaminathan mengutip Kompas.com mengatakan saat ini belum ada bukti cukup soal perlunya vaksin penguat atau booster bagi mereka yang sudah menerima vaksin dua kali.

Vaksin penguat mungkin akan diperlukan, namun untuk saat ini masih belum diperlukan.

"Semua harus didasarkan pada sains dan data, bukannya tergantung pada perusahaan tertentu yang mengatakan vaksin mereka harus digunakan sebagai penguat," kata Dr Swaminathan.

Baca juga: Vaksinasi Dosis Ketiga bagi Tenaga Kesehatan Dimulai Pekan Ini

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi