KOMPAS.com - Kebutuhan vitamin D jarang diperhatikan dibandingkan vitamin C atau A oleh masyarakat Indonesia. Padahal, pakar alumnus Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga menyebutkan bahwa manfaat vitamin D hampir menyamai vaksin Covid-19.
Alumnus Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi FK Unair dr. Henry Suhendra, SpOT mengungkapkan bahwa sebuah penelitian di Boston pada 2020 membuktikan hal tersebut. Disebutkan Vitamin D dapat mengurangi kemungkinan infeksi Virus Corona sampai dengan 54 persen.
Hanya saja, kondisi itu dapat dicapai tubuh memiliki kadar Vitamin D yang optimal.
“Ini hampir sama dengan vaksin loh. Kan lumayan banyak. Kalau vaksin 60 sampai dengan 65 persen, beda-beda,” tuturnya seperti dikutip Kompas.com dari laman Unair, (18/7/2021).
Baca juga: Vitamin D dan Covid-19, Ini Perannya dalam Meningkatkan Imun Tubuh
Orang Indonesia masih kekurangan kadar vitamin D
Pemeriksaan kadar vitamin D dilakukan dengan tes darah yang disebut 25-hydroxyvitamin D, dengan pengukuran nanogram per mililiter. Kisaran normal kadar vitamin D dalam tubuh adalah antara 30 hingga 60 nanogram per mililiter.
Henry mengutip data World Health Oragnization (WHO) yang menyebutkan rendahnya kadar vitamin D penduduk Indonesia. Rata-rata kadar Vitamin D penduduk Indonesia adalah 17,2.
Angka tersebut sangat rendah, bahkan paling rendah di antara negara-negara ASEAN lainnya.
Padahal vitamin D diketahui memiliki banyak manfaat untuk mengurangi berbagai infeksi bakteri hingga virus, termasuk Covid-19.
Baca juga: Vitamin D Tingkatkan Imunitas di 3 Sektor, Ini Kata Pakar FK Unair
Secara umum, vitamin D dapat meningkatkan imunitas tubuh di tiga sektor, yaitu:
1. Meningkatkan local barrier pada kulit. Yaitu mempererat celah antarkulit sehingga tidak ada celah untuk virus masuk.
2. Innate immunity.
3. Imunitas yang berkaitan dengan pembentukan antibodi oleh T dan B limfosit.
Di samping itu, Vitamin D juga dapat melawan penyakit berat seperti kanker, sakit jantung, dan autoimun. Namun dengan catatan, kadarnya harus optimal 100 persen.
“Di Amerika Serikat, Vitamin D terbukti telah memperbaiki berbagai penyakit berat, seperti Penyakit jantung dan 70 jenis penyakit kanker,” tutur Henry.
Menjaga agar kadar vitamin D tak semakin turun
Alumnus lulusan 1992 itu menambahkan, Vitamin D adalah super hormon yang berpengaruh pada seluruh sel. Sebab, reseptornya ada di semua sel seluruh sistem tubuh manusia.
“Kalau Vitamin D kita optimal, artinya kita akan baik-baik saja. Tidak ada penyakit-penyakit,” tambahnya.
Baca juga: 7 Makanan Tinggi Vitamin D yang Sangat Menyehatkan
Meski demikian, menaikkan kadar vitamin D dalam tubuh membutuhkan waktu. Selain fluktuatif, terdapat banyak faktor yang mempengaruhi.
Henry memberikan gambaran dengan seseorang yang berolahraga terlampau berat. Kondisi tubuh yang kelelahan justru membuat daya tahan tubuh berkurang dan menghancurkan kadar vitamin D.
“Misalnya gini, setelah gowes Jawa-Bali, badan pegel semua, terus flu. Ini ya karena daya tahan tubuh hilang pada saat Vitamin D turun. Jadi menaikkan kadar Vitamin D bisa dengan olahraga, tapi kalau berlebihan, Vitamin D akan hancur."
Begitu pula ketika seseorang mengalami stres atau kurang tidur, maka kadar vitamin D otomatis akan turun. "Kalau terlalu capek, dia turun,” ujar dia.
Sumber: Kompas.com (Penulis Mahar Prastiwi | Editor Albertus Adit), Unair News
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.