Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[HOAKS] Vaksin Berisi Virus yang Dilemahkan Menginfeksi Orang Lemah Imun

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo
Ilustrasi Hoaks
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Beredar informasi di media sosial dengan narasi vaksin Covid-19 berbasis virus yang dilemahkan, tak aman bagi yang memiliki imun rendah dan disebut akan menginfeksi penerima.

Dalam narasi tersebut juga menyebutkan, vaksinasi tak harus dilakukan jika tujuannya untuk mencari imunitas, karena bisa diganti dengan konsumsi herbal atau tanaman antioksidan.

Informasi tersebut tak benar alias hoaks.

Narasi yang beredar

Akun yang mengunggah pernyataan ini adalah akun Facebok Frendly Matindas di grup Facebook Akhiri Plandemic pada 17 Juli 2021.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dari sekian banyak pernyataan yang ia buat, berikut sebagian narasi yang menyangkut keamanan dan manfaat vaksin Covid-19:

"...

Sistem vaksin itu adalah mengambil sampel dari virus itu sendiri kemudian dilemahkan dan akan dumasukan/disuntikan ke tubuh transien/penerima/manusia dgn harapan ketika nanti kita terpapar virus itu maka imun tubuh/antibodi tubuh kita diharapkan sdh mengenal virusnya krn sdh ada RNA virus yg sama dan istilahnya sdh dilemahkan/sdh jadi virus yg baik utk melawan patogen sejenis...
Ya tapi klo baru diawal dimasukan ke tubuh terus sistem imun gk mampu mengadaptasi, ya selama anda positif covid

Itu tergangtung imunitas tubuh manusia sbg calon transien/penerima vaksin itu lah... klo gk bs adaptasi ya selamat jadi reaktif/reaktan benda asing atau vaksinnya yang notabennya dari virus covid itu sendiri dan ya positif covid jadinya dah

Klo hanya utk menjaga imunitas tubuh/antibodi utk tidak bisa kena atau terpapar covid banyak cara nya dan sdh tersedia kan di alam lah, gk perlu soal mesti vaksin yg nyatanya dari virus itu sendiri lah yg dibuat jd vaksinnya, tinggal searching google tanaman" sprti sayuran, buah"an yg bs meningkatkan kekebalan imun tubuh sbg tanaman antioksidan yg bs menangkal radikal bebas (virus dan bakteri)

..." tulis akun tersebut.

Konfirmasi Kompas.com

Terkait hal tersebut, tim cek fakta Kompas.com menghubungi sejumlah ahli untuk memberikan penjelasannya.

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof. Dr. dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD menegaskan, kedua premis soal vaksin di atas adalah hoaks.

"Ya keduanya hoaks," kata Ari saat dihubungi Kompas.com, Senin (18/7/2021).

Tidak benar, jika virus yang dilemahkan dalam vaksin Covid-19 dapat menginfeksi penerimanya.

"Vaksin Sinovac (menggunakan) virus inactive, jadi tidak akan menyebabkan (penerima) jadi positif (Covid-19)," jelas dia.

Senada dengan pernyataan Ari, Kepala Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19, Brigjen TNI (Purn) dr. Alexander K. Ginting S., Sp.P(K) menjelaskan apa itu vaksinasi.

"Vaksinasi atau imunisasi adalah prosedur memasukkan antigen penyakit, biasanya berupa virus atau bakteri yang dilemahkan atau sudah mati, bisa juga hanya bagian dari virus atau bakteri," ujar dia saat dihubungi Kompas.com, Senin (19/7/2021).

Virus yang sudah mati tidak akan menginfeksi penerimanya, Justru, virus nonaktif itu akan memantik antibodi timbul dalam tubuh penerima untuk menghadapi virus yang dimaksud.

"Tujuannya adalah untuk menciptakan sistem kekebalan tubuh yang mampu mengenali dan melawan saat terkena penyakit oleh virus atau bakteri tersebut. BCG untuk penyakit TB Paru juga ada vaksin yang berisi kuman TBC yang dilemahkan juga, kan?" lanjut dia.

Kemudian, terkait pendapat yang menyebut vaksinasi bisa digantikan dengan konsumsi bahan herbal dengan kandungan antioksidan tinggi demi dapatkan imunitas atau kekebalan tubuh, Ari menjelaskan dengan cukup singkat.

Keduanya memang bisa memberikan daya tahan tubuh bagi orang yang menerima atau mengonsumsinya, tetapi spesifikasinya berbeda jauh.

"Vaksin untuk menghasilkan daya tahan tubuh spesifik untuk virus atau bakteri tertentu, sedang herbal untuk daya tahan tubuh keseluruhan," ungkap dia.

Sementara Alexander menjelaskan vaksinasi tetap dibutuhkan sebagai mekanisme untuk membentuk sistem kekebalan tubuh, khususnya dalam pandemi Covid-19 di mana terdapat risiko kematian dan penularan yang tinggi.

"Sistem kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit bisa terjadi secara alami saat seseorang terinfeksi virus atau bakteri penyebabnya. Namun demikian, karena infeksi virus Corona memiliki risiko kematian dan penularan yang tinggi maka diperlukan satu mekanisme untuk membentuk sistem kekebalan tubuh, yaitu vaksinasi," pungkas dia.

Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan dari para ahli, informasi yang beredar di grup Facebook tersebut tidak benar alias hoaks.

Pertama, virus yang sudah dinonaktifkan dalam vaksin tidak akan membuat penerimanya mengalami infeksi.

Yang kedua, vaksin untuk virus tidak bisa digantikan dengan konsumsi bahan herbal. Keduanya adalah dua hal yang berbeda.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi