Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Bitcoin Anjlok di Bawah 30.000 Dollar AS, Apa Penyebabnya?

Baca di App
Lihat Foto
PIXABAY/MICHAELWUENSCH
Ilustrasi bitcoin.
|
Editor: Rizal Setyo Nugroho

KOMPAS.com - Mata uang kripto terpopuler saat ini, Bitcoin kembali mengalami kemerosotan.

Dilansir dari Reuters, (20/7/2021), nilai Bitcoin anjlok di bawah 30.000 dollar AS atau sekitar Rp 436 juta.

Hal ini menjadikan nilai Bitcoin berada di level terendah dalam hampir sebulan ini.

Diketahui, turunnya nilai Bitcoin yang cukup signifikan ini karena regulator terus menyerukan pemeriksaan yang lebih ketat pada cryptocurrency.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cryptocurrency terbesar di dunia ini sempat turun sebanyak 5 persen menjadi 29.300 dollar AS atau sekitar Rp 426,2 juta, terendah sejak 22 Juni. Terakhir turun sebesar 3,6 persen pada 29.720 dollar AS.

Baca juga: 1.069 Mesin Penambang Bitcoin Dilindas dan Dihancurkan Polisi Malaysia

Penyebab merosotnya nilai Bitcoin

Bitcoin dalam beberapa pekan terakhir telah terkunci dalam kisaran perdagangan yang relatif ketat.

Hal ini setelah investor melakukan penjualan besar-besaran pada Mei dan Juni menyusul tindakan keras China terhadap penambangan dan perdagangan cryptocurrency.

Diketahui, wilayah utama yang bertanggung jawab atas penambangan bitcoin di China telah memaksa operasi itu untuk ditutup.

Sebab, penambangan Bitcoin adalah proses intensif energi yang memfasilitasi transaksi bitcoin dan menciptakan koin baru.

Mengutip CNBC, (19/7/2021), bank sentral China juga telah berbicara dengan perusahaan keuangan dan fintech yang mengingatkan mereka untuk tidak menawarkan layanan terkait crytpo kepada pelanggan.

China melarang pertukaran cryptocurrency lokal sejak tahun 2017, memaksa pelaku penambangan untuk pindah ke luar negeri.

Namun, hal itu tidak menghentikan pedagang China membeli dan menjual koin digital.

Meski begitu, regulator China tampaknya semakin memperketat pembatasan perdangangan dan pertambangan.

Baca juga: Riset: Bitcoin dkk Sudah Sulit Didapat Sebelum Diblokir China

Pengetatan pengawasan di negara barat

Pengawas keuangan dan gubernur bank sentral di Amerika baru-baru ini juga menyerukan regulasi yang lebih ketat.

Pada Senin, (19/7/2021), Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen mengatakan kepada regulator bahwa pemerintah AS harus bergerak cepat untuk membangun kerangka peraturan untuk stablecoin, kelas mata uang digital yang berkembang pesat.

Adapun penurunan Bitcoin pada Selasa (20/7/2021) membuat pihaknya merugi di Juli 2021 sebesar 15 persen.

Kondisi ini telah turun lebih dari setengahnya sejak mencapai puncak hampir 65.000 dollar AS atau sekitar Rp 945,9 juta pada April 2021.

Selain itu, cryptocurrency lain yang lebih kecil nilainya dari Bitcoin, seperti ether dan XRP, juga mengalami penurunan nilai sekitar 5 persen.

Investor mengatakan, kondisi Bitcoin kemungkinan akan menguji level di nilai 28.600 dollar AS. Angka ini terendah sejak awal Januari 2021.

Baca juga: Harga Bitcoin dkk Kembali Berguguran, Apa Penyebabnya?

Keluarnya "Perintah Penghentian" pada BlockFi

Kemudian, penurunan sejumlah mata uang kripto ini terjadi saat adanya informasi bahwa Jaksa Agung New Jersey mengeluarkan "Perintah Penghentian" terhadap perusahaan layanan crypto berbasis di New Jersey, BlockFi.

Jaksa Agung memerintahkannya untuk berhenti menawarkan akun berbunga.

Hal tersebut juga terjadi setelah aksi jual besar-besaran di pasar saham global pada Senin, (19/7/2021).

“Ada aksi jual luas di pasar global, aset berisiko turun secara keseluruhan,” ujar mitra di perusahaan jasa keuangan cryptocurrency Amber Group, Anbabelle Huang.

Menurutnya, ada kekhawatiran akan kualitas dan kekuatan pemulihan ekonomi dan aset berisiko yang lebih luas menjadi lebih lemah termasuk hasil yang tinggi.

"Ditambah dengan kelemahan BTC (Bitcoin) baru-baru ini, kondisi ini hanya mengirim pasar crypto turun lebih jauh," ujar dia.

Akibatnya, sekitar 89 miliar dollar AS dihapus dari seluruh pasar cryptocurrency dalam periode 24 jam pada Selasa (20/7/2021) pagi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi