Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral, Twit Tak Bisa Vaksin karena Lupa Bawa Fotokopi KTP, Ini Penjelasan Satgas Covid-19

Baca di App
Lihat Foto
TWITTER.com/@TRETANMUSLIM
Tangkapan layar twit viral yang membahas sejumlah warganet tidak bisa mengikuti vaksinasi Covid-19 lantaran tidak membawa fotokopi KTP.
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Perbincangan di media sosial Twitter ramai membahas soal keluhan sejumlah warganet yang tidak bisa mendapatkan vaksinasi Covid-19 karena tidak membawa fotokopi KTP.

Keluhan dari sejumlah warganet itu disuarakan oleh Stand Up Comedian, Tretan Muslim, melalui sebuah twit, Kamis (22/7/2021).

Melalui akun Twitter-nya, dia mengunggah tangkapan layar keluhan warganet tentang hal tersebut. 

"Baca reply banyak yg gabisa vaksin krn ga bawa fotocopy KTP, maksudnya ini kan pandemi, darurat, bahaya, DARURAT, DARURATTT WOYYYYY, KOQ MASIH HARUS FOTOCOPY YA HALOO @KemenkesRI, tolong ciri khas birokrasi indo fotocopy2 jangan dipake dulu," tulis narasi @TretanMuslim.

Baca juga: Yang Perlu Diketahui Sebelum, Saat, dan Setelah Disuntik Vaksin Covid-19

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dalam twit-nya, dia mengutip twit seorang pengguna Twitter bernama Soe Tjen Marching.

Soe Tjen Marching menceritakan, asisten rumah tangga (ART) kakaknya dipersulit saat akan melakukan vaksinasi karena tak membawa KTP baru.

ART tersebut sebenarnya sudah membawa KTP lama, tetapi tetap tidak bisa mendapatkan vaksin.

Tak lama kemudian, ART itu terinfeksi virus corona dan meninggal dunia.

Baca juga: Ada Jasa Bikin Sertifikat Vaksin Tanpa Perlu Vaksinasi, Ini Warning dari Satgas Covid-19

Keluhan yang sama juga dibagikan sejumlah pengguna Twitter yang mengalami pengalaman yang serupa.

Tanggapan Satgas Covid-19

Ketua bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19 Nasional, Brigjen TNI (Purn) Alexander K Ginting, mengatakan, program vaksinasi Covid-19 berada di bawah Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Sementara, Satgas Covid-19 hanya berwenang untuk mengamankan dan menyukseskan program vaksinasi Covid-19 tersebut.

Mengenai penyertaan fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) saat vaksinasi, Alex mengatakan, hal itu perlu dilakukan untuk memastikan tidak ada kesalahan data.

"Ini kan perlu, agar data tersimpan sehingga di kemudian hari saat vaksin kedua, maka riwayat vaksin pertama terekam dengan baik," ujar Alex saat dihubungi Kompas.com, Jumat (23/7/2021).

Menurut Alex, masih ada warga yang tidak mengingat data diri mereka seperti nama lengkap maupun nomor induk kependudukan (NIK).

Hal itu menimbulkan kekhawatiran jika data yang diberikan ternyata salah.

"Yang datang itu juga sering lupa dengan nama diri, yang diingat nick name, misalnya namanya siapa? Jawabnya Kokom, padahal namanya Komariah, atau Kokom Komariah, terus nomor NIK, karena setiap orang harus ada NIK-nya," ujar Alex.

Baca juga: Apakah Penyintas Covid-19 Perlu Menunggu 3 Bulan untuk Vaksin? Ini Penjelasan Ahli

Tanggapan epidemiolog

Epidemiolog dari Universitas Airlangga, Windhu Purnomo mengatakan, syarat fotokopi KTP itu bertujuan agar data yang diberikan lebih valid.

Namun, jika ada yang lupa membawa fotokopi KTP sehingga berujung tidak bisa divaksin, ia menyayangkan hal tersebut. 

"Nah virus kan enggak peduli dia bawa KTP atau tidak, nular ya nular aja. Pastinya tetap ada cara lain untuk datanya tetap valid," ujar dia kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Jumat (23/7/2021).

Menurut Windhu, KTP hanya salah satu dari sekian banyak petunjuk identitas. Jika tidak membawa atau tidak mempunyai KTP, maka bisa menggunakan yang lainnya.

Dengan cara ini, menurut dia, proses vaksinasi tetap bisa berjalan dan tidak terhambat oleh birokrasi yang berkutat soal mekanismenya.

"Tentu yang vaksinasi ini harus terdata dengan baik, syaratnya terserah, bisa KTP atau lainnya. Artinya yang mau saya sampaikan, jangan rigid pakai KTP, kalau dia punya KTP, oke pakai KTP. Tetapi kalau orang itu tidak memiliki KTP, itu mereka harus tetap dilayani tapi dengan cara lain, identitasnya terserah mau pakai aja yang penting teratat," kata Windhu.

"Tapi kalu kita masih berputar-putar soal mekanisme vaksinasi harus bawa ini dan itu, ya kita keburu kebobolan virusnya," ujar dia.

Baca juga: 11 Negara yang Berencana atau Sudah Memutuskan Mencampurkan Dosis Vaksin Covid-19, Termasuk Indonesia

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi