Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panduan Isolasi Mandiri di Rumah untuk Anak Terpapar Covid-19

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/L Julia
Menyebarnya Covid-19 varian Delta ternyata berdampak pula pada kenaikan kasus Covid-19 pada anak.
|
Editor: Rendika Ferri Kurniawan

KOMPAS.com - Seorang anak terpaksa menjalani isolasi mandiri, karena kedua orang tuanya meninggal karena Covid-19.

Diberitakan Kompas.com, Kamis (22/7/2021), ibunya meninggal dalam kondisi hamil 5 bulan dan ayahnya meninggal keesokan harinya.

Orangtua anak itu dinyatakan positif Covid-19 dan menjalani perawatan di Rumah Sakit Harapan Insan Sendawar, Kutai Barat karena positif Covid-19.

Anak tersebut diketahui positif, tetapi tidak bergejala. Ia pun dirawat di rumah ditemani tetangga dan kerabatnya. Rekan ayahnya tidur di depan pintu beratapkan tenda.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak yang isolasi mandiri di rumah bukan pertama kali ini terjadi. Lantas, bagaimana protokol isolasi mandiri di rumah untuk anak?

Baca juga: 2 Kriteria Sembuh dari Covid-19 untuk OTG dan Pasien Gejala Ringan

Panduan isoman untuk anak

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merilis “Buku Diary Panduan Isolasi Mandiri Anak” yang memuat tips dan cara merawat anak yang positif Covid-19 dan harus menjalani isolasi mandiri.

Menurut rekomendasi IDAI, saat anak menjalani isolasi mandiri maka orang tua tetap dapat mengasuh anak yang positif Covid-19 tersebut.

Bagi orang tua atau pengasuh yang merawat disarankan adalah orang yang memiliki risiko rendah untuk mengalami pemburukan Covid-19.

Adapun jika ada anggota keluarga yang positif, IDAI juga mengatakan ia dapat diisolasi bersama dengan anak yang juga tengah isolasi.

Apabila orang tua dan anak berbeda status Covid-19nya maka disarankan untuk diberikan jarak tidur 2 meter di tempat tidur yang terpisah.

Saat isolasi mandiri, maka orang tua harus memberikan dukungan psikologis pada anak.

Syarat isoman

Dalam dokumennya, IDAI memaparkan 7 syarat isolasi mandiri di rumah bagi anak, yakni sebagai berikut:

  1. Tidak bergejala/asimptomatik
  2. Gejala ringan (seperti batuk, pilek, demam, diare, muntah, ruam-ruam
  3. Anak aktif, bisa makan minum
  4. Menerapkan etika batuk
  5. Memantau gejala atau keluhan
  6. Pemeriksaan suhu tubuh 2 kali sehari
  7. Memperhatikan lingkungan rumah/kamar apakah memiliki ventilasi yang baik atau tidak.

Hal yang perlu disiapkan

Lalu apa yang perlu dipersiapkan di rumah? Menurut IDAI dua alat berikut perlu disiapkan:

  1. Termometer (pengukur suhu)
  2. Oxymeter (pengukur saturasi oksigen dan frekuensi nadi).

Sementara itu obat yang perlu disediakan adalah:

1. Obat demam
2. Multivitamin, termasuk vitamin C dengan ketentuan:

  • 1-3 tahun: maksimal 400 mg/hari
  • 4-8 tahun: maksimal 600 mg/hari
  • 9-13 tahun: maksimal 1200 mg/hari
  • 14-18 tahun: maksimal 1800 mg/hari
  • Serta termasuk vitamin D3 dengan ketentuan:
  • Kurang dari 3 tahun: 400 U/hari
  • Anak: 1.000 U/hari
  • Remaja: 2.000 U/hari
  • Remaja Obesitas: 5.000 U/hari

3. Zink

Untuk ketentuan zink yakni 20 mg per hari selama 14 hari.

Baca juga: Kisah Anak 10 Tahun Isoman Sendirian, Ayah dan Ibu Meninggal karena Covid-19

Pelaksanaan isolasi mandiri di rumah

Berikut ini protokol isolasi mandiri di rumah untuk anak, dilansir laman Corona Jakarta:

1. Cek suhu badan anak setiap pagi dan sore
2. Periksa saturasi oksigen dan denyut nadi
3. Pantau frekuensi pernapasan anak. Tingkat pernapasan menunjukkan tanda bahaya ketika:

  • Usia >2 bulan : 60 kali/menit
  • 2-11 bulan : 50 kali/menit
  • 1-5 tahun : 40 kali/menit
  • >5 tahun : 30 kali/menit.

4. Tinggal di rumah
5. Gunakan masker dan pelindung mata saat Anda berada di dekat anak-anak Anda.

Penggunaan masker dianjurkan untuk anak usia dua tahun ke atas atau jika anak sudah bisa memakai dan melepas masker sendiri.

Orang tua dapat memastikan masker digunakan dengan benar dan memberi mereka "masker istirahat" ketika mereka sendirian atau dua meter dari orang lain. Masker tidak perlu digunakan saat anak sedang tidur

7. Jaga jarak
8. Mencuci tangan
9. Terapkan etika batuk yaitu dengan menutup mulut dan hidung dengan tisu atau bagian dalam lengan atas.

Bawa anak Anda ke rumah sakit jika mereka menunjukkan gejala berikut:

  • Tidur berlebihan
  • Sesak napas
  • Bentuk dada yang tidak normal dan kesulitan bernapas
  • Saturasi oksigen kurang dari 95%
  • Mata merah, ruam, leher bengkak
  • Demam lebih dari tujuh hari
  • Penangkapan
  • Kehilangan selera makan
  • Mata cekung
  • Keluaran urin rendah
  • Penurunan kesadaran.

Panduan lengkap Isolasi Mandiri Anak-anak dapat didownload di sini.

(Sumber: Kompas.com/Zakarias Demon Daton, Nur Rohmi Aida | Editor : Teuku Muhammad Valdy Arief, Rizal Setyo Nugroho)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi