Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Jamur Hitam yang Melanda India, Gejala, Cara Mencegah, dan Obatnya

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi pasien penyakit jamur hitam di India
|
Editor: Maya Citra Rosa

KOMPAS.com - Sejak dua bulan terakhir India dilanda kasus jamur hitam yang mematikan hingga tercatat lebih dari 45.000 kasus.

Jamur hitam atau nama ilmiahnya mucormycosis atau mukormikosis telah mengakibatkan kematian pada 4.200 jiwa di India, kebanyakan menyerang pasien dan penyintas Covid-19.

Meski ditemukan muncul di India saat pandemi, namun kasus jamur hitam sudah muncul di Indonesia sebelum pandemi Covid-19. Namun kasusnya tidak banyak, sementara angka kematiannya disebut tinggi.

Lalu apa yang dimaksud dengan jamur hitam India, apa gejala dan cara mengobatinya?

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berikut ini penjelasan mengenai jamur hitam India yang dikutip dari Kompas.com:

Apa itu jamur hitam India?

Mukormikosis adalah infeksi jamur sistemik yang disebabkan oleh golongan Mucormycetes seperti Rhzopus spp, Mucor spp, Rhizomucor spp, Cunninghamella bertholletiae, Apophysomyces spp dan Licheteimia.

Baca juga: 13 dari 1.000 Pasien Covid-19 di Gujarat India Terinfeksi Jamur Hitam

Jamur hitam ini dikategorikan sebagai penyakit yang sangat agresif. Pada kasus Mukormikosis ini, ahli bedah terpaksa menghilangkan mata, hidung, rahang pasien untuk menghentikan penyebaran hingga ke otak.

Mukormikosis terjadi karena adanya kontak dengan spora atau elemen jamur yang berasal dari lingkungan seperti tanah, bahan organik yang membusuk (daun, tumpukan kompos dan kotoran hewan).

"Beberapa kasus mukormikosis di Indonesia telah dilaporkan sebelum pandemi Covid-19. Meskipun jumlahnya tidak banyak, tetapi angka kematian dan kesakitannya tinggi," kata Dr Anna Rozaliyani MBiomed, SpP(K) selaku Ketua Pokja Bidang Mikosis Paru Pusat Mikosis Paru FKUI/RS Persahabatan.

Penyakit ini termasuk kategori langka. Namun di India gejala jamur hitam juga menjangkiti pasien dan penyintas Covid-19.

Pasien Covid-19 memiliki kekebalan tubuh yang lemah dan sebagiannya memakai steorid untuk mengontrol respon hiperimun, sehingga membuat mereka rentan terhadap infeksi jamur salah satunya mukormikosis.

Baca juga: Jamur Hitam di India: Ribuan Orang Meninggal, Kasusnya Sudah Ada di Indonesia

Sejauh ini, infeksi mukormikosis telah terlihat pada pasien Covid-19 dengan penyakit penyerta, seperti diabetes atau mereka dengan gula darah tinggi yang mendasari dan tidak terdeteksi.

Hal ini diperkuat dengan kualitas udara yang buruk dan debu. Di kota-kota padat, seperti Mumbai, jamur lebih mudah berkembang biak.

Gejala jamur hitam

Dr Neha Gupta, spesialis penyakit dalam dan infeksi di Rumah Sakit Medanta di Gurugram, menyebutkan, jumlah kasus mukormikosis dua hingga tiga kali lebih tinggi.

Pasien kebanyakan datang dengan berbagai gejala seperti gigi goyang atau rontok, nyeri wajah yang parah dan mengakibatkan pembengkakan pada wajah.

Selain itu gejala juga terjadi tergantung dari jenis mukormikosis atau bagian tubuh yang terinfeksi.

Baca juga: Siapa yang Berisiko Terkena Infeksi Jamur Hitam?

1. Mukormikosis rinoserebral

Infeksi terjadi pada rongga sinus, dapat menyebar hingga ke otak. Paling sering terjadi pada pasien diabetes yang tidak terkontrol, atau pasien transplantasi ginjal.

Gejala yang umumnya terjadi pada infeksi mukormikosis rinoserebral ini antara lain:

  • Wajah bengkak pada satu sisi.
  • Sakit kepala.
  • Hidung tersumbat.
  • Demam.
  • Kelainan berwarna hitam (black eschar) pada hidung atau mulut bagian atas.

2. Mukormikosis paru

Jenis jamur hitam ini merupakan yang paling sering terjadi pada pasien kanker atau transplantasi.

Gejala yang umumnya terjadi pada iinfeksi jamur hitam mukormikosis paru ialah:

  • Demam disertai batuk.
  • Nyeri dada.
  • Sesak napas.
  • Umumnya gejala-gejala yang terjadi ini tidak membaik dengan pengobatan standar

Baca juga: Jamur Hitam Mengganas di India, Berbahaya bagi Penyintas Covid-19

 

3. Mukormikosis gastrointestinal

Mukormikosis gastrointestinal adalah infeksi saluran cerna yang lebih sering terjadi pada pasien anak, terutama bayi prematur yang menerima antibiotik sistemik, steroid, pembedahan dan lain sebagainya.

Gejala yang umumnya terjadi pada infeksi mukomikosis gastrointestinal adalah sebagai berikut:

  • Sakit perut.
  • Mual.
  • Muntah.
  • Pendarahan gastrointestinal

4. Mukormikosis kulit

Mukormikosis kulit adalah infeksi yang terjadi melalui luka pada kulit, misalnya setelah operasi, luka bakar dan lain-lain.

Baca juga: Setelah India, Kasus Jamur Hitam Menyebar ke 5 Negara, Ini Daftarnya

Gejala-gejala yang umum dijumpai sebagai akibat dari infeksi mukormikosis kulit adalah:

  • Lecet atau bisul.
  • Area yang terinfeksi menjadi hitam.
  • Nyeri.
  • Hangat.
  • Kemerahan berlebihan.
  • Bengkak di sekitar luka.

5. Mukormikosis diseminata

Gejala yang disebabkan Mukormikosis diseminata adalah infeksi yang menyebar melalui aliran darah, dapat menyebar ke organ lain, termasuk otak, limpa, jantung dan lain-lain.

Biasanya mukormikosis diseminata ini terjadi pada kondisi penyakit berat, dan sulit mengetahui gejala khusus.

Pasien dengan infeksi otak dapat mengalami perubahan status mental atau koma akibat mukormikosis diseminata ini.

Cara mencegah mukormikosis

Untuk mencegah gejala jamur hitam dengan memakai masker saat bepergian.

Perlu diwaspadai saat pergi ke taman, area berdebu atau tempat yang banyak sampah atau makanan membusuk.

Pada penderita diabetes dan orang yang mengalami gangguan sistem imun perlu lebih sering mengontrol kadar gula dan glukosa darah.

Sedangkan bagi orang yang telah diresepkan steroid tetep harus dipantau dan dosisnya dikurangi berdasarkan konsultasi dengan dokter.

Pengobatan yang tepat

Infeksi ini perlu diobati secara serius dengan obat antijamur intravena, diikuti dengan obat antijamur oral.

Dalam kasus yang parah, diperlukan pembedahan untuk mengobati penyakit yang diakibatkan infeksi mukormikosis.

Baca juga: India Catatkan Lebih dari 4.300 Korban Meninggal karena Jamur Hitam

"Mucormycosis seperti kanker yang menyebar dengan cepat yang menyerang tubuh," kata dokter spesialis penyakit menular yang berbasis di Mumbai, dr Tanu Singhal.

Sementara oengobatan antijamur jangka panjang pun mengalami kenaikan tarif.

"Keseluruhan biaya perawatan termasuk operasi naik hingga 4.000 rupee India (54,452 dollar AS) menjadi 5.000 rupee India (68,065 dollar AS)," ujar Singhal.

Jika dikonversi ke rupiah, 4.000 rupee sekitar Rp 780 ribu dan 5.000 rupee sekitar Rp 970 ribu.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi