Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perhatikan Dosis, Ini Bahayanya Overdosis Konsumsi Vitamin

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/Pixelbliss
Ilustrasi multivitamin, vitamin C
|
Editor: Inggried Dwi Wedhaswary

KOMPAS.com - Mengonsumsi vitamin dianjurkan sebagai bagian dari upaya meningkatkan kesehatan dan kondisi tubuh.

Di tengah lonjakan kasus Covid-19, pasien diresepkan berbagai vitamin seperti Vitamin C, D, E dan Zinc.

Perlu diketahui, vitamin harus dikonsumsi sesuai dosis yang tetap dan dengan anjuran dokter.

Jika asupan vitamin didapat dari buah dan sayur, maka tidak akan menimbulkan efek samping yang berbahaya.

Akan tetapi, mengonsumsi vitamin ekstraktif dengan dosis berlebih bisa menimbulkan risiko kesehatan yang mengkhawatirkan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada 13 vitamin yang dibagi menjadi 2 kategori yaitu larut dalam lemak dan larut dalam air.

Baca juga: Mana yang Baik: Minum Kopi Dulu atau Suplemen Vitamin?

Berikut bahaya vitamin yang dikonsumsi berlebih:

Vitamin C

Vitamin C adalah vitamin yang larut dalam lemak. Meki toksisitasnya relatif rendah, konsumsi yang berlebih bisa menimbulkan efek samping berbahaya.

Melansir Webmd.com, terlalu banyak vitamin C atau zinc dapat menyebabkan mual, diare, dan kram perut.

"Kebanyakan orang tidak menyadari bahwa tidak ada keuntungan nyata dari mengonsumsi vitamin dan mineral melebihi jumlah yang direkomendasikan, dan mereka tidak menyadari bahwa mungkin ada kerugiannya," kata Johanna Dwyer, RD, peneliti senior di Institut Kesehatan Inggris (NIH).

Tingkat asupan maksimal vitamin C yang dapat ditoleransi adalah 2.000 mg.

Vitamin B

Ada berbagai macam Vitamin B seperti Vitamin B1 (thiamine), Vitamin B2 (riboflavin), Vitamin B3 (niacin), Vitamin B5 (pantothenic acid), Vitamin B6 (pyridoxine), Vitamin B7 (biotin), Vitamin B9 (folate), dan Vitamin B12 (cobalamin).

Mengutip Healthline, mengonsumsi vitamin B6 dosis tinggi dapat menyebabkan kerusakan saraf permanen.

Konsumsi berlebihan B6 dalam jangka panjang dapat menyebabkan gejala neurologis yang parah, lesi kulit, kepekaan terhadap cahaya, mual, dan mulas, dengan beberapa gejala ini terjadi pada asupan 1-6 gram per hari.

Sementara, mengonsumsi B3 atau niasin lebih dari 2 gram per hari dapat menyebabkan kerusakan hati.

Ketika diminum dalam bentuk asam nikotinat, niasin dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, sakit perut, gangguan penglihatan, dan kerusakan hati jika dikonsumsi dalam dosis 1-3 gram per hari.

Sementaran, terlalu banyak B9 (folat) dapat mempengaruhi fungsi mental, berdampak negatif pada sistem kekebalan tubuh, dan menutupi kekurangan vitamin B12 yang berpotensi parah.

Vitamin A

Terlalu banyak mengonsumsi suplemen vitamin A bisa menimbulkan gejala seperti mual, peningkatan tekanan intrakranial, koma, dan bahkan kematian.

Hipervitaminosis A disebabkan oleh konsumsi satu dosis besar lebih dari 200 mg vitamin A, atau penggunaan kronis lebih dari 10 kali asupan harian yang direkomendasikan.

Tingkat asupan maksimal vitamin A yang dapat ditoleransi adalah 3.000 mcg RAE.

Vitamin D

Suplemen vitamin D dosis tinggi dapat menyebabkan gejala berbahaya seperti penurunan berat badan, kehilangan nafsu makan, dan detak jantung tidak teratur.

Overdosis vitamin D juga dapat meningkatkan kadar kalsium darah, yang dapat menyebabkan kerusakan organ.

Tingkat asupan maksimal vitamin D yang dapat ditoleransi adalah 4.000 IU.

Vitamin D lebih dari 50.000 IU (International Unit) setiap hari, dalam jangka panjang dapat menyebabkan kadar kalsium darah menjadi tinggi (hiperkalsemia).

Pada tingkat yang paling parah, dapat menyebabkan kematian.

Vitamin E

Vitamin E dikenal sebagai jenis vitamin yang berguna untuk memelihara kesehatan kulit.

Banyak produk suplemen vitamin E yang menjanjikan efek baik bagi kesehatan.

Akan tetapi, konsumsi terlalu banyak suplemen vitamin E juga bisa berbahaya.

Suplemen vitamin E dosis tinggi bisa mengganggu pembekuan darah, menyebabkan perdarahan, dan menyebabkan stroke hemoragik.

Tingkat asupan maksimal vitamen E yang dapat ditoleransi adalah 1.000 mg.

Vitamin K

Vitamin K memiliki potensi toksisitas yang rendah. Vitamin K berinteraksi dengan obat-obatan tertentu, seperti warfarin dan antibiotik.

Mengonsumsi vitamin K non-sintetis dosis tinggi tampaknya relatif tidak berbahaya, sehingga tingkat asupan maksimal (UL) belum ditetapkan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi