KOMPAS.com - Sudah banyak ilmuwan yang mengatakan bahwa vaksinasi adalah upaya paling efektif untuk menghentikan krisis akibat pandemi Covid-19.
Akan tetapi, sejak awal vaksin Covid-19 dari perusahaan farmasi di berbagai negara dipromosikan, muncul informasi-informasi keliru dan menyesatkan yang menghambat proses vaksinasi.
Hal itu terjadi juga di Indonesia, bahkan banyak penduduk Tanah Air yang percaya terhadap informasi keliru soal vaksin dan akhirnya menolak vaksinasi.
Selain beberapa masalah lainnya, informasi keliru soal vaksin Covid-19 terbukti menjadi penghambat proses vaksinasi nasional yang sampai saat ini masih jauh dari target ideal.
Lalu, apa saja informasi keliru soal vaksin Covid-19?
Sebagaimana diberitakan KOMPAS.com pada Rabu (21/7/2021), berikut ini 8 informasi keliru tentang vaksin Covid-19 yang perlu diwaspadai masyarakat Indonesia.
Baca juga: Hal yang Perlu Diketahui Sebelum, Saat, dan Setelah Disuntik Vaksin Covid-19
1. Vaksin tak perlu diberikan bagi orang yang pernah terinfeksi Covid-19
Faktanya, orang yang pernah terinfeksi tetap harus mendapatkan vaksin Covid-19, sebab sampai sekarang, belum ada yang bisa memastikan berapa lama seseorang dapat terlindungi setelah sembuh dari paparan virus Corona.
Durasi kekebalan alami atau kekebalan yang didapat setelah sembuh dari infeksi tidak sama pada setiap orang, namun beberapa bukti mengatakan, kondisi itu tidak akan bertahan lama.
2. Sebabkan kemandulan pada perempuan
Menanggapi informasi ini, para ilmuwan mengatakan, urutan asam amino (dibagi antara protein spike dan protein plasenta) tidak dapat mempengaruhi kesuburan.
Oleh sebab itu, informasi yang menyebut vaksin Covid-19 dapat menyebabkan kemandulan pada perempuan adalah keliru atau tidak benar.
3. Vaksin membuat orang positif Covid-19
Tujuan pembuatan vaksin adalah membangun antibodi terhadap virus Corona, sehingga saat individu terpapar Covid-19, gejala yang muncul tidak akan berat.
Baca juga: Melihat Jenis dan Dosis Penyuntikan Vaksin Covid-19
Hal itu menunjukkan, informasi yang menyebut vaksin justru akan membuat penerimanya terinfeksi Covid-19 adalah keliru.
4. Vaksin Covid-19 dapat mengubah DNA
Vaksin tidak berinteraksi dengan DNA melalui cara apapun, sehingga informasi yang menyebut vaksin Covid-19 dapat mengubah DNA penerimanya adalah keliru.
Vaksin mengirim materi genetik ke sel untuk membangun antibodi terhadap virus Corona, tetapi materi genetik itu tidak pernah memasuki inti sel, yang merupakan tempat DNA tersimpan.
5. Vaksin tidak aman karena dibuat sangat cepat
Sebelum diluncurkan, vaksin Covid-19 telah melewati serangkaian uji klinis dengan standar yang sangat ketat.
Setiap vaksin yang ada saat ini telah terbukti aman dan efektif, sehingga informasi yang menyebut sebaliknya adalah keliru.
6. Vaksin Covid-19 mengandung chip
Sudah lama beredar isu yang mengatakan bahwa vaksin Covid-19 mengandung chip, yang nantinya digunakan untuk mengendalikan tubuh manusia.
Spesialis Penyakit Menular di University of Chicago Medicine, dr Stephen Schrantz mengatakan, informasi semacam itu sudah jelas keliru dan menyesatkan.
"Tidak, mendapatkan vaksin Covid-19 tidak dapat menyebabkan lengan Anda menjadi magnet. Ini tipuan, jelas dan sederhana," ujarnya.
7. Vaksin Covid-19 sebabkan lamban berpikir dan susah menghafal
Ahli Patologi Klinis yang juga Direktur RS UNS, Tonang Dwi Ardyanto menyatakan, informasi mengenai vaksin Covid-19 yang bisa menyebabkan gangguan otak seperti lamban berpikir dan sulit menghafal adalah klaim yang tidak benar.
"Yang jelas, anak-anak kita, yang bahkan kurang dari 1 tahun, sudah rutin mendapatkan vaksin termasuk yang metode pembuatannya sama: inactivated. Itu sudah bukti nyata," kata Tonang.
Baca juga: Ada Jasa Bikin Sertifikat Vaksin Tanpa Perlu Vaksinasi, Ini Warning dari Satgas Covid-19
8. Vaksin Covid-19 sebabkan kematian dini
Sempat beredar kabar yang menyebut bahwa vaksin Covid-19 dapat membuat penerimanya mengalami kematian dini. Jika ingin bertahan, masyarakat harus kembali vaksinasi.
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19, Siti Nadia Tarmizi mengatakan bahwa informasi tersebut tidak benar alias hoaks.
Vaksin Covid-19 dibuat agar membentuk kekebalan kelompok untuk mencegah penyakit dan kematian akibat virus Corona.
"Coba kalau benar ini pasti ada di jurnal ilmiah ya," tegasnya.
Sumber: KOMPAS.com
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.